Kejang Belum Tentu Gejala Epilepsi, Kenali Jenis-jenis Kejang Ini

Seringkali kejang disalahartikan sebagai epilepsi. Padahal, tidak semua orang yang mengalami kejang mengidap gejala epilepsi.
Kejang merupakan kondisi tidak terkontrolnya gangguan aliran listrik pada otak yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat mengubah perilaku, gerakan atau perasaan, hingga kesadaran seseorang.
[[artikel-terkait]]
Kejang tidak selalu menandakan seseorang mengidap epilepsi. Beberapa kondisi lain dapat menyebabkan kejang, seperti demam terutama pada anak usia di bawah 5 tahun, ketidakseimbangan elektrolit, pengobatan nyeri dan depresi, juga cedera kepala.
Tanda-tanda Kejang
Tanda-tanda seseorang mengalami kejang yaitu:
- Kebingungan yang sesaat
- Tatapan tidak seperti biasa atau memandang hanya ke salah satu sisi
- Pergerakan lengan dan kaki yang tiba-tiba dan tidak terkontrol atau justru menjadi kaku atau lurus dalam waktu tertentu
- Tidak sadar dan tidak peka terhadap sekitar
- Mulut mengecap
Kejang yang terus berulang bisa jadi merupakan gejala epilepsi pada seseorang.
Apa saja gejala epilepsi?
Epilepsi sendiri adalah kelainan sistem saraf pusat di mana aktivitas otak menjadi tidak normal dan menyebabkan kejang.
WHO menyebutkan bahwa lebih dari 50 juta jiwa penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsi. Fakta ini menjadikan epilepsi salah satu penyakit saraf paling banyak di dunia.
Semua orang yang mengidap epilepsi pasti memiliki gejala epilepsi berupa kejang. Hanya saja, kejang pada epilepsi memiliki bermacam-macam jenis.
1. Kejang parsial atau fokal
Kejang ini terjadi akibat aktivitas otak yang tidak normal hanya terjadi pada sebagian daerah otak.
- Kejang parsial tanpa penurunan kesadaran
Kejang jenis ini biasanya ditandai dengan gerakan tiba-tiba dari sebagian tubuh seperti lengan atau kaki. Setelah kejang, seseorang pun tahu bahwa telah terjadi kejang pada dirinya.
- Kejang parsial dengan penurunan kesadaran
Tanda serupa juga terjadi pada kejang jenis ini. Hanya saja kejang ini disertai dengan penurunan kesadaran, sehingga seseorang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami sebuah kejang.
2. Kejang umum
Kejang ini terjadi karena aktivitas abnormal otak yang terjadi pada seluruh bagian otak.
- Kejang absans
Kejang ini sebelumnya dikenal dengan istilah kejang petit mal dan biasanya terjadi pada anak-anak. Saat kejang ini berlangsung, seseorang akan memiliki pandangan ke satu arah dengan mata atau bibir yang membuka dan menutup.
- Kejang tonik
Kejang tipe tonik membuat kaku otot seseorang. Biasanya otot punggung, tangan, dan kaki yang akan mengalami kekakuan. Kondisi ini seringkali ditandai dengan jatuhnya seseorang tiba-tiba.
- Kejang atonik
Kejang tipe ini membuat seseorang tidak dapat mengendalikan ototnya sehingga mudah untuk terjatuh. Bedanya dengan kejang tonik, kejang ini tidak membuat otot menjadi kaku.
- Kejang klonik
Kejang klonik memiki tanda gerakan otot yang berulang dan tiba-tiba. Biasanya otot yang terlibat meliputi otot leher, wajah, dan lengan.
- Kejang mioklonik
Kejang tipe mioklonik terjadi sebagai gerakan tiba-tiba yang singkat dari lengan atau kaki seseorang.
- Kejang tonik-klonik
Kejang gabungan tonik-klonik ini sebelumnya dikenal dengan kejang grand mal. Kejang jenis ini memiliki tanda kombinasi kejang tonik dan klonik yaitu kekakuan otot yang bergantian dengan gerakan otot yang tiba-tiba dan berulang. Terkadang seseorang dengan kejang tipe ini sampai menggigit lidahnya sendiri atau buang air kecil.
Pertolongan pertama pada seseorang yang kejang sangatlah penting dan memengaruhi kondisi orang tersebut ke depannya. Ketahui tanda kejang dan gejala epilepsi yang ada di sekitar Anda.
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seizure/symptoms-causes/syc-20365711
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epilepsy/symptoms-causes/syc-20350093
Diakses 17 Mei 2019
WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy
Diakses 17 Mei 2019
Artikel Terkait
-
Stroke, Penyebab Kejang paling Umum pada Lansia
Stroke adalah salah satu penyebab kejang yang paling umum pada lansia. Namun, orang yang mengalami stroke, belum tentu juga akan mengalami epilepsi. Meski jarang diketahui, hubungan antara stroke, kejang, dan epilepsi sebenarnya cukup erat. -
Midazolam, Harapan Baru Pengobatan Kejang Akut Berulang
Kejang cluster atau kejang akut berulang meningkatkan risiko cedera fisik dan kematian. Kini, kejang berulang dapat diatasi dengan midazolam, semprotan hidung sekali pakai untuk individu berusia di atas 12 tahun.
Diskusi Terkait di Forum
Kejang Demam dan Leukemia
Dijawab oleh dr. Jeng Yuliana
Bagaimana apabila tidak sengaja menelan obat nyamuk ?
Dijawab oleh dr. Rahmita Dewi
Obat anti-epilepsi sulit ditemukan – Apakah ada penggantinya?
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!
