logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Wanita

Seputar Infeksi Rahim atau Endometritis yang Berpengaruh pada Kesuburan

open-summary

Infeksi rahim atau endometritis bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari vagina. Masuknya bakteri ini bisa terjadi karena proses persalinan, operasi, maupun karena penyakit seperti infeksi menular seksual dan tuberkulosis. Infeksi rahim tidak mengancam nyawa, namun harus segera diobati umumnya dengan antibiotik.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

29 Agt 2022

Infeksi rahim disebut juga sebagai endometritis

Infeksi rahim disebabkan oleh bakteri yang masuk dari vagina

Table of Content

  • Penyebab terjadinya infeksi rahim
  • Gejala infeksi rahim
  • Apakah infeksi rahim memengaruhi kesuburan?
  • Bagaimana mengatasi infeksi rahim?

Infeksi rahim adalah kondisi yang cukup jarang dikenali, padahal jika dibiarkan, infeksi tersebut bisa memengaruhi kerja sistem reproduksi. Apabila seseorang merasakan gejala terjadinya infeksi rahim, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter untuk tahu apa penyebab dan cara mengatasinya.

Advertisement

Penyebab terjadinya infeksi rahim

Gambar infeksi rahim
Infeksi rahim terjadi akibat bakteri

Infeksi rahim terjadi ketika adanya peradangan di dinding rahim atau endometrium. Dalam istilah medis, infeksi rahim disebut dengan endometritis. Kondisi ini berbeda dengan endometriosis. Meskipun tidak mengancam nyawa, infeksi rahim perlu segera diobati agar tidak menimbulkan komplikasi.

Tak hanya kesuburan, infeksi rahim dapat berpengaruh pada fungsi organ reproduksi dan masalah kesehatan lainnya.

Penyebab utama terjadinya infeksi rahim atau endometritis adalah bakteri yang biasanya ditemukan pada vagina. Bakteri dari luar rahim bisa masuk lewat leher rahim atau serviks yang terbuka karena beberapa hal seperti persalinan atau operasi.

Berikut ini beberapa penyebab infeksi rahim secara lengkap: 

1. Infeksi menular seksual

Penularan bakteri penyebab endometritis biasanya terjadi akibat aktivitas seksual yang tidak aman. Beberapa contoh penyakit infeksi menular seksual yang menyebabkan radang rahim hingga infeksi adalah gonore dan klamidia.

2. Persalinan atau keguguran

Infeksi rahim adalah salah satu penyakit yang bisa terjadi setelah persalinan. Perempuan yang melahirkan dengan cara Caesar lebih rentan mengalami infeksi rahim. Selain persalinan, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh keguguran.

3. Infeksi radang panggul

Infeksi radang panggul juga bisa menjadi pemicu terjadinya endometritis. Apabila tidak segera ditangani, infeksi radang panggul bisa menjadi serius dan menimbulkan komplikasi.

4. Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan umumnya dikenal memicu infeksi di paru-paru. Namun, bakteri tersebut juga sebenarnya bisa menyerang organ tubuh lain, seperti otak bahkan organ reproduksi wanita.

Tuberkulosis yang menyerang organ reproduksi wanita disebut sebagai female genital tuberculosis (FGTB). Bakteri ini bisa menyebar ke berbagai area reproduksi wanita, mulai dari endometrium, tuba falopi, hingga ovarium dan pada akhirnya memicu infeksi rahim.

5. Infeksi akibat terganggunya bakteri normal vagina

Penggunaan sabun pembersih kewanitaan secara berlebihan atau aktivitas lain yang memicu terganggunya pH untuk bakteri normal vagina bisa menyebabkan infeksi rahim. Bakteri jahat justru dapat berkumpul dan menginfeksi.

6. Prosedur operasi sekitar panggul

Beberapa prosedur operasi sekitar panggul bisa menyebabkan bakteri masuk ke dalam uterus. Contohnya adalah operasi kuret, biopsi, histeroskopi, atau pemasangan IUD. Namun biasanya tindakan disinfeksi sudah dilakukan untuk mencegahnya.

Terkadang, infeksi rahim juga bisa terjadi setelah seseorang menjalani prosedur yang membuka jalan menuju uterus. Hal ini menyebabkan bakteri berisiko masuk melalui serviks.

Baca Juga: Mengenal Infeksi Mulut Rahim dari Gejala hingga Penyebab

Gejala infeksi rahim

Beberapa gejala infeksi rahim yang mungkin dirasakan seorang perempuan adalah:

  • Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
  • Vagina mengeluarkan darah atau keputihan yang tidak biasa
  • Demam tinggi hingga menggigil
  • Merasa lesu dan tidak enak badan
  • Konstipasi atau rasa nyeri saat buang air

Apabila gejala-gejala di atas tidak kunjung membaik hingga beberapa hari, segera periksakan diri ke dokter untuk tahu diagnosis dan cara mengatasinya.

Apakah infeksi rahim memengaruhi kesuburan?

Infeksi rahim atau endometritis dapat berpengaruh pada kemampuan seorang perempuan untuk dapat hamil atau mempertahankan kehamilannya. Infeksi pada rahim dapat menyebabkan embrio sulit melekat dan berkembang secara normal di dinding rahim.

Dalam penelitian tahun 2016 lalu diketahui bahwa infeksi rahim kronis bisa berpengaruh terhadap kesuburan seorang perempuan dengan 2 cara:

  • Menyebabkan sel telur yang sudah dibuahi tidak bisa melekat pada dinding rahim
  • Meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang

Meski demikian, pengobatan infeksi rahim dengan antibiotik menjadi kabar baik untuk masalah kesuburan ini. Penderita infeksi rahim merasakan kondisi mereka membaik hingga lebih dari 80% setelah mengonsumsi antibiotik yang tepat.

Namun tidak berarti semua perempuan yang mengalami infeksi rahim tidak punya harapan untuk memiliki keturunan. Setidaknya 1/3 penderita infeksi rahim yang diteliti oleh Palo Alto Medical Foundation bisa hamil secara alami tanpa perawatan terkait kesuburan sama sekali.

Baca Juga: Seputar Penyakit Erosi Serviks yang Perlu Dikenali Wanita

Bagaimana mengatasi infeksi rahim?

Beberapa cara mengatasi infeksi rahim di antaranya:

1. Antibiotik

Mengingat infeksi rahim terjadi karena adanya bakteri, maka dokter akan merekomendasikan untuk mengonsumsi antibiotik penyebab peradangan di dinding rahim. Apabila kondisinya cukup parah, pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

2. Tes lanjutan

Setelah tuntas mengonsumsi antibiotik, pasien akan diminta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan untuk memastikan infeksi benar-benar bersih. Pada beberapa kasus, caranya bisa dengan melakukan biopsi. Apabila infeksi belum tuntas, bisa dicari alternatif antibiotik lain.

3. Pengangkatan jaringan

Apabila ada jaringan yang tertinggal di rahim setelah persalinan C-section atau keguguran, maka dokter akan mengambil tindakan untuk mengangkatnya.

4. Mengatasi abses

Apabila infeksi rahim disertai dengan adanya abses dari perut, maka perlu ada operasi untuk menghilangkan nanah atau cairan yang terinfeksi dari perut.

Pada jangka panjang, umumnya infeksi rahim bisa sembuh dan tidak menimbulkan komplikasi setelah penderitanya mengonsumsi antibiotik. Meski demikian, mengatasi infeksi rahim sebaiknya tidak ditunda-tunda agar tidak menimbulkan infeksi.

Ke depannya, infeksi rahim bisa dicegah dengan memastikan prosedur apapun yang dilakukan oleh dokter atau saat persalinan menggunakan alat yang benar-benar steril.

Selain itu, pastikan selalu melakukan aktivitas seksual dengan alat kontrasepsi untuk mengurangi risiko tertular infeksi.

Baca Juga

  • Berapa Hari setelah Operasi Caesar Boleh Mandi? Ketahui Tips Aman Melakukannya
  • Menggunakan Korset Setelah Melahirkan, Adakah Manfaatnya?
  • Jamu Setelah Melahirkan, Apakah Boleh Dikonsumsi?

Infeksi rahim bisa memengaruhi kesuburan pengidapnya, karena itu Anda perlu mengenali gejala penyakit yang secara medis disebut sebagia endometritis ini. Jika masih memiliki pertanyaan seputar kesehatan rahim, konsultasikan langsung dengan dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.

Advertisement

operasi caesarpersalinanpenyakit rahimradang panggulinfeksi menular seksual

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved