logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

11 Jenis Anemia Berdasarkan Penyebabnya

open-summary

Ada macam-macam anemia tergantung penyebab yang mendasarinya. Mengetahui klasifikasi dan jenis anemia penting untuk mencari tahu pengobatan yang paling tepat.


close-summary

9 Mar 2022

| Rena Widyawinata

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

macam-macam jenis dan klasifikasi anemia

Jenis anemia dapat dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya sel darah merah kurang

Table of Content

  • Jenis anemia yang umum terjadi
  • Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah
  • Catatan dari SehatQ

Anemia terjadi saat jumlah sel darah merah Anda terlalu rendah. Kondisi ini disebut juga kurang darah. Ada berbagai jenis anemia yang bisa terjadi tergantung pada penyebabnya.

Advertisement

Mengetahui penyebabnya, tentu juga akan membantu Anda menemukan pengobatan yang paling tepat pula. Simak macam-macam anemia yang umum terjadi.

Jenis anemia yang umum terjadi

Komponen darah manusia terdiri atas empat, yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma darah. Anemia terjadi karena jumlah sel darah merah rendah atau kurang.

Padahal, terdapat hemoglobin di dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, sejumlah gejala anemia pun muncul, seperti pusing, pucat, dan lemas.

Meski penyebab anemia bisa berbeda-beda, gejala umum yang ditimbulkan oleh macam-macam anemia serupa.

Berikut ini adalah beberapa jenis anemia yang umum terjadi.

1. Anemia defisiensi zat besi

Anemia defisiensi zat besi adalah jenis anemia yang paling umum
Anemia defisiensi zat besi adalah jenis anemia yang paling umum

Salah satu jenis anemia yang paling umum terjadi adalah kurang darah akibat kekurangan zat besi. Kondisi ini disebut dengan anemia defisiensi zat besi

Tubuh memerlukan zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Saat tubuh kekurangan zat besi, produksi hemoglobin akan terganggu dan kadarnya akan berkurang.

Pengobatan anemia defisiensi besi adalah makan makanan kaya zat besi dan suplemen zat besi. 

Selain itu, konsumsi vitamin C juga berguna untuk anemia akibat kekurangan zat besi. Pasalnya, vitamin C membantu penyerapan zat besi menjadi lebih optimal.

Apabila tablet zat besi dan makanan penambah darah tidak cukup untuk mengatasi anemia yang Anda alami, dokter mungkin merekomendasikan beberapa pemeriksaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan organ dalam yang menyebabkan Anda kehilangan banyak darah dan zat besi.

BACA JUGA: 6 Kondisi yang Mengharuskan Minum Tablet Tambah Darah

2. Anemia defisiensi B12 dan folat

Sesuai namanya, anemia defisiensi B12 dan folat (B9) terjadi karena tubuh kekurangan dua vitamin tersebut. Itu sebabnya, anemia ini disebut juga sebagai anemia defisiensi vitamin. 

Seseorang bisa hanya mengalami anemia defisiensi B12 ataupun keduanya sekaligus.

Melansir dari Annual Review of Nutritions, eritroblas (cikal bakal sel darah merah) membutuhkan folat dan B12 untuk pembentukan eritrosit yang sempurna pada proses eritropoiesis. Kurang asupan B12 dan folat dari makanan bisa menyebabkan produksi sel darah merah terganggu dan berkurang jumlahnya.

Umumnya, anemia defisiensi vitamin disebabkan oleh rendahnya asupan vitamin-vitamin tersebut. Akan tetapi, dalam kasus yang jarang, vitamin B12 dapat terjadi akibat penyakit autoimun yang disebut dengan anemia pernisiosa.

Anemia pernisiosa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di sistem pencernaan penghasil zat yang disebut faktor intrinsik. Tanpa faktor intrinsik ini, tubuh tidak akan dapat menyerap vitamin B12 dengan baik. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan anemia kekurangan vitamin B12. 

3. Anemia sel sabit

Normalnya, sel darah merah berbentuk bulat padat dengan cekungan di tengahnya, seperti cakram, dan bersifat fleksibel. Bentuknya ini memudahkan eritrosit mengalir di pembuluh darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.

Anemia sel sabit (sickle-cell anemia) menyebabkan eritrosit berbentuk seperti bulan sabit dan kaku. Kondisi ini merupakan salah satu kelainan darah yang diturunkan dalam keluarga.

Bentuknya yang tidak bulat utuh menyebabkan sel darah mudah tersangkut di pembuluh darah yang menghambat aliran darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.

Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan anemia sel sabit dan mengembalikan bentuknya seperti semula. Pengobatan yang ada ditujukan untuk meringankan gejala yang mungkin muncul.

Transplantasi sumsum tulang bisa menjadi salah satu pilihan pengobatan meski pencarian donornya juga merupakan tantangan. Selain itu, transfusi darah, serta pemberian obat-obatan berupa antibiotik, pereda nyeri, serta obat hydroxyurea (hidroksikarbamid).

4. Thalasemia

Thalasemia merupakan jenis anemia yang disebabkan oleh genetik
Thalasemia merupakan jenis anemia yang disebabkan oleh genetik

Thalasemia juga termasuk salah satu jenis anemia. Sebab, kelainan darah yang satu ini juga menyebabkan jumlah sel darah merah dalam tubuh rendah

Seperti halnya anemia sel sabit, talasemia juga diturunkan dalam keluarga. Talasemia menyebabkan bentuk sel darah merah abnormal dan berukuran kecil. Akibatnya, hemoglobin dalam eritrosit tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Thalasemia ringan (minor) biasanya tidak membutuhkan pengobatan apa pun. Penderitanya dapat hidup dengan normal. 

Akan tetapi, thalasemia mayor bisa menyebabkan gejala yang cukup berat. Penderitanya bahkan membutuhkan transfusi darah secara rutin. 

BACA JUGA: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

5. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik merupakan kelainan darah yang menyebabkan sel darah merah dihancurkan lebih cepat sebelum waktunya. Mengutip dari jurnal Transfusion Medicine and Hemotherapy, normalnya sel darah merah berumur sekitar 115 hari sebelum akhirnya kemudian dihancurkan oleh tubuh. Setiap hari, tubuh akan memproduksi sel darah merah baru.

Pada orang yang punya anemia hemolitik, sel darah merah ini dihancurkan meski belum waktunya. Proses penghancuran sel darah merah ini disebut dengan hemolisis.

Anemia hemolitik dapat terjadi karena diturunkan dalam keluarga (genetik) ataupun karena kondisi medis tertentu (acquired anemia hemolytic), seperti penyakit infeksi virus atau bakteri, konsumsi obat-obat tertentu, penyakit autoimun, atau reaksi berat dari transfusi darah.

6. Anemia aplastik

Semua komponen darah, termasuk sel darah merah, diproduksi oleh sumsum tulang, atau disebut juga dengan sel punca (stem cell). Anemia aplastik merupakan jenis anemia langka yang terjadi akibat kerusakan sumsum tulang sehingga tidak mampu memproduksi sel darah dalam jumlah normal.

Sering kali, kondisi ini disebabkan oleh penyakit autoimun. Penyakit autoimun menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel punca di sumsum tulang belakang. Akibatnya, produksi sel darah merah jadi berkurang.

Selain penyakit autoimun, beberapa penyebab lain yang juga berpotensi menyebabkan anemia aplastik, antara lain infeksi virus, terapi radiasi ion, obat, dan paparan bahan kimia tertentu.

7. Anemia defisiensi G6PD

G6PD (glucose-6-phosphate-dehydrogenase) adalah salah satu enzim yang berada di dalam tubuh. Saat tubuh kekurangan enzim ini, Anda lebih berisiko mengalami anemia.

Anemia defisiensi G6PD adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan tubuh kekurangan enzim G6PD dan menyebabkan anemia. 

Enzim ini bekerja dengan cara melindungi darah merah dari substansi atau zat-zat yang bisa menghancurkan eritrosit sebelum waktunya. Ketika enzim G6PD berkurang, sel darah merah kehilangan pelindungnya sehingga lebih mudah pecah (hemolisis).

Kekurangan enzim G6PD inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab seseorang mengalami anemia hemolitik. 

8. Anemia fanconi

Anemia fanconi adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (pansitopenia). Jenis anemia ini terjadi karena kerusakan sumsum tulang akibat keturunan.

Orang yang mengalami anemia fanconi dapat memiliki kelainan fisik, cacat organ, bahkan lebih berisiko terhadap jenis kanker tertentu.

Hampir 50% orang yang mengalami anemia fanconi memiliki kelainan fisik, seperti hipopigmentasi, bercak kulit gelap, bentuk ibu jari yang abnormal, masalah saluran kemih, cacat jantung, hingga bentuk mata yang berbeda, seperti mata yang kecil.

Selain itu, mereka juga punya risiko lebih besar untuk mengalami kanker darah leukemia mieloblastik akut (LMA).

Mengingat penyebabnya adalah faktor genetik, pemeriksaan genetik sebelum menikah atau merencanakan kehamilan bisa jadi salah satu cara mencegah anemia tipe ini. Selain itu, beberapa pengobatan seperti transfusi darah, operasi untuk memperbaiki cacat organ yang terjadi, terapi gen, atau transplantasi menjadi beberapa pilihan yang tersedia. 

BACA JUGA: Beragam Pilihan Obat Anemia Berdasarkan Jenis-jenisnya

9. Anemia blackfan-diamond

Macam-macam anemia juga disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang
Macam-macam anemia juga disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang

Serupa dengan anemia fanconi, anemia blackfan-diamond juga sama-sama menyerang sumsum tulang, “pabrik” sel darah merah

Anemia blackfan-diamond adalah salah satu macam anemia langka yang terjadi ketika sumsum tulang rusak akibat mutasi genetik. Perubahan gen ini bisa karena diturunkan dalam keluarga ataupun terjadi dengan sendirinya.

Biasanya, anemia blackfan-diamond dapat terdeteksi pada tahun pertama kelahiran. Anak yang mengalami anemia tipe ini dapat memiliki ukuran kepala yang kecil (microcephaly), jarak antar mata yang terlalu jauh, kelopak mata terkulai (ptosis), tulang hidung yang datar, sumbing, atau postur tubuh yang pendek.

Selain itu, mereka juga lebih rentan untuk mengalami mielodisplastik sindrom (MDS).

10. Anemia sideroblastik

Tubuh membutuhkan zat besi yang cukup untuk membuat hemoglobin dalam sel darah merah. 

Anemia sideroblastik terjadi karena zat besi tidak dapat berfungsi dengan baik dalam membentuk hemoglobin pada sel darah merah. Akibatnya, zat besi justru menumpuk di sel darah merah dan membentuk lapisan luar menyerupai cincin yang disebut dengan sideroblas.

Anemia sideroblastik terjadi karena adanya masalah pada sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah merah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh genetik ataupun penyakit tertentu. Pengobatan anemia sideroblastik akan tergantung dari penyebab yang mendasarinya.

11. Anemia penyakit kronis

Sesuai namanya, jenis anemia yang satu ini disebabkan oleh penyakit kronis yang dialami oleh seseorang. Beberapa penyakit yang jadi penyebab anemia, antara lain penyakit ginjal kronis.

Penyakit ginjal menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi cukup hormon eritropoietin yang berperan dalam proses pembentukan sel darah merah. Selain penyakit ginjal, kanker juga bisa menyebabkan anemia karena kemoterapi yang digunakan dapat berdampak pada tubuh dalam menghasilkan sel darah merah.

BACA JUGA: 7 Makanan Penambah Hb untuk Pasien Cuci Darah

Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah

Klasifikasi anemia juga dilihat dari ukurannya
Klasifikasi anemia juga dilihat dari ukurannya

Selain dibedakan berdasarkan penyebabnya seperti yang telah dijelaskan di atas, klasifikasi anemia juga dibedakan berdasarkan ukuran sel darah merah.

Berikut ini adalah klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah merah:

 

  • Anemia megaloblastik
    Jenis anemia ini dikenal juga dengan sebutan anemia makrositik. Anemia megaloblastik atau makrositik terjadi saat sel darah merah berukuran lebih besar dari seharusnya. Beberapa contoh anemia megaloblastik, antara lain anemia defisiensi B12 dan folat serta anemia pernisiosa. 

 

  • Anemia mikrositik
    Kebalikan dengan sebelumnya, anemia mikrositik adalah anemia yang ditandai dengan ukuran sel darah merah yang terlalu kecil. Anemia defisiensi zat besi adalah salah satu contoh anemia mikrositik.

 

  • Anemia normositik
    Penderita anemia normositik memiliki ukuran sel darah merah yang normal. Meski begitu, jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hemoglobin di dalam darah Anda. akibatnya proses sirkulasi darah terhambat. Anemia akibat penyakit kronis adalah salah satu contoh anemia normositik.

BACA JUGA: Cegah Anemia, Ini Dia Daftar Makanan Penambah Darah, Kenali juga Pantangannya

Catatan dari SehatQ

Klasifikasi anemia dapat dibedakan dari penyebab berkurangnya sel darah merah dan ukurannya. Mengingat penyebabnya bervariasi, pengobatannya juga beragam.

Itu sebabnya, mengetahui macam-macam anemia bisa membantu dokter dalam menemukan pengobatan yang paling tepat sesuai dengan penyebabnya.

Konsumsi makan makanan kaya zat besi atau makanan penambah darah menjadi cara mengobati anemia secara alami yang paling umum. Akan tetapi, jika anemia terjadi karena kehilangan banyak darah, transfusi akan diambil sebagai solusi.

Waspadalah jika Anda mengalami gejala anemia, seperti kelelahan yang amat sangat, lemas, pusing atau sakit kepala, pucat, dan sering merasa kedinginan. Terlebih jika gejala ini tak kunjung hilang meski telah mengonsumsi vitamin penambah darah.

Segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. Anda juga bisa berkonsultasi ke dokter lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ dengan dokter spesialis. Download aplikasinya sekarang juga di Google Play dan App Store.

Advertisement

anemiaanemia aplastikanemia defisiensi besianemia hemolitikanemia sel sabitanemia defisiensi vitamin b12 dan folat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved