Kelahiran prematur adalah proses persalinan yang terjadi saat kandungan memasuki usia 20 minggu dan belum memasuki 37 minggu. Bayi prematur biasanya tumbuh lebih lambat daripada bayi normal
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
28 Des 2021
persalinan prematur dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk Ibu saat mengandung.
Table of Content
Persalinan prematur adalah proses persalinan yang terjadi saat kandungan memasuki usia 20 minggu dan belum memasuki 37 minggu. Semakin dini kelahiran prematur terjadi, maka risiko gangguan kesehatan yang dimiliki bayi prematur juga semakin tinggi.
Advertisement
Tidak sedikit bayi prematur yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif. Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya kelahiran prematur belum jelas. Namun, beberapa faktor risiko dapat memperbesar kemungkinan seorang wanita melahirkan sebelum waktunya.
Baca Juga
Penyebab kelahiran prematur sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Namun, ketuban pecah di awal merupakan salah satu penyebab utama kelahiran prematur.
Selain itu, sejumlah faktor lainnya yang juga bisa meningkatkan risiko penyebab persalinan prematur adalah:
Preeklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine selama kehamilan. Jika tidak segera ditangani, preeklampsia dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Bentuk rahim yang abnormal atau serviks yang terbuka sebelum waktu persalinan dapat menyebabkan kontraksi dini. Mengalami kontraksi dini menyebabkan bayi harus lahir lebih awal atau lahir secara prematur.
Riwayat dan gen keluarga memiliki pengaruh dalam kelahiran prematur. Jika ada anggota keluarga, termasuk Anda, yang mempunyai riwayat kelahiran prematur dalam keluarga, maka hal tersebut nantinya dapat memengaruhi metode persalinan yang akan dijalani.
Seorang ibu remaja yang sudah hamil di bawah usia 17 tahun akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi prematur. Bukan hanya hamil di usia muda, kehamilan tua atau hamil di usia 35 tahun ke atas juga dapat meningkatkan risiko persalinan prematur. Risiko pun semakin meningkat jika Anda berusia 40 tahun ke atas.
Penyebab bayi lahir prematur lainnya adalah karena infeksi vagina. Infeksi pada vagina, seperti vaginosis bakteri ataupun infeksi lainnya, dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir prematur.
Jika tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg, maka Anda mengalami hipertensi. Kondisi tekanan darah tinggi ini memberi efek pada pertumbuhan bayi, yang dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Sekitar 5-10% wanita hamil mengalami diabetes gestasional. Ibu yang mengalami diabetes gestasional umumnya akan mengalami risiko komplikasi persalinan, yakni salah satunya adalah melahirkan prematur.
Jika mengandung bayi kembar, maka peluang Anda untuk melahirkan bayi prematur meningkat. Sekitar 60% bayi kembar, dan 90% bayi kembar tiga, biasanya lahir dalam kondisi prematur.
Jika pernah menjalani aborsi pada kehamilan sebelumnya, maka Anda berisiko melahirkan bayi prematur pada kehamilan selanjutnya. Risiko semakin meningkat jika Anda hamil dalam waktu lebih cepat, seperti enam bulan setelah aborsi.
Jika pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya, maka ada kemungkinan Anda akan menjalani persalinan prematur. Risiko pun meningkat jika keguguran terjadi di akhir kehamilan.
Mengonsumsi alkohol dan kebiasaan merokok dapat menyebabkan kelahiran prematur. Tak hanya perokok aktif, perokok pasif juga berbahaya bagi kehamilan. Selain itu, kebiasaan ini dapat pula menyebabkan berbagai komplikasi lain, seperti masalah plasenta, bahkan kematian bayi.
Selain yang telah disebutkan, risiko persalinan prematur akan semakin tinggi jika ibu hamil terlalu gemuk atau terlalu kurus, janin menderita cacat lahir tertentu selama di dalam kandungan hingga mengandung bayi tabung (IVF).
Baca juga: Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Salah Satunya Anemia
Untuk mengantisipasi kelahiran bayi prematur, Anda perlu mencermati berbagai tanda-tanda persalinan prematur, seperti:
Beberapa gejala kelahiran dini memang cukup umum dan sulit dibedakan dengan gejala kehamilan biasa. Supaya lebih aman, konsultasikan dengan dokter ketika mengalami beberapa kondisi tersebut. Atau, Anda dapat memeriksa sendiri jenis kontraksi yang terjadi.
Baca Juga
Penanganan persalinan prematur disesuaikan dengan kondisi kehamilan ibu. Dikutip dari penelitian dalam NCBI, berikut sejumlah tindakan awal yang mungkin dilakukan saat menghadapi kelahiran prematur:
Jika memungkinkan, kelahiran prematur dapat dilakukan melalui proses persalinan normal. Namun, jika dilakukan melalui persalinan normal, bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk sungsang. Sehingga, dokter kandungan mungkin akan menyarankan untuk melahirkan secara operasi caesar.
Lantas pada kondisi apa seorang ibu harus melahirkan prematur? Kondisi ini terjadi ketika ibu hamil mengalami kontraksi rahim yang mengakibatkan terbukanya leher rahim (serviks), sehingga membuat janin masuk jalan lahir.
Ketika bayi telah masuk jalan lahir, ibu hamil akan menunjukkan gejala persalinan prematur. Untuk memastikan gejala tersebut, sebagai langkah awal, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan.
Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengukur frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi dengan menggunakan CTG. Dokter juga mungkin akan menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan lain, seperti USG dari vagina, pemeriksaan lendir serviks hingga tes usap vagina (vaginal swab).
Meski bayi prematur tetap dapat tumbuh sehat dan normal seperti bayi yang lahir tepat waktu, namun tetap memiliki risiko bahaya, seperti:
Untuk itu, Anda perlu berhati-hati dalam melakukan aktivitas apapun terutama yang meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Baca juga: Perdarahan Hingga Plasenta Tertahan, Ini 7 Tanda Bahaya Persalinan
Salah satu cara paling sederhana untuk memastikan terjadinya persalinan bayi prematur yakni melalui diagnosis kontraksi yang terjadi. Jika Anda mengalami kontraksi seperti berikut, maka segera berkonsultasi ke dokter.
Berikut cara memeriksa kontraksi persalinan prematur yang dijadikan sebagai tanda kapan harus ke dokter:
Segeralah menuju rumah sakit apabila dokter atau bidan menyatakan kelahiran bayi prematur akan terjadi. Sebaliknya, kontraksi yang terjadi bisa jadi merupakan kontraksi palsu atau yang bisa disebut Braxton Hicks.
Jika dokter atau menyatakan demikian, maka Anda hanya perlu beristirahat dan kontraksi akan menghilang dengan sendirinya.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter terkait risiko persalinan prematur, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Ngidam adalah hal yang biasa dialami oleh ibu hamil. Namun, jika seorang ibu hamil ngidam aneh ingin makan sesuatu yang berbahaya dan tidak sehat, seperti tanah atau detergen, perlu dipahami bahwa itu bukanlah ngidam biasa. Gangguan pica terjadi saat ibu hamil ngidam untuk makan hal-hal yang tidak memiliki nilai nutrisi.
16 Mei 2019
Beberapa tanda IUD bermasalah adalah posisi iUD bergeser, IUD sudah kedaluwarsa, dan terjadi kehamilan. Risiko terjadinya IUD yang bermasalah jadi lebih besar pada wanita yang berusia muda dan baru menjalani aborsi medis.
8 Mei 2023
Cara menghitung usia kehamilan jika haid tidak teratur dilakukan dengan beragam cara. Ibu bisa melakukannya dengan bantuan dokter kandungan untuk mengukur panjang janin dari sisi satu ke sisi lain.
24 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved