Demam berdarah dengue merupakan penyakit berbahaya yang bisa mengancam nyawa. Perjalanan penyakit demam berdarah dengue terdiri dari tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, serta fase penyembuhan.
3.9
(20)
8 Nov 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyakit DBD pada anak membutuhkan perawatan segera di rumah sakit
Table of Content
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan global. Infeksi ini ditularkan melalui gigitan vektor atau perantara, seperti nyamuk Aedes aegypti (Stegomiya aegypti) dan Aedes albopictus (Stegomiya albopctus).
Advertisement
Penyakit ini tergolong berbahaya karena dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Terdapat hampir 1 persen kematian, sebagai akibat dari DBD.
Ada beberapa ciri dan karakteristik khusus dari nyamuk penyebar DBD, beberapa di antaranya, yakni:
Selain nyamuk sebagai perantara, terdapat pula beberapa faktor eksternal yang berperan, dalam penyebaran demam berdarah dengue. Faktor tersebut, misalnya suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan.
Peningkatan curah hujan, terutama saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, dilaporkan berpengaruh terhadap peningkatan kasus penyakit DBD.
Perjalanan penyakit demam berdarah dengue terdiri dari tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, serta fase penyembuhan. Fase demam terjadi pada 1-2 hari pertama sakit, di mana terjadi peningkatan demam yang tinggi.
Fase kritis berlangsung menjelang akhir fase demam antara hari ke 3-7. Pada fase ini, terjadi puncak kebocoran plasma sehingga pasien dapat mengalami syok hipovolemik (sindrom syok dengue). Kewaspadaan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya syok, yaitu dengan mengenal tanda dan gejala yang mendahului syok (warning signs), akan dijelaskan kemudian.
Pada fase kritis juga terjadi penurunan jumlah trombosit yang cepat dan progresif. Penurunan tersebut dapat mencapai di bawah 100.000 sel/mm3, serta kenaikan hematokrit di atas angka normal. Kenaikan hematokrit ini, pada umumnya didahului oleh leukopenia (sel darah putih yang rendah).
Gejala infeksi virus dengue sangat luas, dan dapat bersifat asimtomatik (tak bergejala). Selain itu, demam yang dialami anak, juga terkadang tidak khas dan sulit dibedakan dengan infeksi virus lain.
Pembagian infeksi virus dengue menurut WHO 2011 saat ini dibagi menjadi demam tidak khas (sindrom virus), demam dengue, demam berdarah dengue (DBD) dengan kebocoran plasma, serta gejala atau manifestasi tidak lazim (expanded dengue syndrome).
Beberapa gejala klinis yang mungkin ditunjukkan anak pada demam berdarah dengue, yakni:
Pada demam berdarah dengue, terjadi kebocoran plasma yang secara klinis berbentuk efusi pleura (cairan di ruangan di luar paru). Apabila kebocoran plasma lebih berat, dapat ditemukan dapat ditemukan asites (cairan di rongga perut).
Gejala perdarahan dapat berupa uji tourniquet yang positif, serta bintik merah yang dapat ditemukan di daerah tangan dan kaki. Mimisan dan perdarahan gusi kadang-kadang juga ditemukan.
Pada pemeriksaan laboratorium kondisi ini, jumlah leukosit akan menurun di bawah 4000/mm3, penurunan jumlah trombosit di bawah 100.000/mm3, dapat terjadi peningkatan SGOT/SGPT, dan terjadi hemokonsetrasi (peningkatan hematokrit di atas 20%).
Apabila terjadi syok, mula-mula tubuh melakukan kompensasi (syok terkompensasi). Namun apabila mekanisme tersebut tidak berhasil, pasien akan jatuh ke dalam syok dekompensasi (tidak terkompensasi). Pasien mungkin akan mengalami keluhan tangan dan kaki dingin, tekanan darah rendah, buang air kecil yang menurun, serta kondisi pasien yang lemah dan lesu.
Demam berdarah dengue dapat memiliki keluhan yang tidak lazim. Gejala dari kondisi ini dapat melibatkan organ, seperti hati, ginjal, otak maupun jantung yang berhubungan dengan infeksi dengue. Gejala klinis tidak lazim lain adalah penurunan kesadaran, perdarahan hebat, infeksi ganda, kelainan ginjal, dan infeksi otot jantung.
Tanda klinis:
Tanda laboratorium:
Berikut adalah beberapa tindakan yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis infeksi DBD:
Kriteria diagnosis klinis demam berdarah dengue (demam disertai dua atau lebih manifestasi klinis), yaitu:
Pasien DBD dilakukan rawat jalan dengan diberikan pengobatan simtomatik (gejala), berupa antipiretik (obat demam) seperti parasetamol yang dapat diulang setiap 4-6 jam bila demam. Upaya menurunkan demam dengan metode fisik seperti kompres diperbolehkan, dengan cara yang direkomendasikan adalah kompres hangat.
Anak juga dianjurkan cukup minum. Boleh air putih, namun lebih baik cairan yang mengandung elektrolit, seperti jus buah dan oralit. Pasien diharuskan tetap kontrol untuk menyampaikan kondisinya. Jika perlu, lakukan setiap hari.
Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit jika ditemukan satu atau lebih keadaan berikut ini:
Pengobatan yang sigap dan tepat, dapat mengurangi risiko kecacatan dan kematian pada pasien DBD. Pengobatan DBD tersebut bersifat simptomatis dan suportif.
Setelah anak mendapatkan perawatan yang baik, diharapkan mereka menunjukkan tanda-tanda kesembuhan. Fase penyembuhan terjadi setelah melalui fase kritis yang berlangsung sekitar 24-48 jam.
Pada fase ini, terjadi proses reabsorbsi (pengembalian) cairan dari ruang ekstravaskular (di luar pembuluh darah) ke dalam ruang intravaskular (dalam pembuluh darah), dan berlangsung secara bertahap pada 48-72 jam berikutnya.
Keadaan umum dan nafsu makan anak akan membaik, serta pada beberapa pasien dapat ditemukan ruam konvalesens (ruam kemerahan pada tangan atau kaki).
Beberapa kriteria-kriteria sembuhnya anak, yakni:
Dokter mungkin akan mengizinkan pasien untuk pulang rawat inap, apabila menunjukkan kemajuan dan perkembangan berikut:
Pemberian vaksin dapat dilakukan, sebagai cara untuk mencegah demam berdarah dengue. Vaksin dengue telah beredar sejak September 2019, dan diberikan pada anak usia 9-16 tahun.
Vaksin diberikan sebanyak tiga kali dengan jarak waktu 6 bulan, dan diutamakan untuk pasien yang sudah pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya (bukan pada infeksi primer, yang dapat dilihat dari pemeriksaan IgG yang positif).
Selain vaksin, Anda juga dapat menerapkan gaya hidup sehat, yang dapat dimulai di rumah dan keluarga Anda. Beberapa kebiasaan yang dapat membantu mencegah demam berdarah, antara lain:
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memberantas nyamuk, di antaranya:
Demam berdarah termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, apabila Anda menjumpai kasus DBD, Anda wajib melaporkan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Pelaporan dilakukan kepada Puskesmas setempat sesuai dengan tempat tinggal pasien.
Penulis:
dr. Ferry Hadinata, M.Ked (Ped), Sp.A
Dokter Spesialis Anak
RS Azra Bogor
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Selama musim pancaroba, terdapat sejumlah penyakit yang lebih mungkin terjadi. Maka dari itu, penting untuk mengantisipasinya dan tips menjaga kesehatan dengan tepat.
Potensi gizi buruk pada anak dapat dikenali melalu status gizi mereka. Dalam hal ini, status gizi dapat mengukur ketidakseimbangan gizi pada anak. Anda sebagai orang tua harus mengetahui tiga indikator yang digunakan untuk memantau gizi anak, yaitu berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, dan berat badan menurut tinggi badan. Dengan mengetahui status gizi anak, Anda dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Gizi buruk pada anak dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti rendahnya asupan makanan, hingga gangguan pencernaan. Kondisi tersebut bisa mengganggu pertumbuhan anak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved