Ternyata bukan hanya ustadz Arifin Ilham saja, kanker nasofaring merupakan kanker dengan jumlah penderita tertinggi di Indonesia, dianggap sebagai jenis kanker keempat paling banyak diderita setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker kulit, serta merupakan jenis keganasan yang paling banyak ditemukan di daerah kepala dan leher.
Mimisan bisa menjadi gejala kanker nasofaring
Table of Content
Setelah mendengar istilah kanker, semua orang pasti akan bergidik ngeri dan banyak yang kehilangan harapan setelah mendengar diagnosis penyakit ini. Baru-baru ini seorang ustadz ternama di Indonesia, Arifin Ilham didiagnosis menderita kanker nasofaring – penyakit yang sama dengan yang menyerang seorang aktor ternama di Korea, yaitu Kim Woo Bin.
Advertisement
Tapi, tahukah Anda kalau penderita kanker nasofaring termasuk sangat tinggi di Indonesia, serta bagaimana penyebaran dan pencegahannya? Berikut ulasannya untuk Anda.
Ternyata bukan hanya ustadz Arifin Ilham saja, kanker nasofaring merupakan kanker dengan jumlah penderita tertinggi di Indonesia, dianggap sebagai jenis kanker keempat paling banyak diderita setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker kulit, serta merupakan jenis keganasan yang paling banyak ditemukan di daerah kepala dan leher. Gejalanya antara lain telinga berdenging dan mimisan.
Di Indonesia, kanker nasofaring cenderung lebih banyak diderita penduduk lokal dan menjadi suatu masalah utama di bidang sosioekonomi, dengan keseluruhan angka kejadiannya sekitar 6,2/100.000 penduduk atau sekitar 12.000 kasus baru per tahunnya.
Sayangnya, banyak kasus kanker nasofaring tidak tercatat pemerintah disebabkan rendahnya kesadaran atas penyakit dan rendahnya jumlah fasilitas rumah sakit, alat untuk diagnosis, dan sistem registrasi.
Peneliti menyatakan bahwa kanker nasofaring 100% berhubungan dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV). EBV itu sendiri berhasil diidentifikasi oleh Sir. Epstein dan sejawatnya di tahun 1964 dari sel yang dikultur dari tumor limfoma Burkitt warga Afrika. Virus tersebut kemudian ditemukan telah menginfeksi lebih dari 90% populasi dunia.
Di Indonesia, 100% anak-anak berusia 5 tahun telah terinfeksi EBV dan membawa virus nonaktif ini seumur hidupnya. Infeksi primer yang tertunda ini dapat memunculkan penyakit ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya atau dikenal sebagai mononukleosis infeksius pada anak-anak remaja dan dewasa.
Meskipun demikian, EBV merupakan virus pada manusia pertama yang berhubungan dengan pembentukan sel kanker. Perubahan infeksi EBV menjadi keganasan kemungkinan akibat reaktivasi virus diikuti dengan berbagai kejadian epigenetik lain, seperti pembentukan lesi genetik selular disebabkan karsinogen dari lingkungan, makanan, atau penurunan sistem imun.
Peneliti menemukan bahwa penderita kanker nasofaring pada umumnya tidak memiliki faktor risiko atau penyebab yang dapat dikontrol – dengan kata lain, kanker ini tidak dapat dicegah. Meskipun demikian, peneliti berusaha menciptakan vaksin EBV, tetapi belum mengetahui efektivitasnya bahkan hingga sekarang.
Selain itu, berikut beberapa faktor risiko atau penyebab kanker nasofaring yang dapat dihindari:
Meskipun beberapa faktor risikonya tidak dapat dikontrol, seperti usia, namun kanker nasofaring tetap dapat dicegah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Advertisement
Ditulis oleh Olivia
Referensi
Artikel Terkait
Makanan yang dibenci sel kanker antara lain cokelat, teh hijau, bawang putih, jahe, kunyi, brokoli, hingga tomat. Makanan-makanan ini umumnya mengandung antioksidan yang mampu mencegah berbagai penyakit berbahaya.
13 Feb 2023
Ada 4 jenis kanker vagina yang meliputi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, melanoma, serta sarkoma. Jenis-jenis ini dibedakan berdasarkan tipe sel yang menjadi asal perkembangan kanker.
12 Jul 2023
Metastasis adalah penyebaran sel kanker dari satu organ atau jaringan tubuh ke organ atau jaringan tubuh lainnya. Tak boleh dianggap sepele, kondisi ini dapat terjadi di mana saja.
16 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved