Sama seperti herpes di area bibir dan area genital, herpes di mata terjadi karena infeksi herpes simplex virus. Herpes ini dapat menginfeksi area mata termasuk kornea.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
6 Nov 2019
Herpes di mata juga disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks
Table of Content
Jika selama ini yang lebih umum dikenal adalah herpes di kelamin atau zooster di dada atau punggung, ada juga herpes di mata. Dikenal juga dengan ocular herpes, penyakit ini terjadi karena infeksi herpes simplex virus (HSV).
Advertisement
Salah satu jenis herpes mata yang paling familiar adalah epithelial keratitis yang berdampak pada area kornea mata. Semakin dalam infeksi HSV pada lapisan kornea, semakin besar risiko mengalami kebutaan.
Baca Juga
Pada sebagian besar kasus, herpes mata hanya terjadi pada satu kornea saja. Pada awalnya, beberapa gejala yang dialami penderitanya adalah:
Beberapa gejala di atas memang sangat mirip dengan masalah konjungtivis pada mata, sama-sama bercirikan mata yang kemerahan. Meski demikian, konjungtivis terjadi karena ada bakteri, alergi, atau zat kimia tertentu.
Untuk memastikannya, tentu perlu ada diagnosis pasti dari dokter. Nantinya, dokter akan menguji apakah sampel dari mata yang mengalami masalah mengandung HSV tipe 1 atau tidak.
Herpes simplex virus adalah penyebab utama terjadinya herpes mata. Setidaknya, 90% penderita herpes mata adalah orang yang berusia di atas 50 tahun.
Lebih jauh lagi, herpes di mata tak hanya bisa terjadi pada bagian kornea saja. Herpes juga menginfeksi bagian kelopak mata, retina, dan juga konjungtiva.
Berbeda dengan herpes pada kelamin (HSV-2) yang umumnya ditularkan lewat infeksi menular seksual, herpes di mata bisa terjadi karena ada kontak dengan kulit atau cairan penderita HSV-1 aktif.
Perlu diingat bahwa seseorang yang pernah mengalami herpes, artinya virusnya tidak akan pernah benar-benar pergi dari tubuh. Virus ini hanya menjadi tidak aktif dan bisa sewaktu-waktu menjadi aktif kembali ketika imunitas tubuh sedang turun.
Kondisi yang bisa memicu aktif kembalinya HPV adalah stres, cedera mata, terpapar sinar matahari terlalu kuat, demam hingga di atas 38 derajat Celcius, menstruasi, atau ketika sistem kekebalan tubuh menurun drastis.
Tapi tak perlu khawatir tentang penularan karena risiko menularkan herpes mata kepada orang lain relatif rendah. Pengobatan yang tepat dapat mengatasi masalah herpes di mata dengan cepat.
Sejatinya, masalah herpes pada mata bisa membaik dengan sendirinya setelah satu atau dua pekan. Meski demikian, kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya tidak nyaman bahkan mengganggu aktivitas.
Untuk itu, perlu segera diambil tindakan medis demi menghindari risiko komplikasi. Biasanya, tindakan yang dilakukan adalah:
Pengobatan ini juga tak kalah penting untuk menghindari komplikasi. Meskipun jarang, herpes di mata bisa menyebabkan komplikasi seperti:
Tidak ada pencegahan secara khusus untuk herpes di mata. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar tidak terinfeksi ulang dan mempertahankan imunitas tubuh tetap baik.
Herpes mata yang berulang juga berisiko membuat kerusakan mata lebih parah. Itulah mengapa penderita herpes mata harus benar-benar menyampaikan gejala yang dirasakan kepada dokter spesialis mata. Dengan demikian, diagnosis dan pengobatan yang dibuat bisa lebih presisi.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Mata juling pada bayi adalah ketika mata tidak bisa melihat dengan lurus. Penyebabnya adalah adanya keturunan keluarga hingga masalah yang terjadi di bagian otak.
17 Mei 2019
Bintitan dan blefaritis adalah penyakit mata yang berbeda penyebabnya. Bintitan atau pembengkakan mata disebabkan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang disebabkan respon sistem kekebalan tubuh. Menjaga kebersihan mata, tangan, hingga kosmetik merupakan langkah pencegahan sederhana mata dari infeksi.
1 Jun 2019
Low vision adalah kehilangan penglihatan berupa keterbatasan penglihatan yang tidak bisa diatasi dengan kacamata, lensa kontak, atau pembedahan.
9 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved