Kehamilan risiko tinggi adalah masalah kesehatan yang muncul saat hamil, melahirkan, atau setelah melahirkan. Beberapa faktor kehamilan berisiko adalah penyakit bawaan hingga masalah yang muncul saat mengandung.
5 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kehamilan risiko tinggi bisa ditemukan pada ibu hamil dengan hipertensi
Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi yang menimbulkan masalah kesehatan pada kehamilan, kelahiran, atau setelah melahirkan.
Advertisement
Risiko ini tidak hanya dapat berdampak pada ibu, tetapi juga janin. Maka agar terhindar dari komplikasi kehamilan, Anda perlu mengetahui faktor penyebab kehamilan berisiko. Apa saja?
Pengertian kehamilan risiko tinggi menurut Kemenkes atau Kementerian Kesehatan adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi lebih besar pada ibu dan janin dalam kandungan.
Risiko ini dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan.
Berikut faktor-faktor penyebab kehamilan berisiko tinggi yang harus Anda pahami:
Penyakit yang sudah diidap ibu sejak sebelum kehamilan dapat menyebabkan kehamilan risiko tinggi.
Begitu pula jika masalah kesehatan tertentu baru muncul selama kehamilan, tanpa ada riwayat sebelumnya.
Beberapa penyakit yang dapat menempatkan ibu hamil pada risiko tinggi di antaranya adalah:
Kelainan darah yang diturunkan secara genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, dapat meningkatkan risiko pada kehamilan.
Sebab, ada risiko bayi dapat mewarisi kelainan genetik yang memicu penyakit tersebut.
Menurut riset terbitan International Journal of Women's Health, ibu dengan thalasemia berisiko mengalami infeksi, fungsi liver bermasalah, hingga diabetes gestasional.
Sementara itu, anemia sel sabit dapat meningkatkan risiko keguguran, lahir prematur, dan berat bayi lahir rendah.
Serupa dengan penyakit talasemia, gangguan kronis pada ginjal juga membuat kehamilan lebih berisiko terhadap masalah atau komplikasi.
Penyakit ginjal kronis yang dialami ibu telah dikatkan dengan risiko hipertensi saat hamil, preeklampsia, dan kelahiran prematur.
Perkembangan kandungan juga dapat semakin memberikan tekanan berlebih pada ginjal yang sudah bermasalah.
Stres yang terjadi terus menerus sejak sebelum dan selama kehamilan dapat menempatkan ibu pada risiko tinggi depresi dan gangguan kecemasan.
Dalam jangka panjang, stres kronis dapat memicu beragam masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan kandungannya, seperti tekanan darah tinggi dan masalah jantung.
Selama kehamilan pula, stres dapat meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah.
Bayi yang lahir terlalu cepat atau terlalu kecil berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan saat ia besar nanti.
Anda masih bisa menjalani kehamilan yang normal jika memiliki hipertensi. Hanya saja, kandungan Anda mungkin jadi berisiko tinggi bila hipertensi dalam kehamilan tidak ditangani dan dikontrol.
Hipertensi saat hamil yang tidak diobati berkaitan dengan risiko pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau kelahiran prematur.
Bagi ibu sendiri, tekanan darah tinggi sepanjang kehamilan dapat meningkatkan risiko preeklampsia dan kelainan plasenta berupa solusio plasenta, yaitu ari-ari yang terpisah dari dalam rahim sebelum persalinan.
Studi yang dikemukakan dalam jurnal The BMJ Pregnancy Plus menyatakan bahwa infeksi HIV tanpa pengobatan ketat dapat berdampak membahayakan bagi kesehatan ibu dan janin.
Baca Juga
Beberapa risiko di antaranya adalah bayi meninggal dalam kandungan, keguguran, pertumbuhan janin terhambat atau intrauterine growth retardation (IUGR), berat bayi lahir rendah, hingga infeksi pada air ketuban (korioamnionitis).
HIV/AIDS yang tidak ditangani dengan tepat juga meningkatkan risiko penularan dari ibu ke bayi.
Ibu yang memiliki penyakit lupus sejak sebelum kehamilan dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi terhadap kerusakan ginjal, hipertensi, keguguran berulang, mengandung janin yang terlalu kecil, hingga kelahiran prematur.
Pada beberapa kasus, gejala lupus bisa saja pertama kali muncul pada saat kehamilan.
Sementara pada bayi, antibodi lupus dapat menembus plasenta yang dapat menyebabkan detak jantung lambat, trombosit rendah, anemia, hingga sel darah putih menurun.
Ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih atau bahkan obesitas memiliki risiko tinggi mengalami keguguran, diabetes gestasional, maupun hipertensi gestasional.
Ibu hamil yang obesitas juga cenderung diharuskan melahirkan dengan bantuan induksi atau lewat caesar.
Gangguan hormon tiroid seperti tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) atau terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat meningkatkan risiko ibu mengalami keguguran, berat badan bayi rendah, preeklampsia, hingga kelahiran prematur bila tidak dikendalikan.
Ibu bisa memiliki diabetes sejak sebelum hamil.
Proses kehamilan juga dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami diabetes gestasional meski sebelumnya tidak memiliki riwayat tersebut.
Jika diabetes saat hamil tidak dikelola dengan baik, Anda dapat berisiko mengalami komplikasi termasuk cacat lahir, tekanan darah tinggi, melahirkan prematur, dan melahirkan bayi yang sangat besar (makrosomia).
Bayi Anda juga mungkin mengalami masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan penyakit kuning.
Tidak hanya penyakit, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan ibu pada kehamilan risiko tinggi, seperti:
Menjalani gaya hidup yang tidak sehat sejak sebelum dan bahkan selama mengandung dapat membuat ibu rentan mengalami kehamilan risiko tinggi.
Sebagai contoh, merokok saat hamil cenderung dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik, keguguran, dan kematian bayi saat lahir.
Merokok juga mampu menyebabkan masalah pada plasenta dan lambatnya perkembangan janin.
Sementara itu, konsumsi alkohol dapat menyebabkan bayi lahir mati (stillbrth) atau mengalami fetal alcohol spectrum disorder.
Baca Juga
Fetal alcohol spectrum disorder adalah kondisi yang menyebabkan cacat fisik serta gangguan perilaku dan kemampuan belajar bayi.
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau menyalahgunakan resep juga mampu memunculkan masalah kesehatan setelah bayi lahir.
Apabila Anda termasuk perempuan yang rentan mengalami kehamilan risiko tinggi, Anda bisa meminimalisasi kemungkinan masalah dan komplikasi dengan menjalani pola hidup sehat. Langkah-langkah yang bisa Anda lakukan adalah:
Selalu kontrol kehamilan Anda ke dokter kandungan sebagai cara untuk menjaga kesehatan kandungan.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait segala risiko kesehatan yang mungkin muncul selama kehamilan, Anda juga bisa konsultasi gratis dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Keputihan saat hamil muda perlu Anda ketahui ciri-cirinya untuk mendeteksi adanya keputihan abnormal yang bisa berbahaya untuk janin, seperti berwarna hijau atau coklat, berbau hingga terasa gatal.
Manfaat kurma untuk ibu hamil berasal dari nutrisi yang terkandung. Beberapa manfaat yang didapat dari makan kurma saat hamil adalah mencegah penyakit anemia, mengatasi atau mencegah sembelit, hingga menjadi induksi alami.
Operasi usus buntu saat hamil sebaiknya dilakukan pada trimester awal kehamilan, agar risiko terjadinya komplikasi kecil. Pascaoperasi ibu hamil dapat kembali beraktivitas, karena dapat mempercepat proses pemulihan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved