Istilah toxic parents disematkan bagi orangtua yang tidak memperlakukan anaknya dengan baik. Bahkan kondisi psikologis atau kesehatan mental sang anak pun bisa terganggu akibat memiliki orangtua yang toxic. Berikut ciri-ciri toxic parents yang penting untuk Anda ketahui.
3.94
(50)
6 Jun 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Orangtua yang toxic selalu mencari kesalahan dan jarang mengapresiasi anak
Table of Content
Apakah Anda sering memarahi anak meski hanya karena urusan sepele atau mempermalukannya di depan orang lain? Hati-hati, sebab hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa Anda termasuk toxic parents.
Advertisement
Bukan hanya teman, pasangan atau lingkungan, istilah toxic juga berlaku bagi orangtua yang menjadi “racun” bagi anaknya sendiri. Jika dibiarkan berlarut-larut, tentu anak bisa mengalami berbagai masalah.
Toxic parents adalah orangtua yang tidak menghormati dan memperlakukan anaknya dengan baik sebagai individu. Mereka bisa melakukan berbagai kekerasan pada anak bahkan membuat kondisi psikologis atau kesehatan mentalnya terganggu.
Toxic parents juga enggan berkompromi, bertanggung jawab, maupun meminta maaf pada anaknya. Hal ini seringkali dilakukan oleh orangtua yang memiliki gangguan mental atau merupakan seorang pecandu.
Selain itu, trauma di masa kecil akibat pengasuhan yang buruk juga dapat memicu terjadinya hal tersebut, di mana orangtua masih membawa luka lama, dan melukai anaknya dengan cara yang sama seperti yang dialaminya dulu.
Meski orangtua toxic kerap berdalih apa yang dilakukannya semata-mata karena kasih sayang, tetapi pola asuh yang toxic tentu saja tak baik untuk dilakukan. Anak membutuhkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari orang tuanya. Jika tak mendapatkan hal tersebut, tentu saja jiwa anak bisa terluka.
Baca Juga
Tanpa disadari atau tidak, Anda bisa saja menjadi toxic parents. Oleh sebab itu, agar dapat mewaspadai perilaku kita sendiri terhadap anak, terdapat ciri-ciri toxic parents yang penting untuk diperhatikan. Adapun ciri-ciri tersebut, di antaranya:
Toxic parents selalu mengutamakan kebutuhannya sendiri dan tidak mempertimbangkan kebutuhan maupun perasaan anak. Selain itu, ia juga tak akan berpikir mengenai dampak perilakunya tersebut pada anak.
Orangtua yang toxic tak dapat memperlakukan anaknya dengan baik. Bahkan pada tingkat yang dasar saja, seperti rasa hormat dan kesopanan, mereka enggan melakukannya. Ia juga sengaja melupakan hal-hal penting yang berkaitan dengan anak.
Toxic parents kerap mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Ia cenderung bereaksi berlebihan atau dramatis ketika anak melakukan kesalahan. Selain itu, kemarahannya pun seringkali tak dapat diprediksi. Ia tak akan segan untuk memukul, memaki, atau melakukan kekerasan lainnya.
Orangtua toxic senang mengontrol anaknya dengan ketat. Ia akan mengatur apa yang harus dilakukan oleh anak, bahkan kapan dan bagaimana sang anak melakukannya. Selain itu, toxic parents juga akan mencampuri urusan pribadi. Rasa bersalah dan iming-iming menjadi senjata baginya untuk mengontrol anak.
Atas perbuatan yang telah dilakukannya, orangtua toxic justru akan menyalahkan semuanya pada anak. Selain itu, apa pun usaha dan hasil yang dilakukan oleh anak tak pernah cukup baik baginya. Ia selalu mencari kesalahan dan jarang mengapresiasi anak.
Orangtua yang toxic juga kerap mempermalukan anaknya dengan sangat buruk. Ia akan mengejek, merendahkan, memukul, memaki, atau meneriaki anak di depan orang lain, terutama teman-temannya, sehingga anak merasa sangat malu.
Bukan hanya selalu merasa benar, toxic parents juga akan bertindak seperti orang yang sedang bersaing dengan anak. Jadi, alih-alih menyemangati dan merasa bahagia atas keberhasilan anak, ia malah membuat anak down, mengabaikannya, dan merasa tak suka jika anak senang.
Jika Anda menjadi toxic parents, anak tak akan merasa senang ketika berbicara, menghabiskan waktu, atau berpikir tentang Anda. Bahkan anak bisa menjadi sangat ketakutan, depresi, atau emosional hingga melampiaskannya pada hal lain.
Figur orangtua tentu saja akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, sebagai orangtua yang baik Anda tentu harus memberi pola asuh yang tepat untuk anak. Jangan sampai pola asuh yang buruk membuat keutuhan keluarga menjadi bermasalah.
Bila Anda merasa memiliki ciri-ciri toxic parents, tak ada salahnya bagi Anda untuk secara perlahan memperbaikinya. Selain itu, Anda juga dapat berkonsultasi pada psikolog keluarga untuk mendapat bantuan secara profesional dalam mengatasi masalah ini. Perlu Anda ingat bahwa anak adalah titipan yang senantiasa harus selalu kita jaga.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka melihat orang dewasa sebagai sosok role model yang menjadi teladan. Inilah celah untuk mendidik mereka menjadi sesuai harapan, yaitu dengan memberikan contoh nyata.
Saat memberikan hp ke anak, orangtua juga harus siap mengawasi penggunaannya.
Pubertas anak laki-laki dapat menimbulkan berbagai perubahan, seperti bertambahnya tinggi badan, tumbuh bulu di ketiak dan kelamin, alat kelamin membesar, mimpi basah, dan lainnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved