Stimulan adalah zat, sekaligus golongan obat, yang mampu merangsang sistem saraf pusat. Konsumsi obat jenis ini dapat membuat Anda lebih waspada, menciptakan perasaan senang, dan tidak kenal lelah. Salah satu contoh obat golongan stimulan adalah amphetamin. Obat atau makanan minuman dengan kandungan stimulan dapat menimbulkan kecanduan.
30 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyalahgunaan obat golongan stimulan bisa menyebabkan kecanduan
Table of Content
Stimulan adalah golongan obat yang mampu merangsang sistem saraf pusat (SSP) sehingga mampu meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi. Beberapa jenis obat, sering kali disalahgunakan.
Advertisement
Itu sebabnya, simak penjelasan lengkap mengenai manfaat, cara kerja, contoh obat, dan kemungkinan efek samping yang mungkin muncul akibat penyalahgunaan.
Penggunaan zat stimulan dalam bentuk obat dengan dosis tertentu dapat memberi manfaat untuk mengatasi kondisi medis, peningkatan kinerja, dan tujuan relaksasi.
Kegunaan obat golongan stimulan ini adalah membuat seseorang merasa lebih terjaga, fokus, waspada, percaya diri, dan energik.
Pada dosis sedang jenis obat ini mampu menciptakan perasaan gembira dan euforia, meningkatkan kemampuan fisik dan mental, mengurangi perasaan lelah akibat kerja.
Obat jenis stimulan juga digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi medis, seperti:
Stimulan bekerja dengan cara merangsang sistem saraf pusat (SSP) sehingga mempercepat perjalanan pesan antara otak dan tubuh.
Zat stimulan mampu meningkatkan bahan kimia tertentu di dalam otak, seperti dopamin dan norepinefrin. Itu sebabnya, obat golongan ini dapat meningkatkan aktivitas otak dan menciptakan respons terhadap aktivitas yang menyenangkan.
Setiap jenis obat stimulan memiliki cara kerjanya masing-masing untuk meningkatkan aktivitas saraf pusat.
Baca Juga
Jenis dan contoh obat stimulan antara lain:
Tidak hanya tersedia dalam bentuk obat, zat stimulan alami juga terkandung dalam makanan dan minuman, seperti theobromine (cokelat), kafein (kopi, teh, kola), dan theophylline (teh).
Penggunaan stimulan dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan over-stimulasi. Hal ini dapat mengakibatkan penggunanya mengalami gejala berikut ini:
Baca Juga
Selain itu, dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Stat Pearls Publishing menyatakan bahwa penggunaan jangka panjang obat stimulan dapat meningkatkan risiko stroke dan infark miokard serta efek kardiovaskuler lainnya.
Mengingat obat ini mampu merangsang psikomotorik, penyalahgunaan zat stimulan juga kerap terjadi.
Zat stimulan yang disalahgunakan biasanya digunakan dengan cara dihirup, ditelan, diisap, atau disuntikkan dan tergolong obat-obatan terlarang (narkotika).
Untuk mencegah penyalahgunaan, pemberian obat atau zat stimulan harus dengan resep dokter. Pasalnya, jika diminum sembarangan, seseorang berisiko mengalami efek samping, kecanduan, bahkan hingga overdosis.
Dengan berkonsultasi, dokter akan membantu menentukan jenis dan dosis yang tepat. Dengan begitu, efek samping bisa dihindari.
Informasikan pula obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, termasuk herbal artau suplemen. Pasalnya, penggunaan zat stimulan bersamaan dengan obat lain dapat menyebabkan interaksi obat yang mengarah pada masalah kesehatan lain.
Jika masih ada pertanyaan terkait stimulan dan kegunaannya dalam pengobatan medis, Anda juga bisa berkonsultasi secara online menggunakan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Narkoba atau NAPZA adalah substansi berbahaya yang bisa menyebabkan seseorang kecanduan. Bukan hanya ilegal dan membuat seseorang terancam dipenjara jika mengonsumsinya, dampaknya bagi tubuh pun sangat signifikan. Berbeda jenis obat-obatan, berbeda pula reaksinya pada tubuh.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Ternyata, ada banyak jenis apotek, lho! Apa saja jenisnya?
Psikofarmakologi adalah obat-obatan yang digunakan dalam penanganan masalah psikis atau mental. Jenis obatnya antara lain antidepresan, anticemas, dan stimulan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved