Kemudahan berbelanja secara online jadi salah satu pemicu seseorang kecanduan belanja. Kondisi ini juga bisa tergolong gangguan mental bila tidak diatasi secara serius.
2023-03-27 13:16:38
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kecanduan belanja tidak bisa mengontrol keinginan untuk membeli barang yang kadang tidak dibutuhkan
Table of Content
Mungkin Anda merasa memiliki kemiripan dengan karakter Rebecca Bloomwood di film terkenal Confession of A Shopaholic. Film hasil adaptasi novel tersebut menceritakan Rebecca yang memiliki mengalami kecanduan belanja. Ternyata masalah kecanduan belanja ini masih berkaitan dengan gangguan kepribadian ambang.
Advertisement
Jika Anda memiliki perilaku serupa, berhati-hatilah. Ketidakmampuan untuk mengontrol nafsu belanja bisa mengarah pada gangguan mental. Kondisi ini disebut sebagai gangguan belanja kompulsif atau compulsive buying disorder (CBD).
Compulsive buying disorder memiliki nama lain pathological buying atau monomania. Kondisi ini didefinisikan sebagai perilaku belanja yang tidak bijak, mengganggu, dan acapkali tidak tertahankan. Barang-barang yang menjadi objek sasarannya umumnya pakaian, sepatu, perhiasan serta perangkat rumah tangga.
Umumnya, penderita monomania juga tidak dapat menolak tawaran diskon. Perkembangan teknologi dengan kehadiran online shop juga memicu orang-orang menjadi kecanduan belanja. Saat berbelanja, penderita monomania memang biasanya lebih suka berbelanja sendiri atau membeli barang secara online.
Gangguan oniomania atau compulsive buying disorder merupakan gangguan yang nyata. Penderitanya akan sangat sulit menahan diri dari keinginan untuk berbelanja yang sebenarnya tidak diperlukan. Perilaku ini juga bisa berdampak pada hubungan Anda dengan orang-orang terdekat, termasuk keluarga.
Para penderita gangguan kondisi mental oniomania sering mengalami perasaan yang gembira, sesaat setelah berbelanja. Namun, barang sudah berada di tangan mereka, rasa senang dan gembira tersebut akan hilang. Penderita juga akan merasa hampa dan depresi, seiring hilangnya rasa gembira tersebut.
Selain perubahan suasana hati di atas, terdapat beberapa ciri atau karakteristik dari penderita gangguan belanja kompulsif ini. Ciri-ciri tersebut meliputi:
Baik pria maupun wanita, bisa terkena gangguan kecanduan belanja ini. Namun, wanita sembilan kali lebih berisiko untuk menderita oniomania.
Terkait dengan usia, kasus-kasus gangguan belanja kompulsif biasanya terjadi pada saat seseorang memasuki masa dewasa. Gangguan ini jarang ditemukan untuk pertama kalinya untuk individu berusia 30 tahun ke atas. Beberapa gangguan mental lain juga berhubungan dengan oniomania. Misalnya, penderita oniomania terkadang juga memiliki gejala masalah suasana hati, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Sebuah studi terbaru yang melibatkan penderita compulsive buying disorder menemukan bahwa sebagian dari mereka juga memiliki sejumlah gejala. Mereka yang kecanduan belanja cenderung memiliki gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan kepribadian ambang.
Berkonsultasi dengan ahli kejiwaan merupakan langkah utama jika Anda merasa memiliki kondisi ini. Gangguan belanja kompulsif bisa diatasi dengan obat antidepresan Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors atau SSRIs. Namun, pengobatan ini belum banyak didukung oleh penelitian.
Terapi perilaku kognitif atau CBT juga mungkin efektif untuk menangani gangguan belanja kompulsif. Menyangkut masalah keuangan, Anda juga disarankan untuk mencari bantuan dari perencana finansial.
Terlebih jika Anda mulai merasa uang yang dikeluarkan, jauh lebih besar daripada pendapatan Anda. Langkah yang mungkin bisa diambil misalnya dengan menyimpan uang Anda di tabungan berjangka.
Mengatasi kecanduan belanja juga bisa dilakukan dengan menutup kartu kredit Anda secepatnya. Jika memang mau belanja, cobalah ajak seseorang untuk menemani. Jangan lupa membuat list terlebih dulu sebelum melihat-lihat barang.
Kecanduan belanja bisa terjadi pada setiap orang, baik pria maupun perempuan. Orang yang mengalami gangguan mental ini akan sering membeli barang yang tidak diperlukan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah membuat daftar belanjaan sebelum melihat barang di toko.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kebiasaan buruk dalam berbelanja, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Body dysmorphic disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan ketidakpuasan diri terhadap fisik dan bentuk tubuh. Bisa berbahaya, ketahui gejala yang sering ditunjukkan penderitanya.
OCD adalah obsessive compulsive disorder. Meski merupakan suatu penyakit, OCD lebih sering disematkan sebagai predikat dalam percakapan sehari-hari, untuk orang yang terlalu rapi atau bersih. Padahal, penyakit OCD tidak sesederhana itu.
Disiplin yang dibiasakan sejak dini akan memberikan manfaat untuk karier, kepercayaan diri, hingga kesehatan. Bangun kebiasaan baik ini dari hal yang kecil.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved