Jenis KB untuk pria dapat membantu mencegah kehamilan jika digunakan dengan tepat. Mulai dari kondom, spermisida, suntik testosteron, hingga vasektomi.
16 Mar 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
KB untuk pria dapat membantu mencegah kehamilan pada pasangan
Table of Content
Bukan hanya untuk wanita, ternyata ada berbagai jenis KB untuk pria yang dapat membantu mencegah kehamilan. Metode pengendalian kelahiran ini umumnya bekerja dengan cara mencegah sperma masuk ke dalam vagina, sehingga tidak terjadi pembuahan.
Advertisement
Alat kontrasepsi pria yang umum digunakan adalah kondom dan spermisida. Namun banyak lagi jenis KB lain yang bisa digunakan, salah satunya prosedur vasektomi dengan hasil permanen. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pilihan KB pria, mari simak penjelasannya di sini.
Perlu kamu ketahui bahwa berbagai jenis KB untuk pria memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda. Akan tetapi, menggunakannya dengan benar atau lebih dari satu jenis kontrasepsi, dapat mengurangi risiko kehamilan secara signifikan.
Berikut beberapa pilihan KB pria, dari yang paling konvensional hingga yang mulai dikembangkan:
Kondom adalah metode kontrasepsi yang aman dan paling populer untuk pria. Bukan hanya mudah didapatkan, kondom dapat membantu mengurangi risiko kehamilan serta penyakit menular seksual.
Alat kontrasepsi ini bekerja sebagai penghalang agar air mani tidak memasuki saluran vagina, sehingga sel telur tidak dapat dibuahi.
Kondom tersedia dalam berbagai bentuk, warna, dan ukuran. Umumnya, alat pengaman ini terbuat dari bahan lateks.
Namun, jika mengalami alergi lateks, kamu bisa menggunakan kondom dari bahan lain, seperti poliuretan atau poliisoprena. Sebagian kondom juga dilapisi dengan pelumas spermisida yang dapat membantu membunuh sperma.
Jika digunakan dengan tepat, KB untuk pria ini dapat mencegah kehamilan hingga 98 persen. Namun, sebagian orang tidak selalu benar ketika menggunakannya, misalnya terlambat memakai kondom atau melakukan sesuatu yang membuatnya robek..
Spermisida adalah zat yang dapat membunuh sperma, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Ketika kamu hanya menggunakannya sebagai alat kontrasepsi tunggal, bahan kimia ini harus dioleskan ke dalam vagina.
Namun, tingkat kegagalannya cukup tinggi jika kamu hanya menggunakan spermisida. Dalam penggunaan biasa, kegagalan KB pria ini dalam mencegah kehamilan adalah sekitar 21 persen.
Oleh karena itu, metode ini bisa menjadi pilihan bagi kamu yang menginginkan perlindungan tambahan di samping metode kontrasepsi lain, seperti kondom. Spermisida juga termasuk kontrasepsi non hormonal atau tidak mengubah produksi hormon pada wanita.
Vasektomi adalah satu-satunya KB untuk pria yang permanen. Metode kontrasepsi ini bekerja dengan mencegah sperma memasuki vas deferens, yaitu saluran yang membawanya ke air mani.
Dokter bedah akan membelah dan menutup ujung saluran tersebut, sehingga menghentikan sperma memasuki air mani. Alhasil, saat ejakulasi, kamu tidak bisa lagi membuahi pasangan.
Dokter dapat melakukan vasektomi melalui operasi minimal invasif atau bedah terbuka yang lebih kompleks. Pilihan ini akan ditentukan berdasarkan permintaan pasien serta kondisi kesehatannya.
Dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan agar vasektomi bisa efektif sepenuhnya. Jadi, untuk sementara, kamu dan pasangan bisa menggunakan metode KB lain.
Dalam mencegah kehamilan, tingkat keberhasilan vasektomi lebih dari 99 persen. Tapi sebagian pria yang menjalani prosedur ini bisa mengalami komplikasi, seperti rasa nyeri atau perdarahan yang berlebihan.
Outercourse adalah jenis KB pria yang alami yang bisa dicoba. Istilah ini meliputi semua jenis hubungan seks atau foreplay, yang tidak melibatkan penis memasuki vagina, misalnya berciuman, onani, seks oral atau anal.
Pada metode kontrasepsi ini, pembuahan tidak dapat terjadi karena kamu menjauhkan penis dan air mani dari area vagina. Namun, kamu tidak bisa melakukan hubungan seks vaginal.
Outercourse juga masih memiliki risiko penularan penyakit menular seksual, terutama jika kamu melakukan seks oral atau anal.
Baca Juga: Bahaya dan Risiko Anal Seks untuk Kesehatan
Selanjutnya, KB untuk pria yang lebih bisa dianggap sebagai 'trik” adalah menarik penis keluar sesaat sebelum ejakulasi, untuk menghindari risiko sperma masuk ke sel telur dan terjadi kehamilan. Cara ini juga dikenal dengan istilah coitus interruptus.
Namun, metode kontrasepsi ini hanya efektif jika kamu melakukannya dengan benar. Jika terlambat menarik penis dan ejakulasi berlangsung di dalam vagina, pembuahan dapat terjadi.
Selain itu, tingkat keberhasilan pulling out hanya mencapai sekitar 78 persen, dan tidak dapat melindungimu dari penyakit menular seksual.
Alat kontrasepsi berikutnya yang bisa digunakan oleh pria adalah suntik testosteron. Hormon ini dapat mencegah pelepasan hormon hipofisis, yang memerintahkan testis untuk memproduksi sperma.
Penyuntikan testosteron mingguan atau bulanan bisa mengurangi jumlah sperma serta mencegah kehamilan. Tapi KB hormonal ini memiliki sejumlah efek samping, seperti nyeri di area suntikan, jerawat, berat badan naik, kadar lemak darah abnormal, serta efek psikologis.
KB untuk pria selanjutnya yang mungkin bisa menjadi alternatif adalah gel nestorone-testosterone.
Nestorone adalah hormon mirip progesteron yang bekerja pada testis untuk menghentikan produksi sperma. Sementara testosteron adalah hormon pria yang juga dapat mempertahankan libido.
Kamu bisa mengaplikasikan gel kontrasepsi hormonal ini ke kulit setiap hari. Gel tersebut akan diserap dan mencegah pembentukan sperma.
Ada juga pil KB untuk pria yang dapat menjadi pilihan. Tapi pil ini masih dalam tahapan uji klinis dan belum dijual bebas.
Pil ini mengandung molekul steroid yang bisa menekan produksi sperma. Dari seluruh penelitian, temuan pil bernama dimethandrolone undecanoate (DMAU) dianggap paling ideal.
Namun di sisi lain, efektivitas pil ini pada tubuh pria hanya untuk waktu singkat, bahkan kurang dari 18 jam. Artinya, pil ini perlu dikonsumsi lebih dari sekali dalam sehari.
Selain itu, efek samping yang dapat ditimbulkan pil tersebut perlu dipertimbangkan, antara lain berat badan naik, hemoglobin meningkat, dan gangguan lipid darah (seperti kolesterol dan trigliserida).
Baca Juga: Suntik Hormon Testosteron, Apa Saja Manfaat dan Risikonya?
Itulah beberapa jenis KB pria yang dapat kamu gunakan untuk mencegah kehamilan. Ingatlah bahwa sebelum memakainya, kamu perlu mempertimbangkan efektivitas dan efek samping yang mungkin timbul secara saksama.
Kamu juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan metode kontrasepsi yang cocok, aman, sekaligus efektif untukmu. Jika malu untuk bertatap muka, kamu dapat berkonsultasi langsung dengan dokter secara online di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Minum pil kontrasepsi KB darurat bisa menyebabkan beberapa efek samping seperti pusing, mual muntah, lemas, sakit perut, hingga siklus menstruasi tidak teratur.
Janda Cianjur hamil dan melahirkan tanpa menyadari dirinya tengah mengandung. Ia mengaku tidak pernah berhubungan seks. Kondisi ini disebut sebagai hamil tanpa penetrasi atau splash pregnancy.
Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena mampu manghalau sperma agar tidak bercampur dengan cairan semen, tanpa mengakibatkan impotensi atau kanker.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved