Kecanduan permainan online dengan porsi waktu berlebihan dapat membuat seseorang menderita kelainan mental gaming disorder. Kecanduan game online dapat menimbulkan berbagai penyakit.
2023-03-26 01:14:07
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kecanduan permainan online adalah penyakit kelainan yang harus diwaspadai orang tua
Table of Content
Permainan online di era digital sekarang ini seperti jamur di musim penghujan. Perkembangannya tidak bisa dikontrol, begitu pula dengan para gamer alias orang yang melakukan game tersebut.
Advertisement
Saking pesatnya pertumbuhan game online, pemerintah Indonesia pun menyertakan permainan online sebagai salah satu cabang olahraga di Asian Games 2018 lalu. Meski demikian, statusnya masih eksibisi.
Baca Juga
Banyak pihak mengklaim game online memiliki manfaat bagi penikmatnya. Mulai dari meningkatkan kemampuan kognitif maupun sosial, terutama pada anak-anak.
Namun jangan salah, permainan online juga memiliki sisi negatif. Salah satunya adalah kelainan mental yang disebut dengan Gaming Disorder.
Pada dasarnya, gaming disorder merupakan salah satu bentuk kecanduan, layaknya pada alkohol atau obat-obatan terlarang. Pada tahun 2018 silam, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah mengklasifikasikan Gaming Disorder sebagai suatu penyakit.
Menurut WHO, gangguan kesehatan ini ditandai dengan pola perilaku gamer (baik dalam permainan digital maupun konsol) yang menunjukkan tiga tanda berikut:
Meskipun demikian, tidak semua gamer otomatis dikategorikan sebagai pengidap gaming disorder. Proses diagnosis kelainan ini hanya bisa ditegakkan lewat pemantauan selama setidaknya 12 bulan.
Penderita juga harus menunjukkan penyimpangan dan merugikan beberapa aspek kehidupannya. Mulai dari aspek kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, hingga pekerjaan.
Kecanduan game juga bisa muncul dibarengi kelainan mental lainnya, seperti stres, depresi, serta gangguan kecemasan. Bila terus berlanjut, kondisi ini berpotensi memicu beragam penyakit. Misalnya, obesitas dan gangguan tidur.
Obesitas bisa muncul akibat penderita yang menghabiskan berjam-jam hanya untuk duduk dan melakukan permainan online. Aktivitas tanpa gerak inilah yang kemudian memicu bertambahnya berat badan hingga tak terkendali.
Sementara gangguan tidur akan terjadi bila gamer sudah kecanduan hingga menelantarkan waktu istirahatnya. Gamer cenderung bermain tanpa batas waktu.
Sejauh ini, belum ada penelitian yang memadai bentuk menangani Gaming Disorder secara spesifik. Pasalnya, kelainan ini tergolong penyakit mental jenis baru.
Meski demikian, perilaku kecanduan apapun memiliki karakteristik yang sama. Tak pelak, banyak praktisi kesehatan yang menggunakan pendekatan dan terapi yang serupa untuk meringankan gejala Gaming Disorder. Seperti apakah langkah penanganannya?
Permainan online memang tidak dilarang, apalagi di era digital seperti sekarang ini. Melarang pelaku melakukan game online bukan solusi untuk mengatasi gaming disorder.
Jika Anda khawatir ketika melihat ada anggota keluarga atau teman yang mulai kecanduan permainan online maupun bentuk konsol, bujuk dan ajak mereka untuk berkonsultasi dengan dokter. Jangan sampai gaming disorder semakin menjadi dan berdampak buruk pada kehidupan mereka.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara berhenti nonton film porno adalah dengan memutus akses dengan memblokir situs-situs porno yang biasa dikunjungi, membuat semua file yang berisi film porno, dan melakukan kegiatan pengalih perhatian setiap kali terpikir untuk menonton film porno.
Anak bermain game online terus tanpa kenal waktu lama-lama berdampak negatif pada kesehatannya. Dorong anak untuk eksplorasi keterampilan dan hobi baru.
Game asah otak bisa menjadi pilihan selain maraton film di rumah selama pandemi ini. SehatQ memiliki rekomendasinya untuk Anda, yang bisa membuat ‘kepala berputar’, tapi tetap seru untuk dimainkan!
Diskusi Terkait di Forum
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved