Terdapat berbagai macam jenis olahraga hipertensi yang bisa membantu Anda menurunkan tekanan darah tinggi, di antaranya jalan kaki, joging, berdansa, hingga bersepeda.
2023-03-23 16:31:37
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Salah satu olahraga hipertensi yang mudah dicoba adalah joging atau lari santai.
Table of Content
Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak ditangani dapat memicu masalah serius, seperti serangan dan gagal jantung, stroke, hingga masalah pada ginjal. Selain dengan obat-obatan, terdapat sejumlah olahraga hipertensi yang bisa membantu Anda menurunkan tekanan darah tinggi.
Advertisement
Pengaruh olahraga terhadap tekanan darah tinggi sangatlah besar.
Sebab, berolahraga secara rutin dapat memperkuat jantung dan membuatnya memompa lebih banyak darah dengan sedikit usaha.
Dengan demikian, tekanan pada arteri berkurang dan tekanan darah pun menurun.
Maka dari itu, berikut adalah beberapa jenis olahraga untuk hipertensi yang bisa Anda lakukan.
Meskipun terkesan sepele, jalan kaki adalah salah satu olahraga untuk hipertensi yang dipercaya ampuh menurunkan tekanan darah tinggi.
Berdasarkan studi dalam Official Journal of The Japanese Society of Hypertension, berjalan kaki sebanyak 10 ribu langkah per hari, terlepas dari intensitasnya, membantu mengurangi tekanan darah tinggi dan meningkatkan kapasitas olahraga.
Cobalah cari tempat favorit Anda untuk berjalan kaki, entah itu di taman, sekitaran rumah, atau tempat-tempat lain yang meningkatkan semangat untuk berolahraga.
Olahraga untuk darah tinggi selanjutnya adalah joging atau lari lambat.
Sebuah penelitian dalam jurnal Sports Medicine menyatakan bahwa joging secara rutin berintensitas sedang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi.
Jika memungkinkan, Anda dapat melakukannya di luar rumah. Jika tidak ada waktu, Anda bisa menggunakan treadmill untuk joging di rumah.
Siapa sangka kalau berdansa dianggap sebagai olahraga hipertensi yang ampuh?
Dilansir dari riset dalam International Journal of Cardiology, terapi dansa (dance therapy) berpotensi memiliki efek positif dalam menurunkan tekanan darah tinggi.
Alasannya, berdansa tergolong sebagai olahraga aerobik sehingga bisa meningkatkan sirkulasi darah, meredakan stres, dan mengasah keseimbangan serta koordinasi tubuh.
Bagi Anda yang sebelumnya tidak pernah berdansa atau melakukan gerakan tarian, cobalah memulainya dengan intensitas yang lambat terlebih dahulu.
Apabila sudah terbiasa, tidak ada salahnya bergabung dengan komunitas dansa yang didedikasikan bagi penderita hipertensi.
Namun, jika Anda hendak melakukan gerakan-gerakan dansa yang intens, ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mencobanya.
Selain bisa menurunkan berat badan dan membentuk otot-otot di tubuh bagian bawah, ternyata bersepeda juga dipercaya mampu menurunkan tekanan darah tinggi.
Sebuah studi yang dimuat Journal of Clinical & Diagnostic Research menyebutkan, pasien diabetes yang bersepeda secara rutin mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan.
Tertarik untuk mulai bersepeda? Pilihlah jalur yang aman dan tidak dilalui oleh banyak kendaraan.
Jika tidak bisa bersepeda di luar rumah, Anda dapat menggunakan sepeda statis yang bisa di-gowes dalam ruangan.
Ingin melakukan olahraga hipertensi tanpa harus keluar dari rumah? Anda bisa menjajal senam hipertensi.
Senam hipertensi adalah senam ringan yang bisa dilakukan sambil bersantai tanpa harus mempraktikkan gerakan yang banyak menguras tenaga.
Gerakan senam hipertensi umumnya menargetkan bagian-bagian tubuh, seperti tangan, kaki, dan pinggang.
Agar lebih aman, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum melakukan senam.
Dengan begitu, dokter bisa merekomendasikan gerakan-gerakan senam yang aman bagi penderita hipertensi.
Berolahraga adalah salah satu aktivitas terbaik yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol tekanan darah.
Akan tetapi, Anda disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter mengenai apakah ada batasan dari olahraga yang ingin dicoba atau tidak.
Di samping itu, perhatikan apa yang dirasakan tubuh Anda ketika berolahraga. Umumnya, dibutuhkan beberapa waktu sampai tubuh Anda terbiasa untuk berolahraga. Hal ini dianggap normal.
Kemudian, Anda mungkin juga mengalami kesulitan bernapas, berkeringat, hingga mengalami detak jantung cepat ketika melakukan olahraga aerobik.
Apabila Anda merasa sesak napas atau detak jantung terasa sangat cepat dan tidak teratur, hentikan sesi olahraga dan beristirahatlah.
Selain itu, segera berhenti berolahraga jika Anda mengalami nyeri dada, merasa lemah, pusing, serta adanya tekanan atau rasa nyeri di bagian leher, lengan, rahang, hingga bahu.
Konsultasikan ke dokter atau cari pertolongan medis jika gejala-gejala di atas tidak kunjung hilang atau terjadi kembali.
Ingin tahu tips olahraga hipertensi lainnya? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Chitosan merupakan obat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, hingga membantu menurunkan berat badan dengan langkah yang lebih aman.
Ada setidaknya 7 latihan otot perut di rumah, yaitu bridge, oblique crunch, plank, crunch sepeda, dan leg raises. Lakukan secara teratur untuk mendapatkan otot yang kencang.
Hipertensi pada lansia terjadi saat tekanan darah lebih tinggi dari 130/80. Apa saja penyebab hipertensi pada lansia? Simak informasinya berikut ini beserta komplikasi dan penanganannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved