logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Bayi & Menyusui

Penyebab Bayi Tidak BAB dan Cara Mengatasinya

open-summary

Bayi tidak BAB lebih dari dua hari adalah normal. Namun, jika ada tanda sembelit, orangtua perlu tahu penyebab dan cara mengatasinya.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

11 Sep 2023

Bayi tidak BAB adalah wajar dan belum tentu konstipasi

Mengetahui frekuensi BAB bayi baru lahir. Apakah bayi tidak BAB wajar?

Table of Content

  • Apakah wajar bayi tidak BAB?
  • Penyebab bayi ASI tidak BAB
  • Penyebab bayi sufor tidak BAB
  • Bagaimana jika bayi tidak BAB sampai berhari-hari?
  • Cara melancarkan BAB pada bayi
  • Kapan harus dibawa ke dokter?

Orangtua perlu mengetahui frekuensi normal BAB bayi baru lahir. Mulai dari pertama kali ia BAB, frekuensi normal, hingga masalah saat bayi tidak BAB sama sekali.

Advertisement

Sebenarnya, apa penyebab bayi jarang BAB? Apakah normal terjadi? Ketahui penyebab hingga cara mengatasinya dalam artikel ini.

Apakah wajar bayi tidak BAB?

Dalam panduan cara merawat bayi, mungkin orangtua sudah mempelajari bagaimana pola buang air besar (BAB). Termasuk dalam urusan membersihkannya dengan benar.

Pada minggu pertama bayi baru lahir, biasanya ia akan lebih sering buang air besar. Untuk itu, orangtua pun sering mengganti popoknya.

Namun, mengutip dari Healthline, secara alami bayi akan jarang BAB atau tidak sama sekali. Hal ini biasanya terjadi saat bayi berusia beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Anda tidak perlu khawatir berlebihan. Pasalnya, bayi tidak BAB masih terhitung normal selama ia masih menyusu seperti biasa dan berat badannya bertambah. Jadi, jangan khawatir dengan frekuensi BAB si Kecil.

Penyebab bayi jarang atau tidak BAB juga dipengaruhi dari asupan makanannya. Yaitu, apakah ia mengonsumsi ASI atau susu formula.

Penyebab bayi ASI tidak BAB

Pada bayi yang mengonsumsi ASI, di hari pertama dan kedua kehidupannya akan BAB 1-2 kali dalam sehari.

Namun, setelah hari kelima bayi akan BAB lebih sering. Misalnya, lima kali dalam sehari.

Setelah bayi berusia 6 minggu, kemungkinan frekuensi buang air besarnya pun akan menjadi lebih sedikit. Bahkan, bayi bisa tidak BAB 2 hari atau hanya BAB satu kali dalam seminggu.

Bayi yang mengonsumsi ASI tapi jarang atau tidak BAB adalah normal. Alasannya, karena ASI memiliki keseimbangan nutrisi untuk tubuh. Jadi, kotoran yang keluar pun lebih sedikit.

Baca Juga

  • Refleks Moro, Penyebab Bayi Sering Kaget Saat Tidur
  • Manfaat Menyusui Langsung alias Direct Breastfeeding bagi Ibu dan Buah Hati
  • Bayi Sering Bersin, Normal Atau Pertanda Sedang Sakit?

Penyebab bayi sufor tidak BAB

Susu formula menyebabkan feses bayi bergerak lebih lambat ke usus. Jadi, kemungkinan bayi lebih jarang BAB. Dalam fase baru lahir, ia bisa BAB sekitar tiga atau empat kali dalam sehari.

Setelah beberapa bulan, pencernaannya bisa menjadi lebih lancar, lebih jarang BAB, atau bayi tidak BAB selama 2 hari, tergantung pada sistem pencernaannya. 

Bagaimana jika bayi tidak BAB sampai berhari-hari?

Frekuensi BAB bayi yang minum ASI dan susu formula cenderung melambat pada usia 6-8 minggu karena sistem pencernaannya semakin matang.

Pada fase ini, bayi tidak BAB selama 2 hari atau berhari-hari adalah hal yang normal. Misalnya, hanya terjadi satu atau dua kali dalam seminggu.

Akan tetapi, orangtua juga bisa melihat kondisinya. Apakah ia merasa tidak nyaman, rewel, atau tidak ceria seperti biasanya.

Apabila bayi tidak BAB disertai dengan nafsu makannya berkurang atau konsistensi kotoran mengeras, bisa menjadi tanda bayi konstipasi atau sembelit.

Penyebab utama bayi sembelit adalah karena ia tidak mendapatkan cukup cairan. Kondisi ini umum terjadi saat bayi sudah masuk fase MPASI.

Dalam suatu penelitian, disebutkan bahwa sembelit adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi dan anak. Namun, orangtua perlu memahami pula tanda bahayanya, seperti:

  • Mekonium belum keluar lebih dari 48 jam.
  • Mengalami gejala obstruksi usus.
  • Keterlambatan perkembangan.

Cara melancarkan BAB pada bayi

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu melancarkan bayi tidak BAB selama 2 hari atau lebih, sekaligus meringankan konstipasi, seperti:

Baringkan bayi, lalu gerakkan kakinya secara pelan seperti mengayuh sepeda. Ini bisa membantu kotoran bergerak.

  • Berikan pijatan lembut pada area perut.
  • Pada bayi yang minum ASI, pastikan ia menyusu lebih banyak dari biasanya.
  • Pada bayi yang minum susu formula, pastikan takaran bubuk dan airnya sudah benar.
  • Jika bayi sudah mulai MPASI, pastikan asupan seratnya cukup (buah dan sayur). Anda juga bisa menambahkan air pada makanannya.

Kapan harus dibawa ke dokter?

Konstipasi parah cukup jarang terjadi pada bayi.

Akan tetapi jika bayi usia 6 minggu mengalaminya, Anda perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Segera bawa anak ke dokter jika bayi tidak BAB disertai beberapa gejala, seperti:

  • Kotoran bayi terlalu kering dan rapuh.
  • Terlihat kesakitan saat BAB.
  • Sembelit dan berat badannya tidak bertambah.
  • BAB bayi berdarah.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab bayi yang jarang atau tidak BAB selama lebih dari 2 hari, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. 

Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

menyusuiasi eksklusifkonstipasibayi sembelitkotoran bayifeses bayisaluran pencernaanbayi baru lahir

Ditulis oleh Atifa Adlina

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved