Perbedaan IQ dan EQ terletak pada beberapa aspek. IQ adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, sedangkan EQ merupakan kemampuan dalam mengontrol emosi.
12 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Perbedaan IQ dan EQ terletak pada beberapa aspek
Table of Content
Tidak banyak orang yang mengetahui tentang perbedaan IQ dan EQ. Dalam menilai kecerdasan seseorang, selama ini orang-orang kerap terpaku pada intelligent quotient alias IQ saja.
Advertisement
Padahal emotional quotient atau EQ juga merupakan faktor yang penting dalam mengidentifikasi kecerdasan yang dimiliki seseorang.
Kedua jenis kecerdasan ini juga sangatlah berbeda. Lantas, apa saja perbedaan di antara keduanya?
Berikut adalah sejumlah perbedaan IQ dan EQ yang dapat Anda identifikasi.
Bagi Anda yang belum tahu apa itu IQ, pengertian IQ adalah kemampuan seseorang dalam bernalar dan memecahkan masalah dengan menggunakan unsur-unsur matematis dan logika.
Kecerdasan intelektual ini juga mewakili kemampuan dalam pemrosesan visual dan spasial, pengetahuan tentang dunia, serta kekuatan ingatan.
Di sisi lain, pertanyaan seputar apa itu EQ mungkin lebih sering diutarakan ketimbang IQ. EQ adalah kemampuan seseorang dalam memahami, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengekspresikan emosi.
Kecerdasan emosional ini juga berpusat pada kemampuan, seperti mengidentifikasi emosi, mengevaluasi perasaan orang lain, mengontrol emosi sendiri, membayangkan perasaan orang lain, komunikasi sosial, dan berhubungan dengan orang lain.
Faktor genetik berperan dalam pembentukan IQ sehingga dapat dibawa sejak lahir. Namun, faktor lingkungan juga dianggap berpengaruh dan dapat dikembangkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat dalam proses akademik.
Sementara itu, EQ dapat diajarkan, diasah, atau diperkuat kapan saja, terutama sejak dini dengan memberi pendidikan karakter, memodelkan perilaku positif, mendorong untuk berpikir mengenai perasaan orang lain, dan menemukan cara untuk lebih berempati terhadap orang lain.
Selanjutnya, perbedaan IQ dan EQ adalah di kepandaiannya. Anak yang memiliki IQ tinggi umumnya unggul dalam mengerjakan persoalan yang berkaitan dengan angka dan analisis data.
Sedangkan, anak yang memiliki EQ tinggi dapat mengelola emosinya dengan baik sehingga terhindar dari stres, kecemasan, atau depresi. Bahkan mereka mampu memahami perasaan orang lain dengan baik.
Rata-rata orang yang memiliki IQ tinggi di dalam bidang akademis cenderung memiliki nilai-nilai yang bagus dalam tes.
Sayangnya, kecerdasan akademis bukan jaminan mereka dapat bersosialisasi dan membangun hubungan kerja atau pribadi dengan baik.
Berbeda dengan orang yang ber-EQ tinggi, meski nilai akademiknya tak cukup baik namun mereka dapat bersosialisasi dengan mudah dan memecahkan persoalan-persoalan sosial.
Orang yang ber-IQ tinggi cenderung sukses secara individual, di mana mereka dapat menggunakan nalarnya untuk mencapai apa yang diinginkan.
Di sisi lain, orang yang ber-EQ tinggi dapat bekerja dalam tim dengan baik, bahkan dapat menjadi seorang pemimpin.
Mudah dekat dengan orang-orang di sekitarnya membuat orang yang ber-EQ tinggi cenderung dapat mencuri atensi khalayak.
Fungsi nilai IQ adalah untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bernalar dan menggunakan logika.
Sementara itu, nilai EQ digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mengenali emosi dirinya dan orang lain.
Skor EQ rata-rata berada pada kisaran 90 – 100, sedangkan skor EQ sempurna adalah 160
Selanjutnya, perbedaan EQ dan IQ adalah kemampuan komunikasinya. Orang yang memiliki IQ tinggi belum tentu pintar bercakap.
Sebagian mungkin memiliki kemampuan public speaking, tetapi sebagian lainnya tidak berani menyampaikan ide-idenya.
Sementara itu, orang dengan EQ tinggi memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik. Kemampuan emotional quotient artinya dapat menyampaikan ide dan gagasan dengan jelas.
IQ berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mempelajari, memahami, menerapkan pengetahuan, penalaran logis, dan pemikiran abstrak.
Sementara itu, EQ meliputi kemampuan untuk mengenali, mengendalikan, dan mengekspresikan emosi diri sendiri, maupun memahami dan menilai emosi orang lain.
Keberhasilan seseorang di sekolah bergantung pada tingkat IQ-nya, sedangkan tingkat EQ seseorang mencerminkan keberhasilannya dalam kehidupan. Namun, hal tersebut juga tentu bergantung pada faktor lainnya.
EQ yang tinggi dapat terlihat pada pemimpin, kapten, manajer, atau orang-orang yang memiliki kemampuan sosial baik.
Sementara itu, IQ yang tinggi dapat terlihat pada orang-orang dengan kecerdasan dan akal sehat yang baik.
Baca Juga
Setelah memahami perbedaan IQ dan EQ, ada pula konsep SQ (spiritual intelligence) yang penting untuk Anda ketahui.
Ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ-nya berhasil meraih prestasi dan kesuksesan, sering kali ada perasaan hampa dalam batinnya.
Di situlah SQ dibutuhkan untuk melengkapinya. Meski demikian, tidak banyak orang yang mengetahui apa itu SQ. Pengertian SQ adalah kecerdasan seseorang dalam menghadapi persoalan makna atau value.
Kecerdasan spiritual ini mencakup kesadaran tentang arti hidup, nilai-nilai pribadi, rasa syukur, iman, etika, dan belas kasih.
SQ bahkan berperan sebagai landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Ketika tidak memiliki SQ, Anda mungkin akan merasa ada yang kurang. Oleh sebab itu, diperlukan keseimbangan dari IQ, EQ, dan SQ.
Memiliki kemampuan IQ ataupun EQ yang tinggi saja tidak cukup dalam mencapai kesuksesan hidup. Oleh sebab itu, kedua hal tersebut haruslah imbang.
Jika Anda merasa memiliki kemampuan IQ yang rendah, berikut adalah cara meningkatkan IQ yang bisa Anda coba:
Melakukan kegiatan yang mengasah ingatan bukan hanya dapat meningkatkan ingatan, namun juga keterampilan bernalar dan berbahasa.
Kegiatan yang melibatkan pelatihan memori ini, meliputi bermain teka-teki silang, mencocokan kartu, dan sudoku.
Melakukan kegiatan visuospasial, seperti bermain labirin, dapat membantu meningkatkan IQ Anda dengan mempertajam penalaran visual dan spasial.
Melakukan pelatihan relasional, seperti perbandingan objek dan jumlah perbandingan, dapat meningkatkan IQ dengan penalaran verbal dan numerik.
Sebuah penelitian menunjukkan jika latihan ini secara signifikan bisa meningkatkan skor IQ pada anak-anak.
Bermain instrumen musik dianggap dapat membantu meningkatkan IQ dengan memperkuat memori.
Satu studi menemukan bahwa musisi memiliki ingatan kerja yang lebih baik daripada mereka yang bukan musisi.
Mempelajari bahasa baru bermanfaat bagi otak manusia. Sebuah penelitian menyelidiki hubungan antara mempelajari bahasa baru dengan IQ. Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa bermanfaat untuk hasil kognitif.
Sementara itu, jika Anda merasa memiliki kemampuan EQ yang rendah, berikut hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkannya:
Dalam meningkatkan EQ, Anda harus berlatih untuk mengelola emosi sendiri. Ketika ada tekanan, cobalah untuk mengelola stres dengan tetap berusaha berpikir jernih, kendalikan diri dengan baik, dan beradaptasilah dengan kondisi tersebut sesegera mungkin.
Anda harus berlatih mengenal dan memahami orang lain dengan baik, terutama lewat komunikasi.
Mengobrol, berbagi cerita, dan menghabiskan waktu bersama dapat membantu Anda memahami perasaan dan emosi orang lain, serta menumbuhkan rasa empati dan kenyamanan.
Dalam meningkatkan EQ, Anda harus berlatih mengembangkan keterampilan sosial. Hal ini dapat membuat hubungan Anda dengan orang sekitar menjadi lebih efektif dan bermanfaat.
Belajarlah melihat konflik sebagai peluang untuk lebih dekat dengan orang lain dan gunakanlah humor untuk membuat keadaan menjadi lebih cair.
Terakhir, jika Anda ingin meningkatkan kemampuan SQ, berikut adalah hal yang bisa Anda lakukan:
Memandang hal-hal yang terjadi dalam hidup Anda dengan positif dapat meningkatkan SQ.
Dengan berpikir positif, Anda dapat memfokuskan pikiran Anda pada hal yang lebih bermanfaat alih-alih terus memikirkan hal yang tak perlu.
Selain itu, menghilangkan pikiran negatif juga bisa membuat Anda menjadi pribadi yang lebih santai.
Luangkan waktu untuk bermeditasi selama 5-10 menit. Anda hanya perlu duduk tenang, memejamkan mata, dan mengatur pernapasan.
Kegiatan ini dapat membebaskan pikiran Anda, dan menumbuhkan hubungan spiritual yang lebih kuat. Anda bisa melakukannya saat bangun tidur di pagi hari.
Baca Juga
Kini, IQ bukan lagi satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan seseorang. Dulu, orang dengan skor IQ tinggi diasumsikan sebagai sosok yang akan sukses dan berhasil mencapai banyak hal.
Meski demikian, beberapa kritik juga menyoroti bahwa skor intelegensi tinggi bukan jaminan kesuksesan seseorang.
Apa gunanya pintar jika tak bisa mengendalikan emosi atau empati kepada orang lain? Justru bisa jadi bahaya.
Hingga kini IQ masih digunakan sebagai standar penting kesuksesan seseorang, utamanya jika berhubungan dengan pencapaian akademik.
Namun, semakin banyak pula lembaga pendidikan hingga perusahaan yang mengharuskan seseorang memiliki kecerdasan emosional sebagai aspek yang tak kalah krusial.
Bahkan, penelitian menemukan bahwa potensi menjadi pemimpin berkaitan erat dengan EQ. Sosok dengan kecerdasan emosional baik cocok menjadi pemimpin atau manajer sebuah perusahaan. Jangan remehkan pula peran EQ dalam dunia pekerjaan seperti jual beli produk.
Dalam penelitian psikolog Daniel Kahneman, ditemukan bahwa pembeli tak segan merogoh kocek lebih dalam untuk barang dengan kualitas lebih rendah selama transaksinya dilakukan dengan orang yang dipercaya.
Nah, cara membangun kepercayaan ini yang tidak semua orang miliki. Individu dengan kecerdasan emosional baik tentu piawai melakukannya sehingga bisa membuat banyak orang menganggapnya bisa diandalkan.
Meski kecerdasan IQ dan EQ berbeda, namun keduanya merupakan hal yang penting dalam mencapai kesuksesan dalam hidup. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk senantiasa mengasah kedua kemampuan tersebut.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kesehatan, Anda bisa tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terapi disleksia umumnya dilakukan membantu anak mengejar ketertinggalan di sekolah. Semakin cepat terapi dimulai, maka tingkat kesuksesannya pun akan semakin baik.
Brainstorming adalah cara mengumpulkan berbagai ide dan solusi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. Anda dapat mencoba metode ini saat kehabisan ide dan solusi.
Makan bersama keluarga merupakan momen kebersamaan yang harus dijaga karena punya banyak manfaat. Orang tua pun bisa mengajarkan anak tentang banyak hal di meja makan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved