Secara harfiah, stalker adalah orang yang secara ilegal mengikuti dan mengamati seseorang, khususnya wanita, dalam jangka waktu tertentu. Perbuatan seorang stalker disebut dengan stalking atau penguntitan. Tidak hanya di media sosial, ada beberapa jenis stalker yang perlu Anda ketahui.
27 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Stalker adalah orang yang secara ilegal menguntit atau mengikuti seseorang
Table of Content
Stalking dan stalker adalah istilah yang banyak digunakan di era digital saat ini. Di Indonesia, istilah stalker lebih erat dengan orang yang mencari tahu, mengikuti, atau memantau aktivitas seseorang (biasanya mantan kekasih) di media sosial.
Advertisement
Bisa dibilang istilah stalker yang umum digunakan di media sosial saat ini tidak terlalu berkonotasi negatif. Padahal dalam arti sebenarnya, stalker memiliki konotasi lebih buruk dan tidak hanya berkecimpung di media sosial saja.
Berdasarkan kamus Cambridge, stalker adalah orang yang secara ilegal mengikuti dan mengamati seseorang, khususnya wanita, dalam jangka waktu tertentu. Perbuatan yang dilakukan seorang stalker disebut dengan stalking atau penguntitan.
Dilansir dari Departemen Kepolisian New South Wales, Australia, stalking adalah tindak kejahatan yang termasuk dalam kekerasan dalam rumah tangga dan pribadi.
Stalking didefiniskan sebagai aktivitas mengikuti seseorang, termasuk mengamati, sering mendatangi area sekitar, bahkan tempat seseorang tinggal, berbisnis, atau bekerja, terutama tempat yang sering dikunjungi untuk melakukan kegiatan sosial atau rekreasi.
Stalking melibatkan serangkaian perilaku, tindakan berulang untuk mempertahankan kontak, dan/atau upaya menguasai sekaligus mengendalikan orang lain. Korban dapat merasa kesusahan, kehilangan kendali, ketakutan, atau merasa terganggu yang terjadi lebih dari satu kali.
Stalking juga dapat berupa ancaman atau sindiran seksual yang dilakukan seorang stalker untuk mengintimidasi atau menakuti korbannya. Tindakan ini dilakukan diam-diam sehingga tidak jarang korban penguntitan baru menyadari setelah mereka mengidentifikasi pola kejadian yang aneh atau mencurigakan yang terjadi berkali-kali, seperti:
Dilansir dari Psychology Today, Dr. Ronald M. Holmes, seorang profesor Kriminologi, menjelaskan ada beragam jenis stalker berdasarkan motifnya. Berikut adalah jenis-jenisnya.
Sasaran stalker domestik adalah mantan suami/istri atau kekasih. Ini adalah jenis penguntitan paling umum dan dapat membahayakan orang yang tidak bersalah.
Jenis stalker ini adalah pemangsa berantai yang mengintai korban-korbannya. Pemerkosa dan pembunuh berantai dapat bermula dari jenis stalker ini.
Jenis stalker ini berasal dari kenalan korban yang ingin menjalin hubungan intim, tetapi mengalami penolakan. Stalker dengan motif penolakan cinta juga memiliki subtipe, yakni seseorang dengan gangguan delusi erotomania, di mana ia meyakini bahwa targetnya sangat mencintainya.
Stalker selebriti biasanya menguntit artis-artis yang mereka idolakan. Kasus ini biasanya sering diliput oleh media.
Jenis stalker ini termotivasi oleh keyakinan politik, baik sebagai pendukung atau bertentangan dengan korbannya.
Pembunuh bayaran juga dapat dikategorikan sebagai stalker karena mereka umumnya menguntit korbannya sebelum melakukan pembunuhan.
Dale Hartley, profesor dari Universitas West Virginia, menambahkan jenis stalker dendam, yakni penguntit yang melakukan stalking untuk melakukan pembalasan dendam. Stalker ini dapat berupa rekan kerja, tetangga, atau orang-orang di sekitar korban.
Baca Juga
Pada dasarnya, tidak ada ciri-ciri pasti seorang stalker. Siapa saja dapat menjadi penguntit dengan motif berbeda.
Namun, ada beberapa pola yang mulai terlacak dari berbagai penelitian di Amerika Serikat. Perlu diingat bahwa pola ini mungkin tidak bisa diterapkan di negara lain, termasuk Indonesia. Pola ciri-ciri stalker tersebut adalah:
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah stalker adalah orang-orang yang memiliki gangguan klinis dan kepribadian.
Hanya sedikit stalker yang merupakan psikopat, sementara sisanya merupakan penderita narsistik, Borderline Personality Disorder (BPD), histrionic personality disorder, atau seorang antisosial.
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghindari bahaya stalker, di antaranya:
Apabila stalker mencoba menghubungi atau menjalin kontak secara berulang kali, tegaskan untuk memintanya berhenti menghubungi Anda. Setelah itu, jangan pernah lagi terlibat atau memberikan reaksi apa pun terhadap stalker.
Sering kali penguntitan juga melibatkan aksi kriminal. Utamakan keselamatan Anda dengan:
Apa pun jejak yang ditinggalkan stalker (pesan, hadiah, dan sebagainya), harus Anda kumpulkan. Mungkin Anda akan membutuhkannya suatu saat sebagai bukti.
Jika Anda merasa tengah menjadi korban stalking, ceritakan masalah Anda pada orang-orang terdekat (pasangan, keluarga) atau orang di sekitar Anda (teman kantor, tetangga). Sehingga, mereka bisa membantu saat mendapati hal-hal mencurigakan.
Dengan mempelajari jenis dan cara menghadapi stalker, Anda setidaknya memiliki bekal jika suatu saat berhadapan dengan orang-orang seperti ini. Selalu utamakan keselamatan Anda dan jangan ragu untuk melaporkan kepada pihak berwajib jika sudah sangat meresahkan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Stigma pada penderita gangguan kesehatan mental di Indonesia masih berisiko memunculkan efek negatif pada pasien itu sendiri. Oleh karena itu, stigma semacam ini harus segera dihentikan.
Depresi pada remaja dapat terjadi karena berbagai faktor. Ketika mengalami depresi, remaja cenderung akan menunjukkan tanda-tanda tertentu.
Flirting adalah semacam bahasa isyarat yang digaungkan oleh laki-laki maupun perempuan sebagai sinyal adanya ketertarikan terhadap orang yang dituju. Lantas, mengapa flirting sering dianggap sebagai sikap genit?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R Hakbar Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved