Ventilator adalah salah satu peralatan medis untuk membantu pasien yang kesulitan bernapas. Alat ini perlu digunakan dengan baik karena bisa saja menimbulkan risiko.
17 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ventilator adalah alat bantu napas di rumah sakit
Table of Content
Ventilator adalah mesin untuk membantu kerja paru-paru dalam proses pernapasan saat pasien sulit atau bahkan tidak bisa bernapas. Alat ini juga biasa disebut sebagai respirator.
Advertisement
Alat ventilator berfungsi mendorong oksigen masuk ke paru-paru pasien dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh. Alat ini akan dihubungkan dengan selang yang dimasukkan ke saluran napas melalui mulut atau hidung pasien. Proses medis ini disebut intubasi.
Selain membantu fungsi paru-paru, sejumlah obat juga bisa dimasukkan lewat ventilator. Contohnya, obat pereda nyeri, obat penenang, obat perelekasasi otot, hingga obat tidur. Namun tidak semua pasien di rumah sakit harus menggunakan alat ini.
Alat ventilator umumnya dibutuhkan pada beberapa kondisi di bawah ini:
Obat bius yang digunakan saat operasi dapat melumpuhkan berbagai otot tubuh pasien, termasuk otot-otot pernapasan. Karena itu, pasien tidak bisa bernapas selama menjalani operasi, sehingga membutuhkan bantuan ventilator.
Beberapa pasien mungkin tidak bisa bernapas dengan baik pascaoperasi. Misalnya karena ada cedera, infeksi, ataupun jenis gangguan tertentu pada fungsi paru-paru (seperti penyakit paru obstruktif kronis/PPOK). Pada kondisi ini, penggunaan ventilator diperlukan.
Penggunaan ventilator pascaoperasi juga mungkin menjadi bagian dari proses pemulihan, contohnya pada operasi jantung. Ventilator akan terus dipasang hingga pasien sadar dan mampu mengangkat kepalanya sendiri.
Pada orang dengan penyakit paru atau gangguan saluran pernapasan tertentu, ventilator dapat dimanfaatkan. Pasalnya, pasien tidak mampu melakukan proses pernapasan dan memenuhi kebutuhan oksigen tubuh dengan baik.
Secara umum, berikut contoh penyakit atau kondisi medis yang membutuhkan penggunaan ventilator:
Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan ventilator:
Risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan ventilator meliputi:
Infeksi merupakan risiko utama dari penggunaan ventilator. Selang pernapasan mungkin saja mengizinkan bakteri masuk ke dalam paru-paru.
Masuknya bakteri bisa memicu terjadinya infeksi bakteri, seperti pneumonia dan sinusitis. Risiko ini dapat bertambah seiring lamanya durasi penggunaan ventilator.
Selang pernapasan dalam penggunaan ventilator bisa menggesek, melukai, atau mengiritasi tenggorokan dan paru-paru pasien. Kondisi ini dapat membuat pasien sulit untuk batuk, padahal batuk mampu membantu dalam mengeluarkan debu dan zat penyebab iritasi dari paru-paru.
Selang napas dalam penggunaan ventilator bisa melalui kotak suara (laring) pasien. Inilah mengapa pasien sulit berbicara saat menggunakan ventilator.
Bila tidak hati-hati, selang napas tersebut bisa saja merusak pita suara pasien. Oleh sebab itu, pastikan pasien segera mendiskusikan kondisinya bila ia sulit bernapas atau berbicara setelah ventilator dilepas.
Penggunaan ventilator bisa saja menyebabkan kerusakan paru-paru. Ini dapat terjadi akibat beberapa kondisi di bawah ini selama pemasangan ventilator:
Selain beberapa risiko di atas, pemakaian ventilator juga bisa memicu infeksi kulit dan penggumpalan darah. Terutama jika digunakan pada jangka waktu lama.
Baca Juga
Penggunaan ventilator dalam jangka waktu lama mungkin menyebabkan pasien sulit bernapas ketika alat ini dilepas. Keluhan umumnya bisa berupa sakit tenggorokan dan nyeri dada.
Sulit bernapas dapat terjadi karena otot-otot di sekitar dada akan melemah selama pemasangan ventilator. Pemulihan akibat kondisi ini bisa membutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.
Untuk mengurangi durasi pemulihan tersebut, dokter mungkin akan melepaskan ventilator secara bertahap, dan tidak secara langsung.
Ventilator adalah salah satu alat bantu medis untuk bernapas. Alat ini bisa memberikan banyak manfaat, terutama selama operasi dan untuk pasien dengan gangguan paru-paru.
Meski demikian, bila tidak berhati-hati, ada sejumlah risiko komplikasi yang muncul dari penggunaan ventilator. Jadi bila Anda merasa tidak nyaman selama atau setelah memakai alat ini, konsultasikanlah dengan dokter agar mendapat saran yang tepat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Inhaler asma akan memasukkan obat ke saluran udara paru-paru dengan cara dihirup. Alat ini dapat berfungsi untuk mengendalikan atau mengatasi gejala asma.
Selain diabetes, konsumsi minuman manis berlebih juga bisa sebabkan gangguan kesehatan lainnya. Penelitian baru menyebutkan, kebiasaan ini ternyata dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.
Menjadi seorang penyelam bukannya tanpa risiko. Salah satu yang mengintai adalah nitrogen narcosis, yaitu kondisi sementara yang dapat berdampak serius pada kesehatan penyelam. Nitrogen narcosis terjadi ketika penyelam menghirup gas yang mengalami perubahan ketika memasuki kedalaman di bawah 30 meter. Baca penjelasan lengkapnya di sini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved