Akibat patah hati perlu diketahui sebagai langkah pencegahan. Dokter menemukan bahwa ketika seseorang mengalami patah hati, jantung lebih mudah mengalami gangguan fatal.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
15 Nov 2019
sindrom patah hati dapat mengganggu kesehatan jantung
Table of Content
Sebagian besar dari kita mungkin pernah mengalami yang namanya patah hati. Mendengar kata “patah hati” saja mungkin bisa terbayang sedihnya ketika harus berpisah dengan mantan terindah. Begitu pedih sehingga dada terasa sesak dan sulit bernapas.
Advertisement
Nah, tahukah Anda, ketika dada terasa sesak dan kesulitan bernapas saat sedang bersedih bisa jadi Anda sedang terserang “sindrom patah hati”? Ya, meski namanya agak aneh, sindrom patah hati itu nyata.
Sindrom patah hati adalah kondisi medis yang benar terjadi. Penderitanya mengalami sesak dada yang intens-persis seperti serangan jantung- saat mengalami tekanan emosional yang mendalam seperti, kehilangan orang terkasih, putus cinta, dikhianati pasangan, perceraian, kehilangan pekerjaan atau masalah besar lainnya yang menyebabkan stres berlebihan.
Rasa sakit di dada ini diakibatkan oleh jantung yang tiba-tiba melemah. Dalam istilah kedokteran kondisi ini disebut sebagai stress-induced cardiomyophaty atau takotsubo cardiomyopathy.
Gejala yang paling umum adalah sesak dada. Namun bisa juga diikuti dengan gejala lainnya seperti mual, pusing, tekanan darah rendah, dan detak jantung yang tidak teratur. Efek ini bisa muncul beberapa jam setelah kejadian emosional yang besar.
Karakteristik sindrom patah hati ini persis sekali dengan serangan jantung, sehingga sering disalahartikan. Namun yang membedakan, pada sindrom patah hati, tidak ada aliran darah yang tersumbat. Semua bagian jantung bekerja normal tetapi denyut jantung tidak teratur.
Sampai saat ini pun dokter masih mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi. Tetapi beberapa ahli beranggapan, hormon stres yang dikeluarkan secara berlebihan saat mengalami syok atau patah hati membuat jantung melemah.
Uniknya, meski bisa menyerang siapa saja, sindrom patah hati ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia 50 tahun ke atas. Dugaannya, perempuan dengan usia tersebut memiliki level testorteron yang lebih rendah. Tetapi hal ini pun masih asumsi.
Dalam wawancaranya dengan Healthline, Felix Elwert, Ph.D., associate professor of sociology dari University of Wisconsin-Madison, mengatakan bahwa sindrom patah hati merupakan kondisi yang sudah diteliti selama 150 tahun.
Namun tetap saja, masih banyak misteri yang meliputi kondisi ini.
Sindrom patah hati umumnya terjadi karena tekanan emosional, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kehilangan pekerjaan, pertengkaran, hingga diagnosa penyakit serius.
Sindrom patah hati juga bisa disebabkan oleh tekanan fisik, termasuk serangan asma atau aktivitas yang menguras energi. Ciri-ciri utama sindrom yang disebut juga takotsubo cardiomyopathy ini adalah nyeri dada dan sesak napas.
Orang yang mengalami sindrom patah hati mungkin mengira ia sedang mengalami serangan jantung karena sensasi nyeri di dada yang terasa tiba-tiba. Padahal, berbeda dengan eserangan jantung, sindrom patah hati tidak disebabkan oleh penyumbatan pembuluh arteri jantung.
Bagi Anda yang pernah mengalaminya, kondisi stress-induced cardiomyophaty terlihat seperti sakit dada biasa, karena hilang dalam waktu yang singkat. Namun, bila sindrom patah hati ini sering terjadi setiap kali Anda mengalami kejadian menyedihkan maka kesehatan otot jantung bisa terganggu dan menyebabkan penyakit gagal jantung.
Jika mengalaminya segeralah periksakan diri Anda ke dokter. Dokter dapat mendiagnosis penyakit ini lewat beberapa test, seperti:
Menurut ahli, 1.604 pasien dengan sindrom patah hati di International Takotsubo Registry, 267 pasien atau 1 dari 6 (usia rata-rata 69,5 tahun, 87,6% perempuan) menderita kanker.
Jenis kanker ganas yang paling sering terjadi adalah kanker payudara, diikuti oleh tumor yang mempengaruhi sistem pencernaan, saluran pernapasan, organ seks internal, kulit dan area lainnya.
Sampai sekarang masih banyak misteri dibalik terjadinya kondisi ini. Tetapi dokter memiliki beberapa saran untuk mencegah timbulnya broken heart syndrome. Contohnya adalah dengan berolah raga dan melakukan pola hidup sehat.
Di sisi lain, Anda dapat melatih diri untuk mengelola pikiran sehingga tidak mudah tenggelam dalam stres dan kesedihan yang berlarut-larut. Pada masa sekarang masih banyak yang ragu atau malu berkonsultasi ke dokter spesialis jiwa perihal kondisi yang dialami, padahal dengan bercerita mengenai emosi yang dirasakan kepada profesional dapat membantu menangani kondisi Anda. Jadi jangan sering bersedih lagi, ya!
Advertisement
Ditulis oleh Marco Anthony
Referensi
Artikel Terkait
Mengetahui cara memberikan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung mendadak, bisa membantu menyelamatkan nyawa. Sebab, kematian berisiko terjadi bila penderita henti jantung mendadak terlambat menerima pertolongan pertama yang tepat.
25 Apr 2023
Umumnya, pemeriksaan ini dilakukan di rumah sakit. Namun dengan alat EKG jantung portable, Anda bisa memonitor kesehatan jantung di mana saja kapan saja. Penggunaannya pun cukup mudah sehingga tidak selalu memerlukan petugas atau tenaga kesehatan untuk mengoperasikannya.
1 Apr 2022
Detak jantung normal lansia saat beristirahat adalah 60-100 kali per menit. Apabila mengalami detak jantung yang lebih cepat atau lebih lambat, ketahui kemungkinan gangguan pada jantung seperti aritmia.
28 Feb 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved