Thematic Apperception Test atau TAT adalah jenis tes proyeksi dengan menjelaskan gambar ambigu. Metode ini populer dikenal sebagai teknik interpretasi gambar. Hingga kini, TAT merupakan salah satu uji kepribadian yang paling banyak digunakan secara klinis.
2023-03-24 21:56:20
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Situasi saat TAT Test: seorang wanita disuruh menjelaskan apa yang ia bayangkan dari lukisan di kanan
Sama seperti tes Rorschach, Thematic Apperception Test atau TAT adalah jenis tes proyeksi dengan menjelaskan gambar ambigu. Metode ini populer dikenal sebagai teknik interpretasi gambar. Hingga kini, TAT merupakan salah satu uji kepribadian yang paling banyak digunakan secara klinis.
Advertisement
Tes proyeksi ini digagas oleh psikolog asal Amerika Serikat Henry A. Murray dan Christina D. Morgan pada tahun 1930-an. Sama seperti uji psikologis lainnya, keberadaannya juga sempat menuai kontroversi terkait metode penilaian yang tidak seragam.
Thematic Apperception Test dilakukan dengan menunjukkan beberapa kartu bergambar dengan karakter ambigu. Bentuknya bisa berupa sosok perempuan, laki-laki, anak-anak, aktivitas tertentu, dan juga sebuah situasi.
Kemudian, subjek akan diminta untuk membaca gambar menurut versi paling dramatis, dengan pertanyaan seperti:
Versi paling lengkap dari TAT terdiri dari 31 kartu. Psikolog dari Harvard University ini awalnya menyarankan penggunaan 20 kartu. Kemudian, dipilih mana saja kartu yang menggambarkan karakter mirip dengan subjek pemeriksaan.
Namun kini, sebagian besar praktisi psikolog klinis hanya menggunakan sekitar 5-12 kartu saja. Biasanya, pemilihan kartu berdasarkan adegan yang cocok dengan situasi dan kebutuhan subjek.
Kemudian, praktisi akan menggunakan penilaian terbaik mereka untuk memilih adegan dalam kartu. Ini dapat menjadi dasar menggali lebih jauh informasi penting dari subjek.
Ada beberapa situasi yang membuat terapis menggunakan TAT, seperti:
Tes ini bisa menjadi ice breaker saat sesi konseling sehingga subjek merasa lebih rileks dan leluasa bercerita. Dengan demikian, terapis bisa tahu apa konflik emosional yang mungkin dimiliki kliennya.
Tes TAT juga kerap digunakan sebagai alat terapi yang memudahkan klien mengungkapkan perasaan mereka secara tidak langsung. Mungkin subjek tidak bisa menyampaikan apa yang mereka rasakan dengan gamblang, namun sudut pandang terapis bisa mengidentifikasi emosi yang tengah dialami.
Klien-klien yang menghadapi masalah seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, atau terminal illness bisa menginterpretasikan gambar dalam kartu dengan konteks apa yang tengah dialaminya. Dengan cara ini, terapis dapat melakukan eksplorasi lebih jauh sepanjang sesi konseling.
Tes TAT juga terkadang digunakan sebagai metode untuk menilai kepribadian atau pola pikir seseorang, apakah ada masalah psikologis atau tidak
Selain uji klinis, tes ini juga bisa digunakan untuk menilai risiko seseorang mengulangi tindakan kriminal yang pernah dilakukannya atau mencocokkan apakah profil seseorang cocok dengan terduga pelaku tindakan kriminal tertentu. Umumnya, ini digunakan dalam psikologi forensik.
Tak hanya untuk keperluan klinis dan forensik, tes TAT juga bisa digunakan untuk menilai apakah seseorang cocok dengan pekerjaan yang dilamarnya. Utamanya, jika jabatannya rentan berhadapan dengan stres dan situasi serba tak pasti seperti pemimpin militer atau penegak hukum.
Thematic Apperception Test kerap dikritik karena tidak memiliki standar resmi penilaian. Tak jarang, psikolog melakukan tes ini dengan cara berbeda, pun dengan proses penilaiannya.
Tidak menutup kemungkinan pula psikolog tidak menggunakan sistem penilaian kompleks dari Murray dan justru mengikuti interpretasi subjektif.
Baca Juga
Sebagai contoh, apabila psikolog menggunakan sistem penilaian yang sama, bisa saja kartu TAT yang dipakai berbeda. Artinya, sangat sulit merumuskan penilaian yang valid dan bisa dibandingkan.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak seputar apa saja yang akan digali psikolog dalam sebuah pemeriksaan klinis terhadap subjek, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Beberapa faktor tersebut di antaranya genetik, kondisi medis tertentu, efek samping dari konsumsi obat-obatan, stres, hingga trauma.
Sering kali, tujuan utama dari memandingkan perasaan adalah untuk menunjukkan empati. Terlebih, jika hal yang dialami pencerita sama dengan pendengar. Namun hal ini dapat berdampak buruk
Gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional yang harus dihindari. Baik disengaja ataupun tidak, gaslighting merupakan manipulasi yang harus dihentikan dan dihindari.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved