Jenis imunisasi anak bermacam-macam, seperti hepatitis B, polio, atau campak. Namun, si kecil wajib mendapatkannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar perlindungannya semakin optimal.
5
(6)
18 Jan 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hampir semua imunisasi diberikan melalui suntikan
Imunisasi bertujuan melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Jenis imunisasi untuk anak juga beragam. Kegiatan ini penting dilakukan karena sistem kekebalan tubuh anak masih dalam proses pembentukan.
Advertisement
Macam-macam imunisasi anak perlu diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan agar proteksinya optimal. Sebagian vaksin cukup diberikan sekali, sedangkan sebagian lainnya harus diulang beberapa kali supaya dapat memberikan perlindungan efektif.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut adalah jenis imunisasi wajib dan tambahan yang perlu diberikan pada anak.
Imunisasi dasar wajib perlu dipenuhi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya di awal masa kehidupan buah hati. Apa saja macam-macam imunisasi pada bayi tersebut?
Vaksin hepatitis B perlu diberikan 4 kali. Pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir, lalu berikan secara berturut-turut pada usia 2,3 dan 4 bulan.
Apabila ibu memiliki penyakit hepatitis B, maka bayi yang dilahirkan harus segera mendapat suntikan vaksin hepatitis B serta diberikan suntikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG).
Area bekas suntikan dapat terasa sakit dan membengkak. Namun keluhan ini biasanya hilang setelah 2 hari. Untuk meringankan nyeri, ibu disarankan untuk memberi lebih banyak ASI dan menempelkan kompres dingin di bekas suntikan.
Vaksin BCG diperuntukkan bagi pencegahan tuberkulosis (TBC). Imunisasi ini hanya perlu dilakukan 1 kali, dan waktu terbaiknya saat bayi sudah berusia 2 atau 3 bulan. Pasalnya, bayi di bawah 2 bulan belum memiliki sistem imun yang matang.
Sekitar 2-6 minggu setelah pemberian vaksin BCG, mungkin akan timbul bisul kecil di area bekas suntikan. Namun, bisul ini perlahan-lahan akan sembuh.
Bila bisul mengeluarkan cairan, harap dikompres dengan cairan antiseptik. Jika bisul tidak kunjung sembuh, segera bawa si kecil ke dokter.
DPT adalah singkatan dari difteri pertusis tetanus. Sementara itu, HiB adalah Haemophilus influenzae. Vaksin wajib bayi ini bisa digabung dan diberikan sebanyak 4 kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 18 bulan.
Area bekas suntik mungkin akan terasa nyeri dan membengkak sementara. Orang tua disarankan untuk menyusui lebih banyak dan menggunakan kompres dingin di area bekas suntik si kecil.
Selanjutnya, vaksinasi DPT bisa dilakukan pada usia 5 tahun dan 12 tahun sebagai imunisasi booster.
Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas hingga dapat menyebabkan kematian.
Vaksin polio oral (OPV) diberikan dengan cara diteteskan ke mulut pada saat baru lahir lalu diberikan berturut-turut 2, 3, 4 bulan. Sementara itu, vaksin polio yang disuntikan (IPV) diberikan satu kali saat Si Kecil berusia 4 bulan.
Imunisasi polio bisa kembali dilakukan pada usia 18 bulan sebagai vaksin booster. Jenis imunisasi untuk bayi ini umumnya tidak menyebabkan efek samping.
Imunisasi wajib anak berikutnya adalah campak. Campak adalah penyakit yang memiliki gejala ruam kemerahan pada seluruh tubuh dan disebabkan oleh virus.
Vaksin campak pertama diberikan pada usia 9 bulan. Imunisasi ini bisa menyebabkan demam ringan dan kemerahan selama 3 hari pada hari 8-12 setelah imunisasi. Kemudian diberikan kembali pada saat anak berusia 18 bulan dan 6 tahun.
Ibu dianjurkan untuk memperbanyak pemberian ASI atau MPASI setelah si kecil diberikan vaksin campak. Area bekas suntikan pada anak juga disarankan untuk diberikan kompres dingin jika terjadi pembengkakan.
Selain daftar imunisasi wajib, terdapat beberapa imunisasi tambahan untuk anak yang sebaiknya jangan dilewatkan. Berikut adalah macam-macam imunisasi tambahan untuk anak.
Vaksin ini dilaksanakan pada usia 15 bulan,kemudian diberikan dosis booster pada usia 5 tahun. Pemberian vaksin MMR ini bertujuan membentuk antibodi terhadap virus rubella, campak, dan gondongan pada anak. Vaksin ini dilaksanakan pada usia 18 bulan, kemudian diberikan dosis booster pada usia 5 tahun.
PCV adalah vaksin untuk melawan bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan infeksi berat, seperti pneumonia, sepsis, dan meningitis. Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat bayi usia 2, 4, dan 6 bulan. Selanjutnya, vaksin booster diberikan pada rentang usia 12-15 bulan.
Vaksin rotavirus diberikan untuk melawan infeksi virus yang menyebabkan adanya peradangan pada saluran pencernaan sehingga menimbulkan diare pada bayi dan anak-anak.
Jenis imunisasi bayi ini diberikan dalam periode waktu yang sama dengan PCV, tetapi secara terpisah, dan diberikan sebanyak 3 kali saat usia 2, 4, dan 6 bulan.
Vaksin hepatitis A diberikan saat usia anak memasuki 12-24 bulan, tepatnya sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Suntik imunisasi ini dapat membantu mencegah penyakit hepatitis A pada anak-anak.
Vaksin tifoid diberikan pada saat anak berusia 24 bulan. Pemberiannya bisa dilakukan berulang setiap 3 tahun sekali sampai anak berusia 18 tahun. Jenis vaksin ini dibutuhkan untuk mencegah penyakit tifus atau tipes yang bisa berbahaya jika diderita anak.
Vaksin varisela bertujuan mencegah cacar air yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Vaksinasi ini dilakukan sebanyak 2 kali setelah anak berusia 12-18 bulan. Interval waktu pemberiannya adalah 6 minggu sampai 3 bulan.
Vaksin influenza bisa diberikan sejak anak berusia 6 bulan, kemudian diulang setiap tahun dari usia 18 bulan sampai 18 tahun. Tujuan pemberian jenis imunisasi ini adalah untuk memberikan perlindungan terhadap ISPA akibat flu.
Imunisasi HPV dapat diberikan saat anak berusia 9-14 tahun, tepatnya sebanyak 2-3 kali dengan interval 6-15 bulan di antara penyuntikan. Tujuan pemberian vaksin HPV adalah untuk melindungi tubuh anak dari infeksi human papillomavirus (HPV).
Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan untuk mencegah infeksi virus Japanese encephalitis yang bisa menyebabkan penyakit radang otak. Penyakit ini bisa menyebar melalui gigitan nyamuk. Jadwal pemberian vaksin ini adalah saat anak berusia 9 bulan.
Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis lgM/lgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi lgG anti dengue positif.
Untuk mendapatkan imunisasi wajib untuk bayi dan anak, Anda bisa membawanya ke pusat pelayanan kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, klinik, atau rumah sakit.
Akan lebih baik jika si kecil mendapatkan macam-macam imunisasi sesuai jadwal yang telah direkomendasikan.
Baca Juga
Jenis-jenis imunisasi dapat dibagi menjadi imunisasi wajib atau pilihan. Tipe vaksin wajib meliputi BCG, DPT, HiB, hepatitis B, polio dan campak. Sementara itu, imunisasi tambahannya berupa MMR, varisela, tifoid, hepatitis A, influenza, pneumokokus, rotavirus, HPV, JE, dan dengue.
Anak-anak dianjurkan untuk memenuhi kedua jenis vaksinasi tersebut supaya dapat memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang bersangkutan.
Bagi Anda yang ingin bertanya lebih lanjut seputar jenis imunisasi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Batuk rejan atau pertusis adalah penyakit saluran pernapasan dan paru-paru yang terjadi karena adanya infeksi bakteri. Batuk ini dicirikan dengan suara tarikan napas kencang (whoop) di awal atau sela-sela batuk tiada henti.
Perbedaan vakskin MMR dan vaksin MR adalah cakupan penyakitnya saya. Vaksin ini sama-sama aman diberikan kepada anak.
Imunisasi campak pada bayi perlu dilakukan untuk mencegah penularan dari infeksi virus campak.Jadwal pemberian vaksin ini bisa dimulai sejak anak berusia di bawah 1 tahun
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lidya Hapsari
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved