Jika seorang wanita hamil saat berusia di atas 35 tahun, maka kondisi tersebut bisa disebut sebagai kehamilan risiko tinggi. Meski begitu, kehamilan tetap bisa dijalani dengan sehat asalkan ibu menjalani pola hidup sehat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
8 Mei 2019
Anda tak perlu khawatir berlebihan saat hamil di usia 40 tahun
Table of Content
Kehamilan yang dialami saat wanita hamil di usia 40 tahun dapat disebut sebagai kehamilan berisiko tinggi. Sebab, risiko komplikasi kehamilannya lebih besar.
Advertisement
Namun, bukan berarti wanita yang hamil saat berusia 35 tahun ke atas tidak bisa menjalaninya dengan sehat. Selama melakukan pola hidup yang sehat dan mewaspadai risiko yang dapat muncul, maka proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar.
Hamil di usia 40 tahun masih saja mungkin terjadi dan boleh tetap dipertahankan, meski memang lebih sulit dan berisiko. Di usia 40 tahun, kesempatan untuk hamil akan semakin sedikit dibandingkan dengan kesempatan hamil di usia muda, umur 20-30 tahun.
Di usia 40 tahun, kesempatan wanita untuk hamil akan semakin menurun, bahkan di usia 43 tahun, peluang Anda untuk hamil hanya sampai 1-2 persen setiap tahunnya.
Selain itu, di usia ini, Anda akan lebih sedikit memproduksi sel telur dan berisiko mengalami kelainan kromosom. Adanya kelainan kromosom itu kemudian dapat memicu adanya masalah struktural atau kelainan kromosom yang lebih besar.
Baca Juga
Anda mungkin sudah sering mendengar istilah jam biologis, yang sering dijadikan sebagai patokan untuk kesuburan wanita. Hal ini menciptakan persepsi, seolah-olah wanita sudah tidak dapat hamil maupun menjalani kehamilan yang sehat, setelah melewati usia tertentu.
Padahal dengan kemajuan teknologi dunia kedokteran serta tingginya kesadaran ibu hamil akan kesehatan, hamil di usia 35 tahun ke atas, dapat dijalani layaknya kehamilan pada umumnya. Meski begitu, meningkatnya risiko komplikasi pada kehamilan tersebut juga tidak dapat dipandang sebelah mata.
Mengenali lebih jauh risiko hamil di atas usia 35 tahun, dapat membuat Anda lebih waspada, sehingga kehamilan lebih terjaga. Berikut ini risiko yang perlu Anda ketahui:
Semakin tua usia seorang wanita saat hamil, maka semakin tinggi juga risiko terjadinya kelainan kromosom pada bayi, atau cacat lahir. Kondisi ini merupakan penyebab terjadinya down’s syndrome.
Pada usia 25 tahun, risiko seorang wanita melahirkan bayi dengan gangguan kromosom adalah 1:1.250. Pada usia 35 tahun, risiko tersebut naik menjadi 1:400. Risiko paling besar dimiliki oleh ibu hamil yang berusia di atas 45 tahun.
Pada wanita yang berusia lebih tua, kualitas sel telur dapat menurun. Hal ini menyebabkan, semakin bertambahnya usia wanita, maka risiko keguguran juga akan semakin meningkat.
Sebuah penelitian menyebutkan, risiko keguguran pada wanita hamil yang berusia 20-24 tahun adalah sebesar 8.9%. Sementara itu pada wanita hamil berumur 45 tahun ke atas, risikonya mencapai 74.7%.
Selain keguguran, risiko bayi meninggal saat lahir juga semakin meningkat saat Anda hamil di atas usia 35 tahun.
Wanita yang saat hamil berusia di atas 35 tahun, berisiko lebih besar mengalami kenaikan tekanan darah (hipertensi gestasional) atau diabetes gestasional. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti keguguran, gangguan pertumbuhan janin, hingga komplikasi saat melahirkan.
Kelahiran prematur, yaitu kelahiran sebelum usia kandungan memasuki 37 minggu, berisiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang berusia lebih tua. Sehingga, ibu hamil yang berusia lebih tua, berpotensi melahirkan janin dalam kandungan dengan berat badan yang rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), memiliki bobot kurang dari 2.500 gram.
Hamil di usia 40 tahun atau hamil di usia tua di atas 35 tahun dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang menyebabkan bayi harus dilahirkan dengan operasi caesar.
Salah satu kondisi yang menyebabkannya adalah karena ibu hamil mengalami plasenta privia, yakni ketika plasenta menghalangi jalan lahir leher rahim (serviks).
Hamil di usia 40 tahun akan menyebabkan risiko persalinan yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi mental wanita hamil di usia ini dapat meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan, seperti induksi persalinan, operasi caesar hingga perdarahan.
Hamil di usia tua memiliki risiko 4-8 kali lebih besar mengalami kehamilan ektopik dibandingkan dengan kehamilan pada wanita di usia yang lebih muda. Tingginya risiko kondisi ini merupakan akibat dari akumulasi faktor risiko dari waktu ke waktu, seperti radang panggul hingga gangguan tuba falopi.
Baca Juga
Agar tetap sehat, berikut ini tips yang dapat Anda lakukan, saat menjalani kehamilan, dengan usia di atas 35 tahun:
Saat Anda merencanakan untuk hamil, berkonsultasilah dengan dokter maupun bidan, untuk mendapatkan saran dalam menjalani kehamilan yang sehat.
Jangan ragu untuk mendiskusikan lebih jauh mengenai kondisi kesuburan, serta cara meningkatkan potensi kehamilan.
Memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan maupun bidan, penting Anda lakukan, untuk memantau perkembangan kesehatan Anda dan janin.
Diskusikan dengan dokter maupun bidan, mengenai gejala yang Anda rasakan. Sehingga, Anda bisa mendapatkan perawatan dini, jika mengalami gangguan tertentu.
Saat hamil, Anda memerlukan lebih banyak asupan asam folat, kalsium, zat besi, vitamin D, serta nutrisi lainnya. Pastikan asupan harian Anda memiliki gizi yang seimbang.
Mengonsumsi suplemen atau vitamin sejak masih merencanakan kehamilan, juga dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan nutrisi.
Melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur, dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman yang muncul akibat kehamilan, menambah energi, serta meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan. Olahraga juga dapat membantu Anda mempersiapkan kehamilan, karena meningkatkan stamina serta kekuatan otot.
Selain keempat cara di atas, Anda juga disarankan untuk menghentikan konsumsi alkohol maupun kebiasaan merokok selama kehamilan. Asap rokok dan alkohol dapat meningkatkan risiko penyakit saat hamil, membuat bayi BBLR, hingga bayi mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental.
Anda juga disarankan untuk memantau kenaikan berat badan yang terjadi selama kehamilan, jangan sampai terjadi kekurangan maupun kelebihan berat badan. Kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan dapat mengurangi risiko komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional dan hipertensi saat hamil.
Agar ibu hamil di usia 40 tahun tidak kekuarangan gizi, cara terbaik untuk membantu memenuhi asupan nutrisinya adalah dengan mengonsumsi suplemen tambahan yang mengandung asam folat, zat besi dan kalsium. Suplemen ini dapat mencegah bayi cacat lahir seperti spina bifida.
Mendapatkan istirahat yang cukup sangat penting untuk ibu hamil di usia tua. Jangan terlalu bersemangat dalam beraktivitas dan memaksakan diri dalam pekerjaan. Simpan tenaga dengan istirahat yang cukup untuk menjaga kehamilan Anda tetap sehat di usia yang tidak lagi muda.
Bagi Anda yang hamil dan berusia 35 tahun ke atas, mewaspadai risiko yang dapat terjadi, tentu adalah hal yang baik. Namun, bukan berarti Anda harus khawatir berlebihan. Setiap kehamilan tentu memiliki risikonya masing-masing. Selama Anda menjalani pola hidup yang sehat dan aktif, maka ibu dan bayi juga akan selalu sehat.
Jika Anda ingin berkonsultasi lansung pada dokter terkait masa hamil di usia 40 tahun, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Hamil bukan alasan untuk berhenti aktif bergerak, terutama berolahraga. Bahkan, olahraga squat saat hamil aman dilakukan. Justru, senam ibu hamil dan prenatal yoga dengan gerakan squat bisa membantu memperkuat otot dasar panggul.
12 Mei 2021
Diastasis recti adalah berpisahnya kedua sisi otot rectus abdominis di perut karena kehamilan. Pelebaran jarak ini tidak langsung hilang setelah melahirkan dan bisa membuat perut ibu terlihat masih menonjol meski sudah melahirkan.
28 Jul 2022
Puting payudara yang gatal bisa terasa sangat tidak nyaman. Rasa gatal ringan adalah hal yang umum. Namun, berhati-hatilah saat gejala memburuk sampai terluka.
3 Feb 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved