Salah satu cara pemberian obat adalah lewat suntik atau injeksi. Injeksi sendiri ada macam-macam. Perbedaan area dan kedalaman lokasi suntik ini akan memengaruhi kecepatan penyerapan obat.
1 Sep 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Terdapat beberapa jenis injeksi untuk pemberian obat tergantung lokasi suntik
Table of Content
Mendengar kata injeksi, otak Anda mungkin akan langsung berpikir soal imunisasi atau proses vaksinasi. Apa lagi di tengah maraknya upaya penghentian Covid-19, vaksinasi jadi salah satu yang kerap dibicarakan.
Advertisement
Nyatanya, injeksi tidak hanya diperuntukan bagi vaksin. Di dunia medis, ini menjadi salah satu memberikan obat kepada pasien.
Tak hanya satu, ada macam-macam cara penyuntikan, tergantung kondisi yang Anda alami.
Beberapa obat umumnya diminum (oral) atau diberikan secara rektal (lewat anus). Keduanya perlu melalui saluran cerna terlebih dulu sebelum akhirnya diserap tubuh.
Nah, cara pemberian obat lewat suntikan alias injeksi tidak demikian. Dalam dunia medis, pemberian obat lewat suntikan disebut dengan jalur parenteral.
Melansir dari jurnal Encyclopedia of Biomedical Engineering, injeksi parenteral adalah proses pemberian obat lewat suntikan atau infus, atau medium lain, selain lewat saluran cerna.
Kalau Anda sudah familier dengan suntik di lengan, nyatanya ada banyak cara penyuntikan yang juga masuk ke dalam kategori injeksi.
Perbedaan jenis suntikan ini biasanya tergantung jenis obat, efek samping yang mungkin muncul, hingga keampuhannya.
Baca Juga
Ini dia berbagai jenis suntikan dan manfaatnya dalam proses penyembuhan:
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan obat ke jaringan lemak di bawah kulit. Bisa dibilang ini adalah salah satu cara penyuntikan yang lebih mudah dibandingkan yang lain.
Itu sebabnya, beberapa pasien mungkin akan diajarkan untuk menyuntik secara mandiri. Salah satu yang paling sering menggunakan injeksi subkutan adalah suntik insulin bagi diabetesi (orang dengan diabetes).
Obat yang telah masuk ke jaringan subkutan kemudian akan menuju pembuluh darah kapiler untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh lewat sistem peredaran darah.
Suntikan subkutan ini biasanya dipilih jika obat yang dikonsumsi berpotensi hancur saat melalui saluran pencernaan.
Sesuai namanya, cara penyuntikan intramuskular berarti menyuntikkan obat ke dalam otot. Mengingat letak otot lebih dalam dibandingkan jaringan lemak, dibutuhkan jarum yang lebih panjang untuk cara pemberian obat ini.
Intramuskular adalah metode yang paling umum dalam menyuntikkan vaksin. Namun, beberapa obat juga bisa disuntikkan dengan cara intramuskular.
Mengutip dari sebuah tulisan berjudul Intramuscular injection, macam-macam obat yang diberikan lewat injeksi intramuskular, antara lain antibiotik (seperti penisilin dan streptomisin) serta obat hormon, seperti testosteron dan medroxyprogesterone.
Biasanya, suntikan intramuskular dipilih jika dosis obat yang diberikan lebih besar. Cara ini dipilih untuk menghindarkan pasien dari efek samping obat yang mungkin muncul jika minum obat oral.
Lokasi suntik intramuskular (ke dalam otot), yaitu lengan atas, paha, atau bokong. Lokasi penyuntikan ini akan memengaruhi seberapa cepat penyerapan obat oleh tubuh.
Injeksi intravena merupakan cara penyuntikan dengan memasukkan jarum langsung ke pembuluh darah (vena). Infus merupakan cara memasukkan obat atau cairan secara intravena.
Obat biasanya dapat diberikan lewat satu kali suntik, atau diberikan melalui infus yang tergantung. Anda mungkin pernah mendapatkan obat lewat satu kali suntikan di tangan yang terpasang infus. Sekaligus, menerima dari kantung infus yang digantung.
Jenis suntikan intravena merupakan cara terbaik memberikan obat. Cara ini memungkinkan obat diberikan dengan dosis yang tepat.
Obat yang diberikan lewat injeksi intravena juga akan langsung masuk ke aliran darah dan disebarkan ke seluruh tubuh. Dengan begitu, efek kerja obat juga lebih cepat dibandingkan subkutan dan intramuskular.
Rute pemberian obat secara intratekal dilakukan dengan menyuntikkan obat ke antara ruas tulang tulang belakang bagian bawah. Obat nantinya akan disuntikkan ke ruang di sekitar sumsum tulang belakang.
Cara ini diambil jika obat yang disuntikkan perlu segera bekerja untuk otak, sumsum tulang belakang, atau selaput otak. Beberapa obat antinyeri, seperti morfin juga diberikan lewat intratekal.
Sebagai contoh, beberapa ibu hamil yang hendak melahirkan bisa menerima suntikan epidural lewat intratekal.
Baca Juga
Terdapat banyak sediaan obat. Mulai dari obat tablet, sirup, hirup, salep, hingga yang disuntik.
Jurnal Medication Safety menyebutkan beberapa alasan dan kondisi yang mungkin membutuhkan pemberian obat lewat injeksi, yakni:
Jenis obat tertentu mungkin saja tersedia dalam berbagai jenis sediaan, mulai dari obat minum hingga suntikan. Memilih mana yang tepat untuk kondisi Anda tentu membutuhkan pertimbangan dari dokter.
Untuk perawatan di rumah sakit, hampir pasti obat akan diberikan lewat injeksi intravena. Meski beberapa obat mungkin saja diberikan secara oral (diminum).
Konsultasikanlah ke dokter Anda untuk mengetahui pilihan terbaik Anda. Anda juga melakukan konsultasi dokter online melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Fungsi alveolus dalam sistem pernapasan manusia adalah memindahkan molekul oksigen dan karbon dioksida untuk masuk serta keluar dari aliran darah.
Cara menjadi pemimpin yang baik harus bisa menjadi contoh untuk banyak orang. Pemimpin pun harus mau mendengarkan aspirasi dari bawahannya untuk kemajuan bersama.
Idealnya, mengatasi luka bakar harus disesuaikan dengan tingkat keparahan dan luasnya. Beragam salep luka bakar dan obat luka bakar alami bisa dijadikan pilihan untuk mengatasi luka bakar ringan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved