Keguguran merupakan hilangnya janin sebelum kehamilan memasuki minggu ke-20. Penyebab keguguran bisa beragam, yang pasti penting untuk diketahui agar dapat dihindari.
2023-03-17 13:04:50
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kenali tanda-tanda keguguran agar Anda bisa mendapatkan penanganan dengan segera.
Table of Content
Keguguran, atau dalam bahasa medis disebut aborsi spontan, merupakan masalah kehamilan yang ditandai dengan hilangnya janin sebelum kehamilan mencapai 20 minggu. Lebih dari 80% keguguran terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan. Apa saja penyebab dan ciri-ciri keguguran? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 50% dari seluruh kehamilan berakhir dengan keguguran. Kondisi ini biasanya diawali dengan beragam gejala.
Berikut tanda-tanda keguguran yang perlu diwaspadai:
Tanda utama keguguran adalah perdarahan. Jika Anda mengalami gejala keguguran di atas sebelum kehamilan melewati usia 20 minggu, untuk memastikan apakah ciri-ciri keguguran di atas benar adanya, segera konsultasikan kepada dokter supaya cepat mendapat penanganan.
Baca juga: Pendarahan saat Hamil Muda, Kenali Penyebab dan Penanganannya
Sebagian besar keguguran terjadi di tiga bulan pertama kehamilan atau trimester pertama. Penyebab keguguran yang paling umum di usia kehamilan ini adalah adanya masalah pada fetus dan janin.
Dikutip dari American Preganany, keguguran juga umum terjadi pada trimester kedua. Penyebab keguguran di masa kehamilan ini umumnya dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu. Selain itu, keguguran atau aborsi terjadi secara spontan umumnya terjadi ketika janin memiliki masalah genetik yang cukup fatal.
Selain faktor genetik atau kelainan kromosom, berikut beberapa hal yang menyebabkan keguguran yang perlu diketahui:
Selain itu, penyebab keguguran yang paling sering terjadi lainnya adalah hamil di usia tua. Seorang wanita memiliki risiko keguguran lebih tinggi ketika hamil pada usia lebih dari 35 tahun.
Terlebih jika wanita tersebut memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes atau tiroid. Meningkatnya Risiko keguguran juga lebih tinggi terjadi pada wanita yang telah mengalami tiga atau lebih keguguran.
Baca juga: 10 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Salah Satunya Anemia
Kemudian apa yang harus dilakukan setelah keguguran? Setelah pendarahan berakhir, biasanya dokter akan memeriksa kondisi rahim untuk mengetahui apakah perlu dilakukan prosedur dilatasi dan kuretase (D & C). Prosedur ini dilakukan untuk membersihkan rahim dari sisa-sisa jaringan yang tertinggal selepas keguguran.
Selain ciri-ciri keguguran, Anda juga perlu memperhatikan perawatan dan pencegahan dari kondisi ini. Cara mengatasi keguguran lainnya yang disarankan oleh dokter atau bidan adalah salah satunya istirahat yang cukup, konsumsi obat pereda nyeri, hindari berhubungan seksual untuk sementara waktu dan hindari penggunaan tampon.
Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri selama beberapa hari hingga 2 minggu setelah menjalani kuret. Kemudian untuk menghindari berhubungan seksual, Anda dapat melakukannya setidaknya selama 2 minggu hingga perdarahan selesai.
Baca juga: Keguguran Tanpa Kuret Bisa Dilalui, Ini yang Perlu Diperhatikan
Berapa lama rahim pulih setelah keguguran? Ini bergantung pada kondisi masing-masing ibu hamil. Namun, umumnya rahim membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk bersih dan ukurannya kembali ke ukuran semula.
Lalu, adakah cara untuk mencegah keguguran? Sayangnya, tak ada metode khusus untuk mencegah terjadinya aborsi spontan.
Jika teridentifikasi masalah spesifik pada ibu, melakukan perawatan mungkin dapat mengurangi risiko terjadinya keguguran. Bagaimana jika terlanjur mengalami keguguran? Bisakah hamil kembali setelah keguguran?
Setidaknya 85% wanita yang mengalami keguguran mampu mempertahankan kehamilan berikutnya dan melahirkan secara normal. Di sisi lain, hanya sekitar 1-2% wanita yang kemungkinan mengalami keguguran berulang. Hal ini dapat disebabkan oleh respon autoimun.
Jika mengalami dua kali keguguran berturut-turut, sebaiknya tunda dulu kehamilan. Minta dokter melakukan tes diagnostik untuk mengetahui penyebab keguguran.
Baca juga: Mengenal Berbagai Cara Hamil Setelah Kuret yang Perlu Diketahui
Lalu, berapa lama waktu minimal menunda kehamilan?
Untuk menghindari bahaya keguguran berulang, sebaiknya diskusikan waktu kehamilan berikutnya dengan bidan atau dokter ahli. Umumnya, disarankan untuk menunggu selama rentang waktu tertentu mulai dari 1-3 siklus menstruasi tergantung situasi dan kondisi setelah aborsi spontan.
Selain itu, terapi menggunakan progesteron juga bisa dilakukan untuk mencegah keguguran berulang.
Pada dasarnya, penting untuk meluangkan waktu penyembuhan baik secara fisik maupun emosional setelah keguguran. Untuk mengatasi masalah terkait emosional, lakukan konseling dengan para ahli di bidangnya dan tetap jaga gaya hidup sehat Anda.
Jika Anda ingin berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk membahas ciri-ciri keguguran, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pemeriksaan kehamilan trimester 1 mencakup USG janin dan tes darah untuk mendeteksi penyakit pada ibu. Cari tahu kapan jadwal tes prenatal pertama yang perlu dilakukan ibu hamil.
Mitos depresi yang paling sering ditemukan adalah depresi sebuah penyakit turunan. Sebagian orang juga banyak yang tidak mengakui adanya gangguan depresi.
Menjaga air ketuban tidak pecah dini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan menjaga kebersihan organ intim.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved