Ada beberapa jenis antibiotik untuk tipes, penentuan tipe mana yang cocok harus dilakukan oleh dokter. Antibiotik untuk tipes, termasuk ciprofloxacin, azithromycin, ceftriaxone, dan lainnya.
2023-03-20 07:13:55
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penanganan tipes butuh antibiotik dari dokter
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah tipes. Antibiotik menjadi satu-satunya obat yang efektif untuk menangani demam tifoid. Apa saja jenis-jenis antibiotik untuk tipes yang direkomendasikan oleh dokter?
Advertisement
Tipes atau demam tifoid adalah infeksi bakteri serius yang mudah menyebar. Misalnya, melalui air dan makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri penyebabnya.
Anak-anak hingga orang dewasa dapat mengalami tipes. Namun penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak dan umum terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Gejala tipes biasanya meliputi demam tinggi, sakit perut, dan ruam pada kulit. Jika tak ditangani dengan baik, tipes dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Mulai dari perdarahan hingga robekan pada organ pencernaan.
Oleh sebab itu, penanganan dengan antibiotik untuk tipes harus dilakukan secepatnya oleh dokter.
Infeksi bakteri seperti tipes dapat ditangani dengan pemberian antibiotik. Antibiotik untuk tipes adalah obat yang berfungsi untuk menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan bakteri.
Karena itu, antibiotik tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Misalnya, pilek dan flu.
Antibiotik untuk tipes harus diresepkan oleh dokter agar sesuai dengan kondisi kesehatan penderita. Beberapa jenis antibiotik yang biasa diberikan meliputi:
Salah satu antibiotik untuk tipes yang umum diresepkan oleh dokter adalah ciprofloxacin. Termasuk dalam antibiotik golongan fluoroquinolone, ciprofloxacin tersedia dalam bentuk tablet hingga suntik.
Antibiotik untuk tipes ini tidak boleh diberikan pada anak-anak berusia di bawah 18 tahun, kecuali mereka memiliki infeksi yang tidak mempan diobati dengan antibiotik lainnya.
Ciprofloxacin dapat berinteraksi dengan beberapa obat lainnya, seperti antasida atau sediaan obat yang mengandung zat besi atau zinc. Jadi, perlu jeda waktu di antara konsumsi ciprofloxacin dan obat-obatan tersebut.
Jika Anda tidak mengonsumsi obat-obatan lain atau tidak memiliki kondisi medis lain yang serius, efek samping ciprofloxacin biasanya meliputi diare, mual, muntah, dan ruam.
Meski jarang, ciprofloxacin juga bisa menyebabkan efek samping yang serius. Contohnya, gangguan pada tendon, masalah saraf, perubahan suasana hati atau perilaku yang serius, atau kondisi gula darah rendah.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami efek samping tersebut.
Antibiotik untuk tipes berikutnya adalah azithromycin. Antibiotik untuk tipes ini bisa diresepkan oleh dokter bila bakteri tidak lagi mempan diobati dengan ciprofloxacin.
Anda tidak boleh menggunakan azithromycin jika memiliki alergi terhadap obat ini, pernah terkena penyakit kuning, atau mengalami gangguan hati karena penggunaan azithromycin.
Apabila Anda juga menggunakan obat antasida yang mengandung aluminum atau magnesium, tunggu setidaknya dua jam sebelum atau sesudahnya untuk mengonsumsi azithromycin.
Diare, mual, muntah, sakit perut, dan sakit kepala merupakan efek samping dari azithromycin. Sementara reaksi alergi akibat obat ini bisa menimbulkan gejala berupa gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah dan tenggorokan, serta ruam.
Segeralah cari bantuan medis jika Anda merasa mengalami efek samping akibat antibiotik untuk tipes satu ini.
Ceftriaxone adalah obat antibiotik untuk tipes yang dapat diberikan pada anak-anak maupun dewasa. Namun beri tahu dokter jika Anda atau anak Anda memiliki kadar gula darah tinggi. Kenapa?
Pasalnya, beberapa produk ceftriaxone mengandung gula. Jenis antibiotik untuk tipes ini juga tidak boleh diberikan pada bayi baru lahir dengan kadar bilirubin tinggi.
Obat-obatan lain yang dapat berinteraksi dengan ceftriaxone adalah vitamin dan produk-produk herbal. Karena itu, informasikan pada dokter jika Anda rutin mengonsumsi suplemen maupun obat herbal tertentu.
Efek samping ceftriaxone bisa berupa feses yang kering dan hitam, sakit dada, menggigil, batuk, demam, buang air kecil terasa sakit, sesak napas, dan sakit tenggorokan.
Sebagian besar efek samping tersebut biasanya tidak memerlukan penanganan medis khusus, dan akan hilang seiring tubuh yang menyesuaikan diri dengan obat.
Cefixime adalah obat antibiotik untuk tipes yang berfungsi menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik untuk tipes yang termasuk golongan sefalosporin ini aman diberikan untuk anak dan dapat dikonsumsi secara oral.
Cotrimoxazole adalah obat antibiotik untuk tipes golongan sulfonamide yang terdiri dari kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole.
Antibiotik untuk tipes ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab tipes. Cotrimoxazole tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi (cair) untuk dikonsumsi langsung dengan air.
Penanganan tipes umumnya bisa dilakukan di rumah, dengan pemberian antibiotik selama minimal 7-14 hari. Gejala biasanya akan membaik dalam 2-3 hari setelah mengonsumsi antibiotik.
Namun jangan langsung menghentikan pengobatan antibiotik meski Anda sudah merasa baikan. Berhenti mengonsumsi antibiotik tanpa anjuran dokter bisa membuat bakteri resistan terhadap antibiotik di kemudian hari.
Bila resistansi antibiotik terjadi, Anda akan membutuhkan jenis antibiotik yang lebih keras untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut.
Sambil Anda mengonsumsi antibiotik untuk tipes, ada pula beberapa langkah lain yang bisa Anda lakukan agar pemulihan berjalan lancar. Apa sajakah itu?
Baca Juga: Sederet Obat Tipes Alami Maupun Resep Dokter
Selama antibiotik untuk tipes bekerja dari dalam tubuh untuk mengobati sakit tipes Anda, dokter biasanya juga akan menyarankan berbagai perawatan untuk membantu Anda cepat kembali pulih dari tipes.
Jadi, pastikan Anda menerapkan hal-hal berikut agar proses penyembuhan tipes bisa berjalan dengan lebih cepat.
Salah satu langkah penyembuhan tipes adalah dengan istirahat yang cukup, baik di rumah (bed rest) atau dengan rawat inap di rumah sakit (opname).
Anak-anak, remaja, dan orang dewasa harus tetap minum obat antibiotik untuk tipes sambil istirahat total hingga sembuh dari tipes.
Istirahat sangat baik untuk mempercepat proses penyembuhan Anda. Setelah sembuh pun, tetap penting untuk memeriksakan diri lagi ke dokter guna memastikan bahwa bakteri Salmonella Typhi telah hilang sepenuhnya.
Selain minum antibiotik untuk tipes dan beristirahat total, Anda atau kerabat yang sedang sakit tipes harus minum banyak cairan. Cairan bisa diperoleh dari air putih, makanan berkuah (sup), larutan oralit, atau dari jus buah-buahan.
Minum banyak cairan dapat membantu mencegah tubuh kehilangan elektrolit dan dehidrasi. Apabila Anda mengalami gejala tipes yang parah (seperti muntah terus-menerus, diare parah, atau perut menjadi membesar), Anda perlu dirawat di rumah sakit.
Pasien tipes anak-anak juga sebaiknya ditangani di rumah sakit agar asupan cairan tubuhnya terjaga.
Utamakan makan makanan bertekstur lunak. Kemudian, makanlah dengan porsi lebih sedikit, tetapi lebih sering. Misalnya, setengah porsi normal Anda, tetapi frekuensinya lima kali dalam sehari.
Penyakit tipes dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya karena sanitasi lingkungan yang buruk. Jadi, penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar apabila Anda atau ada kerabat dekat yang sedang sakit tipes.
Caranya, cuci tangan pakai air dan sabun sebelum makan atau menyiapkan makanan. Cuci tangan pula setiap kali habis dari toilet. Dengan ini, penularan tipes dapat dicegah.
Selain itu, gunakan gel pembersih tangan berbahan dasar alkohol atau hand sanitizer untuk berjaga-jaga saat tidak menemukan akses air mengalir.
Baca Juga
Sekali lagi, harap diingat bahwa antibiotik untuk tipes hanya boleh digunakan atas resep dokter. Langkah ini akan memastikan bahwa jenis dan dosis obat antibiotik tipes itu cocok dengan kondisi yang Anda alami.
Jika Anda sudah memahami beberapa obat antibiotik untuk tipes di atas, kini saatnya datang ke dokter untuk berkonsultasi terkait pengobatan paling tepat untuk Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Jenis obat antibiotik untuk sakit gigi meliputi penisilin dan amoxicillin, clindamycin, erythromycin, azithromycin, metronidazole, dan cephalexin. Antibotik biasanya baru diberikan jika sakit gigi yang terjadi sudah parah, ditandai dengan adanya pembengkakan atau nyeri yang tajam.
Kasus resistensi antibiotik dapat diakibatkan oleh beragam bakteri, salah satunya adalah bakteri yang memproduksi ESBL (extended spectrum beta-lactamase) dan memicu infeksi ESBL.
Manfaat cacing tanah baik untuk pencernaan, sumber energi, dan nutrisi yang sangat melimpah. Meski demikian, cacing tanah hanya digunakan sebagai terapi alternatif saja.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved