Kelainan posisi plasenta pada saat kehamilan, seperti plasenta previa, dapat membahayakan nyawa Anda dan janin. Kondisi ini, plasenta menempel di dinding rahim bagian bawah. Akibatnya, leher rahim yang merupakan jalan lahir pun akan tertutup.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
31 Mei 2019
Kelainan plasenta, seperti plasenta previa, dapat membahayakan nyawa Anda dan janin.
Table of Content
Ibu hamil perlu mewaspadai berbagai komplikasi kehamilan, salah satunya gangguan kelainan plasenta. Selama hamil, plasenta menyuplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan calon buah hati selama berada di kandungan Anda.
Advertisement
Plasenta juga berperan memblokade racun yang mungkin terdapat dalam tubuh Anda sehingga tidak mencemari darah janin. Itulah mengapa, plasenta adalah bagian penting dalam kehamilan yang perlu Anda jaga kondisinya.
Normalnya, posisi plasenta ada di bagian atas, samping, depan, maupun belakang dari rahim Anda. Namun tidak menutup kemungkinan letaknya dapat berubah bahkan menutup jalan lahir.
Baca Juga
Tidak sedikit ibu hamil yang mengalami kelainan pada posisi plasenta. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan pada ibu ketika atau selepas melahirkan.
Plasenta previa atau plasenta letak rendah merupakan gangguan posisi plasenta yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menempel di dinding rahim bagian bawah dan menutup jalan lahir.
Penyebab plasenta di bawah (plasenta previa) belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalaminya adalah ketika hamil di umur 35 tahun atau lebih, memiliki bentuk rahim tidak normal, merokok, hingga pernah keguguran.
Terdapat beberapa jenis plasenta previa yang mungkin dialami oleh ibu hamil. Mulai dari plasenta previa komplit, parsial, dan marjinal.
Baca juga: Perdarahan Hingga Plasenta Tertahan, Ini 7 Tanda Bahaya Persalinan
Plasenta previa komplet berarti letak plasenta yang sepenuhnya menutupi serviks, sedangkan jenis parsial mendeskripsikan posisinya yang menutupi sebagian serviks. Sementara plasenta previa marginal merupakan posisi plasenta yang melebar hingga ke pinggir serviks.
Bila mengalami plasenta previa, dokter umumnya akan memantau kondisi kandungan dengan lebih teliti. Kenapa?
Pasalnya, semakin besarnya janin, maka plasenta juga akan itu meregang, jika posisinya menempel pada jalan lahir maka dapat memicu komplikasi berbahaya bagi ibu dan janin.
Misalnya, perdarahan saat hamil, perdarahan usai melahirkan, kelahiran prematur, hingga infeksi pada janin. Dokter juga bisa menyarankan Anda untuk melahirkan lewat operasi caesar untuk meminimalisir komplikasi ini.
Baca juga: Kenali Letak Plasenta Normal agar Tak Hadapi Komplikasi Persalinan
Di samping plasenta previa, ada juga sederet kelainan pada plasenta yang perlu Anda waspadai. Apa sajakah jenisnya?
Biasanya, plasenta akan melepaskan diri dari rahim ibu ketika proses persalinan selesai. Namun pada plasenta akreta, hal itu tidak terjadi karena pembuluh darah atau bagian lain dari plasenta masih menempel erat di dinding rahim.
Penyebab plasenta lengket umumnya berkaitan dengan kelainan pada lapisan rahim akibat terbentuknya jaringan parut setelah operasi caesar atau operasi rahim. Bekas luka ini menyebabkan plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan plasenta akreta adalah hamil di usia tua, kelainan rahim, plasenta menutupi serviks hingga karena telah banyak mengandung.
Plasenta akreta dapat menyebabkan Anda mengalami persalinan dengan perdarahan hebat. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan operasi caesar jika mengalaminya. Operasi pengangkatan rahim atau histerektomi juga terkadang dianjurkan.
Berkebalikan dengan plasenta akreta, plasenta terkadang sudah melepaskan diri dari dinding rahim sebelum masa persalinan tiba. Kondisi ini dinamakan solusio plasenta dan cukup umum dialami oleh ibu hamil.
Kelainan perlekatan plasenta (solusio) yang satu ini dapat dapat menyebabkan janin kekurangan suplai oksigen maupun nutrisi. Akibatnya, perkembangan janin akan terganggu hingga harus dilahirkan sebelum waktunya (prematur).
Jika Anda merasa gejala berupa sakit perut, kontraksi, maupun keluar flek darah warna kehitaman, perut keras seperti papan, segera periksakan diri ke dokter. Langkah ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan bayi meninggal di dalam kandungan (stillbirth).
Plasenta harus segera dikeluarkan tidak lama setelah bayi lahir. Jika seluruh plasenta tidak keluar juga setelah 30 menit, sang ibu bisa dianggap mengalami retensi plasenta.
Retensi plasenta dapat membahayakan nyawa Anda karena bisa memicu perdarahan pascapersalinan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Plasenta mungkin sudah luruh sepenuhnya dari dinding rahim, namun tidak bisa keluar karena terjebak serviks yang sudah menutup sebagian.
Plasenta yang masih menempel di dinding rahim, baik di permukaan (adheren) maupun di lapisan dalam (akreta).
Kelainan plasenta pada kehamilan juga bisa dari bentuk dan fungsinya. Kelainan bentuk plasenta yang paling umum adalah insufisiensi plasenta (placental insufficiency).
Ini merupakan kondisi di mana plasenta tidak berkembang dengan sempurna atau rusak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh aliran darah yang tidak mencukupi di masa kehamilan akibat efek samping obat-obatan, anemia, diabetes, merokok hingga tekanan darah tinggi (hipertensi).
Akibat dari kelainan plasenta ini, janin berisiko mengalami kelainan (cacat bawaan lahir), persalinan prematur, hingga berat badan lahir rendah.
Baca juga: Penyebab Pengapuran Plasenta dan Risikonya Untuk Ibu dan Janin
Segera berkonsultasi ke dokter, jika Anda mendeteksi adanya tanda plasenta bermasalah seperti sakit perut, nyeri punggung berat, perdarahan pada vagina hingga kontraksi rahim terus-menerus sebelum waktu persalinan tiba.
Jangan memaksakan diri untuk melakukan persalinan normal melalui vagina jika Anda mengalami kelainan posisi plasenta. Bicarakan dengan pasangan dan konsultasikan ke dokter agar penanganan yang tepat bisa dilakukan.
Keselamatan Anda dan bayi Anda merupakan hal yang paling penting. Melahirkan melalui persalinan caesar pun tidak akan mengurangi nilai Anda sebagai seorang ibu.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter seputar kelainan plasenta, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat jalan-jalan bagi ibu hamil adalah meningkatkan keharmonisan rumah tangga. Agar keamanan tetap terjaga, sebaiknya ibu hamil bepergian jauh saat usia kehamilan mencapai trimester 2.
14 Apr 2023
Perbedaan hamil pertama dan kedua bisa terlihat dari perut yang lebih cepat membesar. Ibu hamil juga merasa payudara tidak sesensitif kehamilan pertama kali.
6 Mar 2023
Pemeriksaan USG pertama biasanya mulai di usia kehamilan 4-5 minggu. Namun, USG bayi kembar lebih disarankan dilakukan setelah minggu ke-10. USG juga bisa mendeteksi apakah Anda hamil bayi kembar identik atau non-identik.
17 Nov 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved