Eccedentesiast adalah istilah populer yang diartikan sebagai seseorang yang menyembunyikan kesedihan di balik senyuman. Ini bukan istilah medis, namun dalam ilmu kesehatan jiwa, kebiasaan pura-pura bahagia bisa memicu dampak negatif bagi kesehatan mental.
11 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Eccendentesiast adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan pura-pura bahagia
Table of Content
Pernahkah Anda pura-pura tersenyum untuk menyembunyikan kesedihan yang sebenarnya sedang dirasakan? Jika jawabannya ya, maka ada istilah yang sering digunakan untuk menyebut kebiasaan tersebut, yaitu eccedentesiast.
Pada dasarnya, eccedentesiast bukanlah istilah medis. Eccedentesiast adalah istilah populer yang diartikan sebagai seseorang yang menyembunyikan kesedihan di balik senyuman.
Advertisement
Secara medis, kebiasaan pura-pura tersenyum atau sering mengembangkan senyum palsu rupanya juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Lantas apakah ada dampak dari eccedentesiast?
Anda mungkin sering mendengar bahwa pura-pura tersenyum akan mendorong Anda untuk merasa senang. Namun, beberapa penelitian ternyata tidak selalu mendukung pernyataan tersebut.
Ini beberapa dampak yang bisa dirasakan oleh orang yang sering pura-pura tersenyum:
Selalu tersenyum palsu pada saat menghadapi masalah atau kesedihan ternyata berdampak tidak baik. Hal ini bisa menjadi bagian dari pola menghindari perasaan yang sesungguhnya.
Jika Anda tidak mengakui kondisi Anda yang sesungguhnya, maka hal ini bisa membuat Anda lebih sulit lagi mengatasi permasalahan yang Anda hadapi.
Jika Anda selalu pura-pura tersenyum saat memiliki masalah bahkan pada orang terdekat sekalipun, ini dapat membuat mereka tidak menyadari situasi yang sesungguhnya.
Kondisi ini akan menghambat Anda mendapatkan bantuan dari orang-orang sekitar yang bisa mendukung untuk menyelesaikan masalah Anda dengan lebih cepat.
Afirmasi adalah bagian penting untuk menolong diri sendiri atau self help. Tetapi, seorang eccedentesiast menyadari bahwa afirmasi yang mereka lakukan tidak sesuai dengan kenyataan.
Berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja justru dapat membalik keadaan dan juga perasaan menjadi negatif.
Alam bawah sadar Anda malah akan menolak afirmasi palsu yang diberikan dan Anda bisa merasa semakin tertekan.
Terbiasa memaksakan diri membentuk senyum palsu di wajah juga akan memberi dampak buruk.
Sebuah studi menunjukkan bahwa karyawan di bidang jasa yang terpaksa memasang senyum palsu sepanjang hari selama bekerja memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk minum alkohol dalam porsi sangat banyak setelah pulang kerja.
Anda mungkin pura-pura tersenyum hanya untuk menyenangkan hati orang di sekitar Anda atau agar mereka tidak merasa khawatir. Tetapi tindakan ini sebenarnya bisa lebih banyak menghabiskan energi Anda.
Anda dapat merasa kecewa kenapa orang-orang terdekat tidak ada yang bisa mengerti keadaan Anda yang sesungguhnya. Padahal, Anda sebenarnya lelah berpura-pura dan ingin bersikap apa adanya.
Kondisi yang serba salah ini malah bisa membuat Anda merasa lebih sedih dan kecewa. Sebab otak akan bereaksi secara berbeda ketika Anda melakukan senyum secara pura-pura dibanding secara alami terutama dalam hal meningkatkan suasana hati.
Menyembunyikan masalah dari orang-orang terdekat dengan senyum palsu juga dapat menjadi ancaman tersendiri bagi hubungan Anda. Saat Anda menutupi sesuatu dari orang lain, hal ini dapat membuat perubahan dari cara Anda bersikap terhadap mereka.
Terlebih lagi, jika orang terdekat menyadari bahwa Anda selama ini telah menyembunyikan sesuatu, mereka mungkin akan merasa kecewa pada diri mereka sendiri karena gagal membantu Anda dan juga merasa Anda tidak memercayai mereka.
BACA JUGA: Mengenal Duchenne Smile, Senyum Tulus yang yang Menyenangkan dan Menular
Biar bagaimanapun, ada banyak manfaat tersenyum jika dilakukan secara tulus. Lantas, bagaimana jika senyuman tersebut dipaksakan? Bersikap apa adanya mungkin dapat membantu Anda merasa lebih lega serta menyelesaikan masalah lebih cepat. Meskipun demikian menjadi seorang eccedentesiast sebenarnya bisa juga bermanfaat.
Kuncinya adalah dengan hanya tersenyum palsu dalam kondisi tertentu saja. Jika Anda pura-pura tersenyum untuk memberi dorongan positif pada diri sendiri, maka cara ini dapat berhasil hanya jika Anda menganggap senyum sebagai cerminan suasana hati yang bagus dan hasil dari memikirkan hal-hal yang positif.
Tetapi jika Anda selalu pura-pura tersenyum untuk menghindari perasaan atau hal-hal yang membuat Anda sedih, atau menggunakan senyum palsu agar anda bahagia, maka dalam jangka panjang menjadi accedentesiast bisa membuat Anda merasa lebih buruk.
Pada dasarnya, jika Anda memiliki masalah yang dirasa memberatkan mental, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada ahli seperti psikolog atau psikiater. Dengan konsultasi yang nantinya mungkin akan dilanjutkan dengan terapi, Anda akan diajarkan cara terbaik untuk menghadapi permasalahan yang dirasakan.
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut seputar masalah mental, konsultasikan langsung dengan psikolog atau psikiater secara online lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Empati adalah emosi yang berbeda dengan rasa iba dan simpati. Manfaat empati tidak hanya sekedar untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain, tetapi juga membantu mengatur emosi dan membentuk nilai-nilai moral.
First impression artinya kesan pertama yang timbul terhadap seseorang sepersekian detik saat pertemuan pertama. Tak hanya fisik, banyak faktor penentu first impression yang baik. Apa saja?
Dalam dunia psikologi, ada istilah hurry sickness. Namun, ini bukan termasuk dalam gangguan kesehatan mental. Pesatnya perkembangan teknologi punya peran signifikan dalam fenomena satu ini. Pada dasarnya, hurry sickness ini adalah rasa menggebu-gebu untuk memanfaatkan setiap detik. Segalanya seakan ingin dituntaskan secepat mungkin
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved