logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Sex & Relationship

5 Cara Mengatasi Suami yang Marah Tapi Diam, Mulai dari Mana?

open-summary

Silent treatment adalah teknik yang mungkin digunakan suami saat marah kepada Anda. Cara mengatasinya adalah ajak ia bicarakan masalah baik-baik. Terangkan bahwa cara ini tak menyelesaikan masalah.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

27 Agt 2023

Cara Mengatasi Suami yang Marah Tapi Diam

Mendapatkan perlakuan silent treatment tentu tidak mengenakan

Table of Content

  • Cara menghadapi suami yang marah tapi diam saja
  • Kapan silent treatment dianggap berlebihan?

Pernah mendiamkan atau justru didiamkan orang lain saat bertengkar? Itulah yang disebut dengan silent treatment. Jika terjadi dalam pernikahan, istri perlu tahu cara mengatasi suami yang marah tapi diam.

Advertisement

Bergantung pada karakter masing-masing, bisa dengan diberi waktu hingga tenang atau tekankan bahwa ini bukanlah solusi.

Tak kalah penting, setiap individu berhak tahu apakah mendiamkan orang lain ini sudah melewati batas menjadi perilaku kasar. Apabila dibiarkan, bisa menjadi bentuk kekerasan secara emosional.

Cara menghadapi suami yang marah tapi diam saja

pasangan bertengkar
Ada kalanya pasangan marah secara langsung, namun ada kalanya memberikan silent treatment

Tentu membingungkan ketika pasangan justru diam seribu bahasa di tengah konflik. Menjadi pertanyaan besar apa yang diinginkannya? Beberapa cara mengatasi suami yang marah tapi diam bisa dengan:

1. Beri respons yang lembut

Apabila suami tidak biasa memberikan silent treatment, bisa jadi akar masalahnya cukup besar. Untuk itu, respons dengan lembut untuk mengajaknya berbicara tentang konflik ini.

Dengan tenang, sampaikan bahwa Anda menyadari bahwa suami tidak memberikan respons seperti biasanya. Anda ingin tahu alasannya. Tekankan bahwa Anda ingin menyelesaikan konflik yang sedang terjadi.

Mungkin pada percobaan pertama suami belum memberikan tanggapan, tidak apa. Hanya saja, tekankan bahwa Anda siap jika ia ingin berbicara empat mata untuk menyelesaikan pertengkaran.

2. Sampaikan perasaan

Jangan lupa sampaikan bahwa silent treatment ini justru melukai dan membuat frustrasi. Tak hanya itu saja, perlakuan ini membuat Anda merasa kesepian.

Jelaskan kepada suami bahwa masalah tidak akan selesai dengan cara semacam ini, sembari menjelaskan akar masalah dengan spesifik. Ketika masalah sudah terpecahkan, kembali sampaikan bahwa mendiamkan pasangan bukan hal yang sebaiknya ada dalam hubungan kalian.

3. Beri waktu sendiri

Bisa jadi, silent treatment ini dilakukan suami untuk memberi jeda dan waktu untuk berpikir. Mereka tidak ingin membahas akar masalah dalam kondisi emosi karena khawatir bertindak yang menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

Jika ini yang terjadi, abaikan saja hingga semuanya berlalu dengan sendirinya. Tentu ini sulit dilakukan. Namun, alihkan perhatian dengan pergi keluar rumah atau menghabiskan waktu dengan melakukan hobi.

4. Meminta maaf

Apapun masalahnya, meminta maaf terlebih dahulu bisa dilakukan jika ada perbuatan atau ucapan yang melukai pasangan. Tapi ingat bahwa ini bukanlah meminta maaf atas perilaku mendiamkan yang sedang dilakukan. Bisa jadi, treatment ini dilakukan untuk memberi waktu bagi pasangan meminta maaf.

5. Konseling

Apabila kondisi semacam ini terus menerus terjadi dan tidak diikuti dengan kemampuan berkomunikasi yang apik antara kedua belah pihak, konseling bisa jadi solusi. Konselor akan membantu kedua belah pihak mengekspresikan perasaan mereka sehingga masalah terselesaikan dengan cara yang sehat.

Tak hanya itu, terapis juga bisa membantu mengembalikan kepercayaan diri sekaligus memberikan pemahaman bahwa mereka tidak bersalah atas perilaku pasangannya.

Namun, garis bawahi bahwa konseling bukanlah jawaban atas hubungan yang sarat dengan kekerasan. Akar dari kekerasan dalam rumah tangga ada pada pelaku, bukan pada hubungannya.

Kapan silent treatment dianggap berlebihan?

Harus jelas batasan kapan silent treatment dari pasangan sudah melewati batas, dan kapan masih bisa ditoleransi. Apabila sudah berlebihan, perilaku ini bisa membuat seseorang merasa tidak berguna, tidak berdaya, bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa tindakannya sudah menjadi bentuk penganiayaan secara emosional adalah:

  • Terus menerus terjadi dan berlangsung sangat lama
  • Terjadi sebagai bentuk hukuman, bukan untuk menenangkan diri
  • Hanya berakhir jika target sudah meminta maaf atau memenuhi permintaan
  • Target mengubah perilaku untuk menghindari didiamkan
  • Mencari dukungan dari orang lain untuk menyalahkan Anda

Baca Juga

  • Ciri-Ciri Istri Tidak Bahagia dalam Rumah Tangga, Suami Wajib Perhatikan
  • Kenali Cara Menyelesaikan Masalah Rumah Tangga yang Efektif
  • Alasan Suami Lebih Mementingkan Teman Dibanding Istri

Catatan dari SehatQ

Memang bukan salah Anda jika seseorang melakukan silent treatment. Hanya saja, bersikap ksatria dengan meminta maaf apabila ada kesalahan merupakan cara yang bijak.

Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang dampak emotional abuse terhadap kesehatan mental seseorang, konsultasikan segera  dengan psikolog atau psikiater.

Advertisement

mempertahankan pernikahanpernikahanmenjalin hubungan

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved