Sejak dulu pertanyaan mana yang lebih penting antara IQ vs EQ kerap menjadi perdebatan. Di satu sisi, kecerdasan intelektual dianggap sebagai aspek penting seseorang bisa berdaya guna dalam kehidupan. Di sisi lain, aspek emosional tak kalah penting utamanya mengingat manusia adalah makhluk sosial.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
5 Des 2020
EQ dan IQ sama-sama penting untuk diasah
Table of Content
Sejak dulu pertanyaan mana yang lebih penting antara IQ vs EQ kerap menjadi perdebatan. Di satu sisi, kecerdasan intelektual dianggap sebagai aspek penting seseorang bisa berdaya guna dalam kehidupan. Di sisi lain, aspek emosional tak kalah penting utamanya mengingat manusia adalah makhluk sosial.
Advertisement
Konsep IQ sebagai kecerdasan intelektual dulu digaungkan lebih kencang. Segalanya diukur lewat tes IQ. Padahal, uji kecerdasan semacam itu tidak bisa mencakup seluruh aspek kecerdasan manusia, termasuk kecerdasan sosial.
Psikolog asal Amerika Serikat Daniel Goleman pernah menggagas konsep bahwa kecerdasan emosional bisa saja lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual.
Tak hanya itu, psikolog lain Howard Gardner menyebut manusia tak bisa disimpulkan hanya dalam satu aspek kecerdasan saja. Ada banyak aspek intelegensi lain seperti kecerdasan interpersonal, kecerdasan visual spasial,dan lainnya.
Dari sinilah ditarik kesimpulan bahwa kemampuan memahami dan mengekspresikan emosi juga sama pentingnya seperti kecerdasan. Lebih jauh lagi, hal ini juga berpengaruh signifikan pada bagaimana seseorang menjalani hidupnya.
Perdebatan ini tentu tak akan berakhir karena sebenarnya kedua hal baik IQ vs EQ sama-sama krusial. Justru yang lebih penting adalah memastikan keduanya seimbang, hal yang tidak mudah diwujudkan.
Baca Juga
Intelligence quotient atau IQ dinilai lewat tes kecerdasan standar. Skor dikalkulasikan dengan membagi usia mental seorang individu terhadap usia kronologi, kemudian dikalikan 100.
Artinya, seorang anak dengan usia mental 15 dan usia kronologi 15 akan memiliki skor IQ sebanyak 150. Sebagian besar hasil dari tes intelegensi ini akan dibandingkan dengan skor standar dari individu lain yang berasal dari kelompok usia serupa.
Hal-hal yang termasuk dalam kemampuan IQ adalah:
Sementara emotional intelligence adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan, mengevaluasi, melihat, dan mengekspresikan emosi. Apresiasi terbesar pada peneliti seperti Peter Salovey dan penulis Daniel Goleman yang membuat sisi lain dari kecerdasan ini juga mendapat sorotan.
Beberapa aspek yang termasuk dalam EQ adalah:
Pada tahun 1990an, konsep EQ yang semula hanya termaktub dalam jurnal-jurnal akademik semakin dikenal populer. Kini, semakin banyak sekolah atau bahkan mainan yang fungsinya difokuskan untuk menggali kecerdasan emosional.
Bahkan di beberapa sekolah, pembelajaran sosial dan emosional menjadi persyaratan kurikulum yang harus diikuti anak.
Kini, IQ bukan lagi satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan seseorang. Dulu, orang dengan skor IQ tinggi diasumsikan sebagai sosok yang akan sukses dan berhasil mencapai banyak hal.
Meski demikian, beberapa kritik juga menyoroti bahwa skor intelegensi tinggi bukan jaminan kesuksesan seseorang. Apa gunanya pintar jika tak bisa mengendalikan emosi atau empati kepada orang lain? Justru bisa jadi bahaya.
Hingga kini IQ masih digunakan sebagai standar penting kesuksesan seseorang, utamanya jika berhubungan dengan pencapaian akademik. Namun, semakin banyak pula lembaga pendidikan hingga perusahaan yang mengharuskan seseorang memiliki kecerdasan emosional sebagai aspek tak kalah krusial.
Bahkan, penelitian menemukan bahwa potensi menjadi pemimpin berkaitan erat dengan EQ. Sosok dengan kecerdasan emosional baik cocok menjadi pemimpin atau manager sebuah perusahaan.
Jangan remehkan pula peran EQ dalam dunia pekerjaan seperti jual beli produk. Dalam penelitian psikolog Daniel Kahneman, ditemukan bahwa pembeli tak segan merogoh kocek lebih dalam untuk barang dengan kualitas lebih rendah selama transaksinya dilakukan dengan orang yang dipercaya.
Nah, cara membangun kepercayaan ini yang tidak semua orang miliki. Individu dengan kecerdasan emosional baik tentu piawai melakukannya sehingga bisa membuat banyak orang menganggapnya bisa diandalkan.
Baca Juga
Menariknya lagi, kecerdasan emosional adalah hal yang bisa dipelajari. Sama seperti mempelajari perilaku positif, aspek yang dikembangkan adalah bagaimana agar bisa lebih empati dan toleran kepada orang lain.
Tentu menyeimbangkan antara IQ vs EQ hanya bisa efektif dilakukan jika seseorang dalam kondisi sehat. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang korelasi ketiga faktor ini, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Eksibisionis adalah perilaku penyimpangan seksual yang membuat pengidapnya senang memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing tanpa persetujuan orang tersebut.
19 Jan 2023
Victim blaming adalah perilaku menyalahkan korban. Contohnya menyalahkan pakaian yang digunakan oleh korban kekerasan seksual. Victim blaming bisa merusak mental korban dan membuat pelaku tidak mendapatkan ganjaran yang setimpal.
4 Jul 2023
Bohong demi kebaikan bisa jadi hal positif yang dilakukan untuk mencegah konflik. Ketahui batasan kebohongan untuk mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya.
30 Mar 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved