Katarsis adalah pelepasan emosi dan ragam perasaan negatif dari dalam diri dengan cara yang cenderung positif. Berikut adalah beberapa contoh katarsis yang bermanfaat bagi kesehatan mental Anda.
4.27
(11)
29 Apr 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Seorang wanita sedang memainkan gitar
Table of Content
Pernahkah Anda melakukan hal yang disenangi, seperti main game atau jalan-jalan, ketika mengalami stres? Pelepasan emosi dengan cara ini disebut dengan katarsis.
Advertisement
Berdasarkan teori psikoanalisis, pelepasan emosi tersebut terkait dengan kebutuhan seseorang untuk meredakan konflik yang tidak disadari. Ketimbang melampiaskannya dengan cara yang merugikan, seseorang bisa saja melepaskan emosinya dengan cara lain yang menyenangkan dan cenderung positif.
Jika Anda merasa kejadian akhir-akhir ini membawa Anda merasakan begitu banyak emosi dan berpotensi untuk meledak, mungkin Anda memerlukan katarsis.
Katarsis berasal dari istilah Yunani yang menggambarkan pembersihan. Katarsis dikaitkan dengan menghilangkan hal negatif dalam diri, misalnya stres, kecemasan, kemarahan, atau ketakutan yang berlebihan.
Istilah katarsis pertama kali digunakan dalam konteks psikologis oleh Josef Breuer, seorang kolega dan mentor dari guru besar teori psikoanalisis, Sigmund Freud, yang menggunakan hipnosis untuk membuat orang mereka ulang kembali peristiwa traumatis yang pernah dialaminya.
Menurutnya Breuer, ketika seseorang dapat dengan bebas mengekspresikan emosi yang terkait dengan peristiwa traumatis, mereka akan mengalami katarsis atau pembersihan.
Meski belum ada penelitian lebih lanjut yang menunjukkan adanya efektivitas konsep Breuer tersebut, ada bukti bahwa melampiaskan perasaan yang sebelumnya tidak tertangani dapat membantu seseorang mengatasi berbagai kondisi kesehatan mental.
Katarsis tidak hanya bisa dilakukan selama masa terapi, namun juga bisa dilakukan di luar itu. Berikut adalah beberapa contoh praktik atau kegiatan katarsis.
Aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu pelepasan emosi yang baik. Selain dapat membantu tubuh melepaskan hormon endorfin yang dapat membuat Anda merasa lebih baik, olahraga juga bisa membuat Anda menjadi lebih sehat.
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan kesehatan jiwa dan raga. Ada beragam pilihan jenis olahraga yang bisa Anda lakukan, mulai dari yang membutuhkan alat atau tempat khusus, hingga yang minim biaya seperti lari.
Melakukan olahraga setidaknya 30 menit dalam dalam lima hari bahkan dapat membantu Anda meredakan gejala kecemasan atau depresi. Manfaat kesehatan mental dari olahraga dan aktivitas fisik lainnya dapat bertahan, jika Anda tetap melakukannya dalam jangka waktu yang panjang.
Musik telah lama dikenal sebagai cara bagi seseorang untuk melepaskan emosi dalam dirinya. Musik bahkan termasuk sebuah pengalaman emosional. Ketika Anda bersedih dan mendengarkan lagu sedih, Anda mungkin bisa merasa lebih baik setelahnya,
Proses ini adalah sebuah bentuk katarsis karena perasaan sedih yang Anda rasakan bisa dilepaskan dan membuka jalan bagi perasaan-perasaan yang lebih positif.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa mendengarkan musik dapat menjadi cara yang efektif dalam menghadapi stres. Mendengarkan musik meditatif secara spesifik bahkan dapat menenangkan pikiran dan memicu relaksasi.
Penelitian lain menyebutkan bahwa mendengarkan musik memiliki dampak terhadap respons stres manusia, terutama pada sistem saraf otonom. Artinya, orang yang mendengarkan musik cenderung lebih cepat pulih dari stres.
Selain perasaan sedih dan depresi, pembersihan emosi atau rasa amarah juga dapat termasuk ke dalam katarsis. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melepaskan kemarahan melalui samsak atau karung tinju.
Sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa tinju dapat membantu seseorang yang mengalami masalah pada kesehatan mentalnya.
Selain bisa mengeluarkan hormon endorfin, tinju juga dapat mengalihkan fokus Anda dari stres dan beban mental yang dirasakan. Tidak hanya melepaskan amarah, tinju juga menyediakan sarana untuk melepaskan frustrasi, stres, dan amarah dengan cara yang lebih positif.
Menulis merupakan contoh katarsis yang terapeutik. Bahkan, banyak psikolog yang menyarankan pasien mereka untuk menulis jurnal karena alasan ini.
Berdasarkan penelitian, selain dapat membantu Anda melepaskan berbagai perasaan negatif, menulis jurnal juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif, menurunkan gejala radang sendi, asma, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Anda bisa menuliskan jurnal mengenai perasaan Anda pada hari itu, atau dengan membuat puisi untuk mengekspresikan emosi melalui kata-kata.
Jika perasaan negatif dalam diri disebabkan oleh kejadian traumatis, Anda bisa menuliskan kejadian tersebut di dalam jurnal Anda guna melepaskan emosi.
Selain beberapa hal di atas, contoh aktvitas katarsis dapat berupa menceritakan apa yang Anda rasakan dengan orang yang Anda percaya, ikut melakukan kegiatan relawan, terapi fokus emosi, hingga menonton film.
Baca Juga
Emosi atau perasaan sedih yang terpendam begitu lama nyatanya memang bisa memberikan dampak buruk. Anda bisa mengalami stres atau bahkan depresi.
Meski begitu, memastikan bahwa pelepasan emosi dalam diri dilakukan dengan cara yang tepat dan positif juga merupakan hal yang penting. Pasalnya, melepaskan emosi melalui hal yang negatif akan berisiko meninggalkan efek buruk lainnya di kemudian hari.
Jika Anda merasa bahwa emosi atau stres yang Anda rasakan tidak kunjung teratasi dengan melakukan beberapa katarsis di atas, segera konsultasikan diri Anda kepada psikolog guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Orang yang belum dewasa cenderung tidak bisa mempertanggungjawabkan dan mengontrol emosi mereka. Beberapa sikap dan perilaku yang menjadi tandanya, antara lain berperilaku impulsif, haus perhatian, hingga tidak mau mengakui kesalahan.
Terkadang saat banyak hal yang mengalihkan perhatian, sulit untuk berkonsentrasi. Namun ada beberapa cara melatih fokus yang layak dicoba mulai dari menulis jurnal hingga digital detox.
Beban hidup merupakan hal yang tak bisa dihindari selama kita masih bernapas di muka bumi. Kita perlu menerima kesedihan yang dirasakan sembari merencanakan hal-hal yang bisa dikendalikan selanjutnya. Jika perlu, menemui ahli kejiwaan tentu dapat membantu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved