logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Kanker Nasofaring: Ternyata Virus Penyebabnya Ada di Sekitar Kita

open-summary

Ternyata bukan hanya ustadz Arifin Ilham saja, kanker nasofaring merupakan kanker dengan jumlah penderita tertinggi di Indonesia, dianggap sebagai jenis kanker keempat paling banyak diderita setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker kulit, serta merupakan jenis keganasan yang paling banyak ditemukan di daerah kepala dan leher.


close-summary

8 Mei 2019

Mimisan bisa menjadi gejala kanker nasofaring

Mimisan bisa menjadi gejala kanker nasofaring

Table of Content

  • Tingginya Jumlah Penderita di Indonesia
  • Penyebab dan Sejarah Kanker Nasofaring
  • Cegah Kemunculan Kanker Nasofaring

Setelah mendengar istilah kanker, semua orang pasti akan bergidik ngeri dan banyak yang kehilangan harapan setelah mendengar diagnosis penyakit ini. Baru-baru ini seorang ustadz ternama di Indonesia, Arifin Ilham didiagnosis menderita kanker nasofaring – penyakit yang sama dengan yang menyerang seorang aktor ternama di Korea, yaitu Kim Woo Bin.

Advertisement

Tapi, tahukah Anda kalau penderita kanker nasofaring termasuk sangat tinggi di Indonesia, serta bagaimana penyebaran dan pencegahannya? Berikut ulasannya untuk Anda.

Tingginya Jumlah Penderita di Indonesia

Ternyata bukan hanya ustadz Arifin Ilham saja, kanker nasofaring merupakan kanker dengan jumlah penderita tertinggi di Indonesia, dianggap sebagai jenis kanker keempat paling banyak diderita setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker kulit, serta merupakan jenis keganasan yang paling banyak ditemukan di daerah kepala dan leher. Gejalanya antara lain telinga berdenging dan mimisan.

Di Indonesia, kanker nasofaring cenderung lebih banyak diderita penduduk lokal dan menjadi suatu masalah utama di bidang sosioekonomi, dengan keseluruhan angka kejadiannya sekitar 6,2/100.000 penduduk atau sekitar 12.000 kasus baru per tahunnya.

Sayangnya, banyak kasus kanker nasofaring tidak tercatat pemerintah disebabkan rendahnya kesadaran atas penyakit dan rendahnya jumlah fasilitas rumah sakit, alat untuk diagnosis, dan sistem registrasi.

Penyebab dan Sejarah Kanker Nasofaring

Peneliti menyatakan bahwa kanker nasofaring 100% berhubungan dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV). EBV itu sendiri berhasil diidentifikasi oleh Sir. Epstein dan sejawatnya di tahun 1964 dari sel yang dikultur dari tumor limfoma Burkitt warga Afrika. Virus tersebut kemudian ditemukan telah menginfeksi lebih dari 90% populasi dunia.

Di Indonesia, 100% anak-anak berusia 5 tahun telah terinfeksi EBV dan membawa virus nonaktif ini seumur hidupnya. Infeksi primer yang tertunda ini dapat memunculkan penyakit ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya atau dikenal sebagai mononukleosis infeksius pada anak-anak remaja dan dewasa.

Meskipun demikian, EBV merupakan virus pada manusia pertama yang berhubungan dengan pembentukan sel kanker. Perubahan infeksi EBV menjadi keganasan kemungkinan akibat reaktivasi virus diikuti dengan berbagai kejadian epigenetik lain, seperti pembentukan lesi genetik selular disebabkan karsinogen dari lingkungan, makanan, atau penurunan sistem imun.

Cegah Kemunculan Kanker Nasofaring

Peneliti menemukan bahwa penderita kanker nasofaring pada umumnya tidak memiliki faktor risiko atau penyebab yang dapat dikontrol – dengan kata lain, kanker ini tidak dapat dicegah. Meskipun demikian, peneliti berusaha menciptakan vaksin EBV, tetapi belum mengetahui efektivitasnya bahkan hingga sekarang.

Selain itu, berikut beberapa faktor risiko atau penyebab kanker nasofaring yang dapat dihindari:

  • Tembakau. Penggunaan tembakau, seperti rokok, cerutu, mengunyah tembakau, dan menghirupnya, merupakan faktor risiko tunggal terbesar untuk memunculkan kanker kepala dan leher. Delapan puluh lima persen (85%) kanker kepala dan leher dihubungkan dengan penggunaan tembakau. Selain itu, perokok pasif juga berisiko menderita kanker leher dan kepala.
  • Alkohol. Seringnya mengonsumsi alkohol dan penggunaan dalam jumlah besar juga dapat memunculkan kanker nasofaring. Penggunaan alkohol dan tembakau secara bersamaan akan semakin meningkatkan risikonya.

Meskipun beberapa faktor risikonya tidak dapat dikontrol, seperti usia, namun kanker nasofaring tetap dapat dicegah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Advertisement

gejala kankerkankerkanker nasofaring

Ditulis oleh Olivia

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved