Jenis abortus atau keguguran antara lain abortus komplet, abortus inkomplet, abortus septik, dan abortus berulang. Kondisi ini tidak selalu bisa dicegah, tapi risikonya bisa dikurangi dengan beberapa langkah sehat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Okt 2020
Jenis abortus atau keguguran yang bisa terjadi selama kehamilan bermacam-macam
Table of Content
Jenis abortus ternyata tidak sesederhana bayi mengalami keguguran.
Advertisement
Keguguran, abortus, atau abortus spontan adalah istilah dengan arti yang sama, yaitu keguguran yang tidak disengaja dan tidak dipicu oleh apapun yang menyebabkan keguguran.
Menurut riset terbitan National Center for Biotechnology Center, dari 20 hingga 30 persen ibu hamil mengalami keguguran, 50 persen di antaranya alami aborsi spontan.
Keguguran ini disadari saat tidak ada denyut jantung janin saat melakukan USG.
Lumrahnya, tanda-tanda abortus adalah adanya perdarahan pada vagina dan nyeri perut.
Seorang ibu dikatakan mengalami keguguran jika janinnya gugur sebelum usia kehamilan masuk 20 minggu.
Umumnya, keguguran terjadi pada trimester pertama kehamilan dan ada beberapa jenis abortus yang perlu dikenali.
Dengan mengenali jenis abortus, Anda diharapkan bisa lebih waspada. Oleh karena itu saat ciri-ciri keguguran, penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.
Terkadang, gugurnya janin dalam kandungan bisa terjadi dengan cara dan kondisi yang berbeda. Berikut ini macam-macam abortus yang perlu dikenali.
Seorang ibu dikatakan mengalami abortus komplet apabila seluruh jaringan janin atau hasil konsepsi telah keluar dari rahim.
Jenis keguguran ini biasanya ditandai dengan keluarnya darah dari vagina yang terlihat seperti menstruasi yang menggumpal, tetapi disertai dengan rasa sakit perut dan kram yang hebat.
Gejala abortus komplet ini muncul karena rahim berusaha mengosongkan isinya dari jaringan yang rusak.
Abortus inkomplet terjadi saat sebagian jaringan janin masih ada yang tertinggal di dalam rahim.
Gejala dari salah satu macam-macam keguguran ini tidak jauh berbeda dari abortus komplet, yaitu perdarahan dan kram di perut bagian bawah.
Sisa jaringan yang ada di perut ibu harus dikeluarkan seluruhnya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Keluarnya sisa jaringan tersebut bisa ditunggu secara alami ataupun dikeluarkan dengan prosedur kuret.
Seorang ibu dikatakan mengalami abortus berulang atau abortus habitualis apabila sudah pernah keguguran sebanyak tiga kali atau lebih secara berturut-turut.
Abortus berulang sangat jarang terjadi. Hanya sekitar 1% perempuan yang pernah mengalaminya.
Abortus insipiens adalah salah satu dari macam-macam keguguran dengan leher rahim yang sudah mendatar. Sementara itu, hasil konsepsi masih utuh di dalam rahim.
Tanda abortus jenis ini adalah terjadi perdarahan, kram, terbukanya leher rahim. Meski jaringan janin utuh, keguguran tetap terjadi karena mulut rahim telah terbuka.
Baca Juga
Apabila ibu hamil mengalami gejala-gejala tersebut, maka sudah bisa dipastikan janin yang ada di dalam kandungannya telah gugur.
Bila usia kehamilan kurang dari 12 minggu, tindakan yang bisa diambil dokter kandungan adalah dengan melakukan kuretase.
Abortus septik adalah jenis abortus yang terjadi akibat adanya infeksi di rahim. Kondisi dari salah satu macam-macam keguguran ini bisa berkembang menjadi gangguan yang parah.
Tentu, abortus ini mendapatkan penanganan sesegera mungkin.
Jenis abortus terlewat atau missed miscarriage terjadi ketika janin telah meninggal dunia, tapi belum juga keluar dari rahim.
Janin biasanya meninggal dunia sejak memasuki usia kehamilan 20 minggu.
Kondisi ini bisa saja tanpa gejala. Oleh karena itu, ibu hamil tidak menyadari bahwa bayinya sudah meninggal dunia.
Sebagian lagi merasakan gejala berupa keluarnya keputihan yang berwarna cokelat dan gejala kehamilan normal seperti mual dan lemas, sudah hilang.
Ancaman abortus atau abortus imminens adalah muncul saat ibu hamil sudah merasakan gejala-gejala keguguran, seperti perdarahan dan kram perut bawah, tetapi leher rahim masih menutup.
Jadi, pada jenis abortus ini, sebenarnya janin belum benar-benar gugur.
Gejala ancaman abortus bisa datang dan pergi selama beberapa hari atau minggu.
Beberapa ibu hamil bisa melewati fase ini dan melanjutkan kehamilan dengan sehat dan aman, meski sebagian lainnya tidak.
Saat mengalami salah satu dari beragam jenis abortus, memang sulit untuk tidak mencari-cari kesalahan atau menyalahkan diri sendiri.
Namun sebenarnya, penyebab terjadinya abortus sangatlah beragam dan sebagian besarnya memang tidak bisa dicegah.
Seorang ibu bisa mengalami keguguran karena beberapa hal di bawah ini.
Baca Juga
Risiko terjadinya keguguran juga akan meningkat karena beberapa hal, seperti:
Sebagian kejadian abortus memang tidak bisa dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya, yaitu:
Jenis abortus umumnya dibedakan berdasarkan kondisi janin saat keguguran terjadi.
Selain itu, macam-macam keguguran pun juga dibedakan berdasarkan penyebab maupun jumlah kejadian yang dialami.
Tentu, ada penyebab keguguran yang tidak bisa dihindari, seperti genetik. Namun, gaya hidup yang sehat pun mampu menurunkan risiko terjadinya keguguran.
Tetap kontrol kandungan Anda dengan dokter kandungan untuk mencegah atau mendeteksi tanda-tanda keguguran sejak dini.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang macam-macam keguguran maupun komplikasi kehamilan lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Vitamin untuk ibu hamil tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Semua harus sesuai takaran dan seimbang. Sejumlah vitamin kehamilan yang penting untuk dikonsumsi adalah asam folat (vitamin B9), vitamin B1, vitamin B12, Zinc, kalsium, hingga vitamin E.
13 Jun 2019
Sakit perut sebelah kiri saat hamil muda bisa disebabkan oleh konstipasi hingga keguguran. Cara mengatasinya adalah dengan antibiotik, kuret, hingga dengan cara alami.
9 Nov 2020
Wajah kusam saat hamil dikenal dengan chloasma atau melasma. Meski dapat mengganggu penampilan, kondisi ini sebenarnya tidak membahayakan. Lantas, apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya?
18 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved