Keguguran berulang atau abortus habitualis adalah keguguran yang terjadi sebanyak dua kali atau lebih. Penyebab abortus berulang adalah kelainan genetik, bentuk rahim yang abnormal, hingga penyakit autoimun.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
20 Apr 2021
Keguguran berulang adalah adanya keguguran pada ibu hamil dengan jumlah dua kali atau lebih
Table of Content
Keguguran berulang atau abortus habitualis adalah keguguran yang terjadi sebanyak dua kali atau lebih secara berturut-turut sebelum usia kehamilan mencapai 20 hingga 24 minggu.
Advertisement
Maka untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan ini, Anda harus mengetahui penyebabnya.
Riset yang diterbitkan dalam jurnal Nature Reviews Disease Primers memaparkan, jenis abortus ini terjadi pada 2,5 persen wanita.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan abortus berulang adalah:
Sekitar 60% kasus keguguran yang berulang terjadi akibat jumlah kromosom abnormal.
Normalnya, sel manusia terdapat 46 kromosom. Namun, kelainan genetik tertentu dapat menyebabkan kromosom berjumlah kurang dari itu atau justru lebih.
Penyebab pasti dari kelainan genetik sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada kondisi medis yang menjadi penyebabnya.
Akan tetapi, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang hamil di usia tua.
Risiko keguguran yang terjadi berulang dapat meningkat pada ibu yang memiliki penyakit autoimun disebut antiphospholipid.
Bahkan, sebanyak 5 hingga 20 persen kasus ini terjadi akibat sindrom antiphospholipid.
Penyakit ini membuat tubuh ibu memproduksi antibodi yang memicu penggumpalan darah pada pembuluh dalam plasenta.
Adanya gumpalan dalam plasenta menyebabkan asupan oksigen dan nutrisi dari ibu tidak diterima oleh bayi, dan pada akhirnya berhenti sama sekali.
Hal ini dapat menyebabkan janin kekurangan nutrisi dan meninggal di dalam kandungan.
Penyakit autoimun adalah penyakit seumur hidup. Apabila tidak ditangani sejak sebelum kehamilan, efek yang diakibatkan oleh penyakit ini dapat memicu keguguran repetitif.
Sekitar 15% kasus abortus habitualis terjadi akibat masalah pada bentuk rahim abnormal yang menjadi bawaan lahir.
Masalah struktur leher rahim dan/atau vagina akibat paparan obat dietilstilbestrol juga mampu meningkatkan risiko keguguran.
Baca Juga
Risiko juga mungkin meningkat pada wanita yang memiliki pertumbuhan jaringan abnormal pada rahim, seperti fibroid rahim, polip rahim, atau jaringan parut.
Tumbuhnya jaringan parut pada rahim dapat menyebabkan sindrom Asherman yang membuat kedua sisi rahim menempel sehingga ukurannya mengecil.
Menurut studi dari Reviews in Obstetrics & Gynecology, penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit yang menyerang organ reproduksi dapat memicu keguguran repetitif.
Beberapa penyebab infeksi yang umum tersebut adalah Listeria monocytogenes, Toxoplasma gondii, rubella, virus herpes simpleks (HSV), campak, cytomegalovirus, coxsackievirus, dan Chlamydia trachomatis.
Selain itu, infeksi pada organ reproduksi wanita juga dapat disebabkan oleh:
Beberapa masalah endokrin yang dapat meningkatkan risiko wanita mengalami keguguran berulang adalah:
Baca Juga
Bila indeks massa tubuh Anda lebih dari 30, Anda mungkin berisiko mengalami keguguran.
Obesitas dapat mempengaruhi fungsi dan struktur endometrium untuk mempertahankan kehamilan, dan sebagai tambahan, wanita dengan obesitas memiliki lebih sedikit fase mid-luteal.
Ketika Anda memiliki fase luteal yang pendek, tubuh tidak mengeluarkan cukup progesteron sehingga lapisan rahim tidak berkembang dengan baik.
Ini menyulitkan sel telur yang telah dibuahi untuk tertanam dan menempel di dalam rahim.
Jika Anda hamil setelah ovulasi, fase luteal pendek dapat menyebabkan keguguran dini.
Terlebih pada dasarnya, obesitas juga berkaitan erat dengan masalah pada endokrin, seperti hipotiroidisme, diabetes, hingga PCOS yang dapat menghambat kesuburan maupun proses kehamilan.
Penyebab keguguran berulang lainnya adalah bila Anda terbiasa mengonsumsi kafein dan alkohol saat hamil secara berlebihan.
Di samping itu, ibu hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif selama hamil juga rentan mengalami komplikasi kehamilan ini.
Paparan berlebihan secara jangka panjang terhadap bahan kimia tertentu, obat-obatan, hingga radiasi rontgen selama hamil, juga dapat meningkatkan risiko keguguran.
Risiko keguguran akan meningkat bila Anda memiliki riwayat abortus habitualis. Namun, risiko ini kurang dari 50%.
Bila usia ibu hamil di atas 35 tahun, hal ini akan menurunkan kualitas sel telur. Jadi, risiko kelainan kromosom yang dibawa dari ibu pun meningkat.
Selain mengalami 2 kali keguguran atau lebih, ciri-ciri keguguran yang berulang yang khas adalah:
Memang, ada beberapa penyebab keguguran berulang yang tidak bisa dihindari. Namun, tetap ada cara yang mampu mengurangi risiko ibu mengalami abortus habitualis, yaitu:
Selain itu, Anda juga sangat disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memenuhi asupan nutrisi selama kehamilan serta menghindari rokok, kafein, dan alkohol.
Keguguran berulang merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang mampu menggagalkan program hamil (promil) Anda.
Memang, beberapa penyebabnya tidak dapat dihindari.
Namun, bila Anda senantiasa menjaga kandungan dengan gaya hidup sehat dan menghindari paparan lingkungan yang berbahaya, risiko ini mungkin dapat diminimalisasi.
Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut terkait abortus berulang dan komplikasi kehamilan lainnya, konsultasikan pada dokter kandungan atau chat gratis dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Pitting edema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan cairan. Kondisi ini juga biasa terjadi pada ibu hamil dan disebabkan oleh berbagai hal seperti obesitas hingga diabetes.
31 Jan 2020
Menaiki anak tangga ternyata bisa bermanfaat bagi kehamilan. Namun, risiko jatuh hingga keguguran membuat ragu. Lantas, bolehkah ibu hamil naik turun tangga?
7 Jan 2022
Posisi melahirkan pun kini tak melulu dengan berbaring saja. Ada banyak pilihan mulai dari yang konvensional yaitu lisotomi, squat, bersujud, miring, hingga melahirkan dengan cara duduk untuk mengurangi rasa sakit.
10 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved