Terdapat delapan jenis kelainan sex yang harus diwaspadai. Beberapa di antaranya pedofilia, masokisme, voyeurisme, transvetitisme, hingga eksibisionisme.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
24 Feb 2020
Ilustrasi pelaku voyeurisme yang suka mengintip
Table of Content
Kelainan seksual adalah kondisi ketika seseorang terangsang dengan membayangkan atau terlibat dalam hubungan seksual yang tidak biasa, sudah berlangsung lama, dan bahkan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Kelainan sex dapat menjadi penyimpangan seksual yang merupakan penyakit mental jika pelakunya membahayakan psikologis atau fisik orang lain.
Advertisement
Kelainan ini dapat terjadi pada siapa saja, tapi lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan. Penyebabnya banyak faktor, misalnya trauma masa lalu atau perubahan fisik yang mendadak, tapi tak jarang juga penyebabnya tidak diketahui.
Jenis kelainan seksual sangat banyak dan beragam. Namun, berdasarkan panduan yang dikeluarkan Akademi Psikiater Amerika (APA), terdapat delapan jenis kelainan sex maupun penyimpangan seksual yang dibukukan dalam DSM-5, yaitu:
Orang yang memiliki kelainan seksual ini kerap memamerkan alat kelaminnya kepada orang asing. Pelaku eksibisionis akan meraih kepuasan seksual ketika korbannya terlihat kaget, syok, atau bahkan terkesan dengan perbuatan tersebut.
Secara fisik, kelainan sex ini tidak menyebabkan kerugian bagi orang lain. Meski demikian, tidak dipungkiri bahwa tindakan tersebut menimbulkan keresahan, apalagi jika pelaku eksibisionis sampai bermasturbasi ketika memperlihatkan kemaluannya tersebut.
Kelainan seksual ini akan membuat seseorang akan mendapatkan kepuasan lewat fantasi seksual ‘berhubungan’ dengan benda mati. Misalnya, pelakunya akan terangsang ketika menyentuh, merasakan, memasukkan, atau mencium berbagai benda mati, seperti celana dalam, baju, sepatu, dan lain-lain.
Seseorang dengan fetish bisa menggunakan benda tersebut untuk bermasturbasi. Bisa juga, rangsangan terhadap benda mati itu disalurkan lewat berhubungan seksual dengan pasangan yang harus mengenakan benda spesifik tersebut.
Pada pria dengan fetisisme, berhubungan seksual dengan pasangan tanpa kehadiran benda yang membuat terangsang bisa sampai mengakibatkan disfungsi ereksi.
Transvetitisme alias fetisisme tranvestik adalah perilaku yang ditunjukkan seseorang dengan berpakaian seperti lawan gendernya. Misalnya, seorang laki-laki berpakaian seperti wanita atau sebaliknya, dan bisa dilakukan oleh seorang heteroseksual maupun homoseksual.
Pemilik perilaku seksual menyimpang ini bisa hanya menggunakan sebagian identitas lawan jenis (misalnya pria menggunakan lingerie) atau bisa juga berpakaian seluruhnya seperti lawan jenis. Berperilaku seperti itu akan membuat orang yang menderita kondisi ini mencapai kepuasan seksual, meski tidak melakukan hubungan seksual dengan siapa pun.
Pelaku kelainan sex ini disebut juga sebagai pengintip. Pasalnya, mereka memang menjalankan aksinya dengan mengintip orang asing saat mandi, berganti pakaian, atau saat berhubungan seksual dengan orang lain.
Meski demikian, para pengintip tidak bertujuan memperkosa atau melakukan hubungan seksual dengan orang yang diintipnya. Mereka hanya ingin masturbasi dan mencapai kepuasan seksual dengan melihat aktivitas orang asing lewat lubang intip tersebut.
Baca Juga
Anda pernah mendengar ada pria yang senang menggesek-gesekkan kemaluannya pada wanita yang tak dikenalnya di tempat umum, misalnya di gerbong kereta api? Nah, itu adalah salah satu bentuk kelainan seksual yang dinamakan frotteurisme.
Anda dikatakan menderita frotteurisme bila sudah merasakan kelainan ini dalam periode 6 bulan beruntun. Jika Anda merasa memilikinya, berkonsultasi dengan ahli kejiwaan bisa mengurangi keinginan untuk melakukan penyimpangan seksual yang bisa berujung pidana ini.
Kelainan sex ini dicirikan dengan kepuasan seseorang yang hanya dapat dicapai ketika ia dipermalukan atau dilakukan secara kasar oleh pasangan saat melakukan aktivitas seksual. Masokisme bisa berbentuk hanya sebatas verbal hingga perlakuan yang menyakiti fisik, seperti memukul hingga membakar diri.
Salah satu aliran masokisme yang bisa berbahaya adalah asfiksiasi autoerotis, yakni ketika masokis mencekik dirinya sendiri (atau meminta bantuan pasangan seksualnya). Tujuannya adalah kesulitan bernapas hingga akhirnya mencapai klimaks, namun hal ini tak jarang berlangsung di luar batas hingga menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.
Sadisme bisa dikatakan sebagai penyimpangan seksual yang mungkin berujung pada hukuman pidana. Pasalnya, orang dengan kelainan ini hanya mencapai kepuasan secara seksual setelah melakukan adegan sadis pada pasangannya, misalnya teror, pemerkosaan, hingga pembunuhan.
Penyimpangan seksual lainnya yang tak kalah sadis adalah pedofilia, yakni ketika orang dewasa menunjukkan hasrat seksual dengan anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun. Penyimpangan yang dilakukan bisa berupa memaksa anak menonton mereka masturbasi, membuka baju anak, menyentuh kemaluannya, hingga berhubungan seksual.
Pedofil bukan hanya menyasar anak pada umumnya, namun juga bisa mengincar anak mereka sendiri. Tindakan pedofilia dapat dikategorikan sebagai pemerkosaan dan orang yang melakukannya bisa dituntut dan dihukum secara pidana.
BACA JUGA: Perilaku Nymphomaniac Membahayakan Penderitanya, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Seseorang kadang tidak menyadari bahwa diri mereka mengalami kelainan seksual. Namun, jika Anda merasa memiliki kecenderungan tersebut, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikiater demi menghindari kemungkinan gangguan tersebut meningkat menjadi penyimpangan seksual.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Memberikan seks oral pada pasangan bisa menambah sensasi saat di ranjang. Dengan mempelajari teknik menjilat vagina yang benar, dijamin si Dia akan ketagihan.
8 Sep 2023
Sebagian pasangan kerap menggunakan minyak kelapa untuk pelumas seks. Hal tersebut dilakukan guna mempermudah dan menambah kenikmatan bercinta, namun amankah dilakukan?
26 Mei 2020
Kekerasan seksual beda dengan pelecehan seksual. Bukan hanya perkosaan, kekerasan seksual bisa meliputi menyebar foto telanjang, memaksa istri atau suami untuk berhubungan seksual, hingga paksaan melakukan aborsi.
29 Jan 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved