Imunisasi campak pada bayi perlu dilakukan untuk mencegah penularan dari infeksi virus campak.Jadwal pemberian vaksin ini bisa dimulai sejak anak berusia di bawah 1 tahun
27 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Imunisasi campak diberikan melalui suntikan untuk mencegah virus penyebab campak
Table of Content
Imunisasi campak adalah salah satu vaksin dasar yang harus didapat oleh anak. Penting diingat, campak merupakan penyakit menular akibat infeksi virus.
Advertisement
Virus campak dapat bertahan di udara selama dua jam. Oleh karena itu, manfaat imunisasi campak penting untuk mencegah infeksi virus paramyxovirus, yaitu virus penyebab campak.
Infeksi campak dapat menimbulkan komplikasi serius. Orang-orang yang berisiko tinggi mengalami campak dan komplikasi berat adalah orang yang belum mendapat imunisasi campak.
Kerentanan lebih besar pada anak-anak di bawah lima tahun dan orang dewasa berusia lebih dari 30 tahun.
Komplikasi campak yang sering dialami adalah infeksi telinga dan diare. Komplikasi berat campak yang bisa terjadi adalah infeksi paru atau pneumonia dan ensefalitis (pembengkakan pada otak).
Bila campak terjadi pada wanita hamil, campak menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Komplikasi jangka panjang campak adalah SSPE (subacute sclerosing panencephalitis). SSPE menyebabkan gangguan permanen pada sistem saraf.
Dahulu, sebelum ditemukan vaksin campak pada tahun 1963, epidemi atau wabah luar biasa campak terjadi setiap 2-3 tahun sekali dan menyebabkan 2,6 juta kematian setiap tahun.
Setelah diperkenalkan dan dilakukan secara rutin, terjadi penurunan drastis angka kematian akibat campak, yaitu sebesar 80% antara tahun 2000-2017 di seluruh dunia.
Imunisasi ini juga aman dan murah. Sayangnya, pada tahun 2017, masih ada 110.000 kematian akibat campak secara global pada anak usia kurang dari lima tahun.
Sebenarnya, ada tiga jenis vaksin untuk mencegah campak, yaitu:
Saat ini Indonesia sedang menggalakkan program rutin imunisasi MR. Indonesia memprioritaskan pemberian MR karena bahaya komplikasi campak dan rubella yang berat dan mematikan.
Pemberian vaksin campak dilakukan dengan cara disuntik. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan pedoman cara penyuntikan imunisasi campak, yaitu disuntikkan tepat di jaringan lemak (subkutan) pada lengan atas anak.
Vaksin campak, MR, maupun MMR memiliki jadwal imunisasi dan dosis yang berbeda. Jenis vaksin ini diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Lalu, imunisasi campak ulang berupa booster diberikan lagi sebanyak dua kali pada usia 18 bulan.
Namun, jika Buah Hati sudah mendapatkan vaksin MR atau MMR sebelumnya, maka booster vaksin campak diberikan pada anak usia 15 bulan.
Jika anak belum mendapatkan vaksin campak sama sekali hingga berusia 12 bulan, maka vaksin MR ataupun MMR bisa langsung diberikan pada mereka. Lalu, booster pun diberikan saat anak memasuki usia 5-7 tahun.
Sementara, untuk vaksin MR, dosis pertama diberikan pada anak usia 5 bulan. Dosis selanjutnya diberikan pada usia 18 bulan dan 7 tahun. Booster tidak diperlukan lagi pada usia 18 bulan.
Jika Anda ingin memberikan vaksin MMR, pastikan Si Kecil berusia 12-15 bulan. Lalu, lanjutkan dengan memberi booster pada usia 3-5 tahun. Jika usia anak memasuki prasekolah dan belum diimunisasi, maka harus diberikan sekali lagi dan diberi booster 3 bulan kemudian.
Harapannya, pemberian vaksin akan membentuk imunitas kelompok sehingga dapat mengurangi penularan yang lebih luas. Tak hanya memberi dampak baik bagi diri sendiri, vaksin juga sekaligus menjaga kekebalan suatu daerah.
Sama seperti vaksin pada umumnya, efek samping vaksin ini pun juga bisa dirasakan sebagian anak. Walau jarang terjadi, berdasarkan riset yang terbit pada jurnal Therapeutic Advances in Vaccines and Immunotherapy, berikut efek sampingnya:
Meski imunisasi ini diwajibkan Kementerian Kesehatan, rupanya ada pula orang-orang yang tidak diperbolehkan diimunisasi.
Orang yang dilarang mendapat vaksin ini adalah orang dengan kondisi:
Tidak hanya itu, beritahu ke dokter atau petugas kesehatan sebelum imunisasi jika memiliki riwayat:
Persiapkan hal-hal ini untuk mengurangi risiko efek samping:
Imunisasi campak bermanfaat untuk mencegah infeksi virus paramyxovirus, yaitu virus penyebab campak. Sebenarnya, ada tiga jenis imunisasi untuk mencegah campak, yaitu imunisasi campak, imunisasi MR, dan imunisasi MMR.
Jadwal pemberian vaksin bisa dimulai sejak bayi berusia di bawah 1 tahun. Namun, jadwal setiap pemberian imunisasi maupun booster-nya berbeda pada masing-masing jenis vaksin.
Meski jarang terjadi, efek samping yang ditimbulkan setelah mendapatkan vaksin ini adalah demam hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Jika Anda ingin memberikan vaksin, selalu konsultasikan dengan dokter anak melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Dengan ini, dokter bisa menentukan kapan waktu yang tepat dan mempertimbangkan kondisi kesehatan anak Anda.
Jika Anda ingin melengkapi keperluan untuk ibu dan anak, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Imunisasi tetanus dapat memberikan perlindungan secara optimal bila terjadwal dilakukan. Jika jadwal terlewatkan, anda dapat melakukan kejar imunisasi. Untuk imunisasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu imunisasi dasar dan lanjutan.
Gejala DBD, tipes dan campak perlu diketahui perbedaannya. Hal ini penting untuk memudahkan proses pengobatan serta mencegah penyakit menjadi semakin parah.
Berbagai keluhan saat menstruasi seperti pegal dan nyeri perut mungkin membuat Anda ragu untuk mendapatkan vaksin saat haid. Lantas, apakah boleh vaksin saat haid?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R Hakbar Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved