Alergi protein terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein dalam makanan yang dikonsumsi. Ada berbagai jenis alergi protein yang bisa terjadi. Apa saja?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
25 Agt 2020
Telur, susu, dan kacang-kacangan bisa memicu alergi protein
Table of Content
Protein merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai sistem dalam tubuh manusia. Tidak hanya itu, protein juga dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan memelihara kesehatan. Meski dibutuhkan oleh tubuh, tidak semua orang dapat mengonsumsi protein dengan baik, contohnya pada orang yang memiliki alergi protein..
Advertisement
Pada dasarnya, alergi protein adalah alergi makanan yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi berlebih terhadap protein dari makanan yang dikonsumsi. Dalam kondisi ini, protein malah dianggap sebagai benda asing yang berbahaya. Alergi protein memiliki beberapa jenis berdasarkan makanan yang menjadi penyebabnya.
Semua makanan yang mengandung protein bisa menimbulkan alergi pada sebagian orang. Namun, terdapat beberapa makanan tertentu yang menjadi pemicu paling umum dari alergi protein. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Alergi susu umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak. Berdasarkan foodallergy, sekitar 2,5 persen anak di bawah usia 3 tahun memiliki kondisi ini.
Alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sebagai zat yang berbahaya sehingga memicu reaksi alergi. Kondisi ini membuat penderitanya harus menghindari susu maupun produk makanan dan minuman yang mengandung susu.
Alergi telur merupakan salah satu alergi protein yang biasanya terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Baik putih maupun kuning telur sama-sama mengandung protein yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
Sistem kekebalan tubuh penderita alergi ini akan memberi reaksi abnormal terhadap protein dalam telur. Oleh sebab itu, penderita alergi telur sebaiknya menghindari telur maupun produk-produk yang terbuat dari telur.
Alergi ikan laut merupakan salah satu jenis alergi protein yang banyak terjadi pada orang dewasa. Alergi ini biasanya berlangsung seumur hidup. Alergi ikan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memberi reaksi abnormal terhadap protein dalam ikan.
Tak hanya dengan mengonsumsi ikan, reaksi alergi ini juga bisa terjadi apabila Anda menyentuh ikan. Jenis ikan yang paling umum menimbulkan alergi, yaitu salmon, tuna, dan halibut.
Kandungan protein dalam kacang juga bisa memicu terjadinya alergi protein. Beragam jenis kacang, seperti kacang tanah, almond, walnut, kacang mete, kacang kedelai, pistachio, dan lainnya, dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi. Alergi kacang bahkan bisa menjadi parah dan berpotensi mengancam jiwa.
Alergi makanan laut umumnya menyerang orang dewasa. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam makanan laut tertentu, seperti udang, kepiting, lobster, kerang, remis, dan tiram.
Anda dapat mengalami alergi terhadap semua jenis makanan laut, tetapi bisa juga hanya satu atau beberapa makanan laut tertentu. Gejala alergi seafood bisa timbul meski Anda hanya mengonsumsi makanan laut dalam jumlah yang sedikit.
Baca Juga
Gejala alergi protein biasanya muncul dalam beberapa menit atau jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung protein. Gejala dapat berkisar dari ringan, misalnya ruam gatal pada kulit, bengkak bibir, kram perut, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan mata berair, hingga yang mengancam jiwa, contohnya sesak napas, pembengkakan di tenggorokan atau lidah, lemas, dan penurunan kesadaran.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), belum ada obat yang dapat menyembuhkan alergi protein sepenuhnya. Namun, dalam mengatasi reaksi alergi ringan, Anda dapat mengonsumsi obat antihistamin untuk mengurangi gejala.
Sementara, jika alergi yang dirasakan semakin buruk dan menyebabkan anafilaksis (reaksi alergi yang parah), maka perlu penanganan medis dengan segera. Penderita alergi protein juga akan dianjurkan untuk melakukan imunoterapi atau terapi desensitisasi guna melatih kekebalan terhadap protein.
Menghindari alergen secara ketat menjadi satu-satunya cara dalam mencegah reaksi alergi. Jangan lupa juga pula untuk selalu membaca label kemasan produk makanan yang Anda beli. Pastikan makanan tersebut tidak mengandung protein yang dapat memicu timbulnya alergi. Selain itu, Anda juga dapat melakukan tes alergi untuk memastikan kondisi Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter apabila Anda khawatir memiliki alergi protein.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Bukan hanya enak disantap, ternyata manfaat kerang hijau bagi tubuh juga sangat banyak. Namun, konsumsinya perlu diperhatikan karena bisa menyebabkan keracunan dan alergi.
22 Feb 2020
Vitamin yang bisa meredakan alergi adalah vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Vitamin ini dapat mengurangi gejala alergi ringan.
25 Feb 2022
Gigitan tungau bisa menimbulkan rasa gatal, iritasi, dan ruam di kulit. Cara menghilangkan bekas gigitan tungau yang tepat harus sesuai dengan jenis tungaunya.
9 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved