logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kehamilan

Janin dalam Rahim Ibu Memperoleh Makanan dari Mana? Ini Jawabannya

open-summary

Janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari dalam tubuh sang Ibu. Plasenta merupakan perantara antara janin dan ibu untuk memperoleh kebutuhan nutrisinya.


close-summary

12 Des 2020

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari sang ibu melalui plasenta

Janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari tubuh sang ibu

Table of Content

  • Janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari plasenta
  • Sejak kapan janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari plasenta?
  • Peran plasenta bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
  • Bisakah plasenta mengalami ketidaknormalan?

Selama sembilan bulan dalam kandungan, bayi bisa tumbuh dengan baik jika mendapatkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, mungkin timbul pertanyaan janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari mana? 

Advertisement

Apakah nutrisi untuk janin berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu? Berikut penjelasan selengkapnya.

Janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari plasenta

Embrio mendapatkan makanan dari plasenta. Secara umum, fungsi plasenta adalah penghubung kehidupan antara ibu dan janin yang memberikan nutrisi. Semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang disuplai ibu melalui plasenta. 

Apa yang dikonsumsi ibu bisa ditransfer kepada janin melalui plasenta. Nutrisi ini kemudian akan mengalir dan diserap oleh tubuh janin.

Beberapa minuman dan makanan yang dikonsumsi seperti alkohol, kafein, hingga makanan pedas pun juga bisa terserap dan bisa memengaruhi sang janin. Tak heran, jika ibu hamil diharapkan tidak mengonsumsi atau menguranginya.

Baca Juga

  • Jika Diperlukan, Amankah Minum Obat Antidepresan Saat Hamil?
  • NIPT Test Saat Hamil untuk Deteksi Kelainan Janin, Perlukah?
  • Mengenal Peranan Bidan, Bukan Sekadar Membantu Persalinan

Sejak kapan janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari plasenta?

Kapankah mulainya embrio mendapatkan makanan dari plasenta? Secara umum, plasenta terbentuk sejak proses kehamilan dari sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim. Sejak saat itulah bayi mulai mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya dari plasenta ibu.

Pada awal pembuahan, sel telur melakukan perjalanan dari ovarium menuju tuba falopi. Di sana, sel telur bertemu dengan spermatozoid untuk kemudian membentuk janin. Telur yang telah dibuahi disebut dengan zigot dan akan menyelesaikan banyak pembelahan sel di saluran falopi.

Zigot kemudian mencapai rahim dan meneruskan pembelahan sel. Zigot lalu menjadi blastokista dan memulai terbentuknya plasenta serta janin.

Agar kehamilan berkembang optimal, plasenta kemudian menghasilkan hormon hCG. Hormon inilah yang kemudian menjadi tolok ukur seseorang hamil atau tidak.

Meski bisa saja perempuan sebenarnya sudah hamil, tapi hCG-nya tak terdeteksi akibat blastokista yang belum menempel ke dinding rahim.

Peran plasenta bagi pertumbuhan dan perkembangan janin

Bagaimana cara janin mendapatkan makanan? Bayi dalam kandungan mendapatkan makanan dari ibunya dengan mengirimkan sari nutrisi melalui plasenta yang selanjutnya akan masuk ke dalam tubuh janin.

Tapi ini bukan satu-satunya peran plasenta atau ari-ari dalam mendukung perkembangan janin. Jauh lebih kompleks, plasenta benar-benar menjadi andalan bayi untuk tumbuh dan berkembang saat masih dalam rahim.

Peran tersebut terangkum dalam sistem peredaran darah yang terjadi antara ibu dan janin. Secara ringkas, sistem distribusi aliran darah ibu dan janin tersebut terjadi melalui siklus di bawah ini:

  • Pertama-tama, darah ibu yang kaya akan nutrisi dan oksigen menuju janin dari plasenta melewati tali pusar ke tubuh bayi.
  • Darah tersebut lalu mengalir ke vena umbilikalis menuju hati janin.
  • Dari hati, darah kemudian mengalir menuju lubang pada sekat antar jantung janin yang biasa disebut duktus venosus.
  • Selain mengalir ke hati, sebagian besar darah kaya oksigen akan mengalir ke vena kava inferior.
  • Dari vena kava inferior, darah akan mengalir menuju atrium kanan jantung sang janin.
  • Sebagian besar dari darah juga akan mengalir ke atrium kiri melalui pirau yang disebut foramen ovale.
  • Dari atrium kiri, darah lalu dipompa ke bagian pertama arteri besar bernama aorta ascendens.
  • Kemudian, darah kaya oksigen tersebut dikirim ke otak, otot jantung, dan tubuh bagian bawah Si Kecil.
  • Dari tubuh, darah akan kembali menuju jantung dengan kandungan karbon dioksida dan produk limbah.
  • Darah kaya karbon dioksida tersebut akan dikirim menuju paru-paru untuk diberi oksigen.
  • Dari paru-paru, darah akan kembali ke plasenta sebagai tempat untuk melepaskan karbon dioksida dan produk limbah menuju aliran darah sang ibu.
  • Siklus tersebut kemudian akan kembali ke tahap awal dan begitu seterusnya hingga buah hati hadir ke dunia.

Fungsi vital plasenta lainnya adalah melindungi bayi dari penyakit. Ketika sel darah dan nutrisi masuk, virus dan bakteri ditolak menuju keluar rahim. Ini juga memungkinkan tubuh untuk tidak menganggap bayi sebagai benda asing ketika hadir dalam tubuh.

Berbagai hormon juga diproduksi dalam plasenta. Hormon yang diproduksi tersebut adalah human placental lactogen (HPL), relaxin, oksitosin, progesteron, dan estrogen.

Bisakah plasenta mengalami ketidaknormalan?

Karena fungsi plasenta begitu penting untuk janin, ibu haruslah berhati-hati dalam menjaganya untuk mencegah kelainan plasenta. Letak plasenta seharusnya berada di samping atau bagian atas rahim.

Dengan posisi tersebut, janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari ibu dengan baik. Namun demikian, ada beberapa kasus di mana letak plasenta berada di posisi tidak seharusnya.

Bahkan dalam kehamilan yang sehat, komplikasi plasenta tetap bisa terjadi. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh salah satu faktor berikut:

  • Kelainan genetika
  • Umur sang ibu
  • Tekanan darah tinggi
  • Pernah hamil beberapa kali
  • Pernah menjalani persalinan caesar
  • Penggunaan zat tertentu
  • Memiliki masalah plasenta pada kehamilan sebelumnya
  • Perut mengalami cedera

Bukan saja dalam kehamilan, plasenta pun bisa menjadi masalah ketika persalinan. Salah satunya adalah plasenta tertinggal dalam rahim.

Sebagai akibatnya, setelah bayi lahir, sang ibu harus melahirkan plasenta. Kondisi ini biasa disebut dengan persalinan tahap ketiga.

Janin dalam rahim ibu memperoleh asupan makanan dari tubuh ibu melalui plasenta yang memiliki sistem kompleks. Agar berjalan sempurna, kehamilan sebaiknya diawasi secara berkala melalui pemeriksaan dokter.

Dengan demikian, kemungkinan munculnya masalah akan terdeteksi, termasuk gangguan pada plasenta.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang janin dalam rahim ibu memperoleh makanan dari mana, serta problem kehamilan lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

menjaga kehamilannutrisi ibu hamilperkembangan janin

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved