Kepala kesemutan dapat terjadi karena adanya gangguan pada sistem saraf pusat. Penyebabnya adalah stres, migrain, diabetes, stroke, sinusitis, multiple sclerosis, dan lain-lain.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
14 Jun 2019
Kesemutan di kepala biasanya terkait dengan gangguan sistem saraf pusat
Table of Content
Pernahkah Anda merasakan kesemutan di kepala? Sensasi yang terasa seperti ditusuk jarum hingga kebas.
Advertisement
Umumnya, kesemutan di kepala ini jarang terjadi. Namun bagi sebagian orang, kesemutan seakan tak pernah pergi.
Baca Juga
Parestesia atau kesemutan bisa terjadi karena banyak hal. Umumnya, Anda akan merasa kebas atau kesemutan di bagian tubuh tertentu apabila tertindih terlalu lama. Akibatnya, darah tidak bisa mengalir ke area tersebut.
Saat kesemutan di kepala terjadi, area manapun bisa merasakannya. Mulai dari atas kepala, kulit kepala, belakang kepala, hingga leher.
Biasanya, kesemutan di kepala ini ada hubungannya dengan gangguan pada sistem saraf pusat. Menurut National Headache Institute, berikut ini beberapa penyebab kesemutan di kepala:
Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa kesemutan di kepala adalah sinyal awal stres dan kecemasan berlebih. Ketika stres, otot dan saraf akan menjadi tegang dan menyebabkan kesemutan hingga kebas.
Stres juga berpengaruh ke area kulit kepala yang sangat sensitif. Akan muncul rasa panas dan kesemutan di kulit kepala. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan dermatitis di kulit kepala.
Sakit kepala sebelah ini juga bisa menyebabkan kesemutan di kepala. Untuk kasus migrain yang parah, penderitanya akan merasakan gangguan pendengaran hingga berbicara.
Jika dibiarkan, gangguan metabolisme tubuh akibat gula darah tinggi ini bisa menyebabkan kerusakan saraf. Terutama pada lansia, mereka lebih rentan merasakan kesemutan di kepala dan wajah.
Cedera apapun yang terjadi di kepala bisa saja merusak saraf di dalam otak. Akibatnya bisa berupa kesemutan, kebas, hingga kelumpuhan pada otot wajah.
Infeksi sinus juga bisa menambah tekanan pada kepala dan menyebabkan kesemutan. Belum lagi adanya radang di dahi, hidung, dan di antara mata dan berdampak pada saraf trigeminus, saraf terbesar di kepala.
Penyakit Lyme yang ditularkan lewat perantara kutu juga bisa menyebabkan kesemutan di kepala. Biasanya, ciri-ciri lainnya adalah munculnya ruam kemerahan. Penderitanya harus mengonsumsi antibiotik untuk sembuh. Penyakit ini sangat jarang terjadi di daerah Asia.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Penelitian dari Journal of the American Heart Association menyebutkan bahwa kesemutan di kepala merupakan salah satu indikasi stroke.
Penyakit progresif yang terkait dengan kekebalan tubuh ini juga berdampak pada sistem saraf pusat. Salah satu gejelanya adalah rasa kesemutan di kepala, leher, dan bagian kepala lainnya.
Ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang jaringan tubuhnya sendiri, terkadang bisa berpengaruh pada saraf di otak. Contohnya adalah penyakit lupus, sindrom Gullain-Barre, sindrom Sjogren, fibromialgia, dan lainnya.
Kepala kesemutan dapat menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi untuk mengatasi kanker atau obat antikonsulvan.
Penyalahgunaan bahan-bahan kimia seperti rokok (tembakau) dan alkohol ternyata dapat menjadi penyebab kepala kesemutan yang harus diwaspadai!
Jika Anda telah mendapatkan diagnosis dari dokter mengenai penyebab terjadinya kesemutan di kepala yang menyerang, Anda akan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisinya. Misalnya, jika kepala kesemutan terjadi karena diabetes, Anda akan diminta untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil melalui pola makan dan pola hidup sehat, juga melalui pengobatan insulin.
Namun, jika kesemutan di kepala terjadi karena sakit kepala biasa atau karena demam, Anda akan diberikan obat over-the-counter yang dapat ditebus di apotek.
Beberapa posisi juga dapat menyebabkan kesemutan di kepala, cobalah mengatasinya dengan mengubah posisi, menggunakan penyangga kepala yang ergonomis, atau lebih sering bergerak. Beberapa olahraga seperti olah napas dapat membantu mengatasi hal ini.
Adapula pengobatan alternatif yang dapat dicoba seperti akupuntur dan pijat kepala. Hal ini diketahui dapat meningkatkan sirkulasi darah dan melegakan kepala kesemutan yang terjadi.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa rasa kebas atau kesemutan di kepala terjadi karena banyak faktor risiko. Sebagian besar berdampak pada saraf di sekitar kepala.
Ada beberapa cluster saraf utama yang menghubungkan otak dengan bagian-bagian di kepala dan wajah manusia. Ketika saraf mengalami peradangan, tekanan, atau cedera, kesemutan bisa terjadi.
Jika terjadi terus-menerus, jangan sepelekan kesemutan di kepala. Periksakan diri ke dokter untuk tahu penyebab pastinya. Lewat diagnosis dokter, Anda bisa menjalani pengobatan yang tepat.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab kesemutan di tangan umumnya adalah karena adanya tekanan pada saraf. Namun jika tidak kunjung reda, bisa jadi tanda kerusakan saraf atau gangguan kesehatan.
29 Mei 2019
Ujung jari kesemutan biasanya menandakan adanya infeksi, peradangan, trauma, atau tekanan pada saraf di area jari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, seperti CTS, rematik, hingga diabetes.
11 Sep 2023
Tangan kebas adalah kondisi yang diakibatkan adanya kerusakan pada saraf. Ada berbagai kondisi yang menyebabkan tangan mati rasa, seperti neuropati, kekurangan vitamin B12.
11 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved