Tes psikotes kerap jadi momok bagi anak sekolah, pencari kerja, atau orang-orang yang diduga mengalami gangguan psikologis. Apa, sih, tujuan psikotes?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
2 Mei 2023
Tes psikologi bertujuan untuk mendeteksi kelainan mental
Table of Content
Psikotes alias tes psikologi tidak menjadi salah satu tahap yang harus Anda jalani dalam proses mencari kerja. Psikotes juga sering diadakan di sekolah-sekolah untuk mencari minat dan bakat masing-masing anak. Namun, tujuan tes psikologi ternyata bukan cuma itu. Tes psikotes tertulis maupun online juga kerap menjadi bagian dari evaluasi kejiwaan seseorang yang diduga memiliki masalah mental. Sebetulnya, apa tujuan di balik tes psikologi? Materi seperti apa yang menjadi tolok ukur dalam tes tersebut?
Advertisement
Tes psikologis atau dikenal sebagai psikotes adalah dasar bagi para psikolog untuk mengenali kondisi kejiwaan dan karakter Anda.
Melalui berbagai tolok ukur yang dijabarkan lewat materi tes psikologi, psikolog dapat mengetahui kondisi kesehatan mental, kepribadian, tingkat kecerdasan (IQ), hingga mengetahui kekuatan dan kelemahan seseorang.
Dalam dunia kerja, tes psikologi digunakan untuk memprediksi performa kerja seseorang berdasarkan kepribadiannya.
Sementara dalam dunia medis, tes psikologi dilakukan untuk mendeteksi gangguan kejiwaan atau kelainan mental pada diri seseorang. Hasil psikotes juga membantu dokter memutuskan rencana terapi atau tindakan pengobatan seperti apa yang dapat diambil.
Tes psikologis kejiwaan bisa dilakukan di mana saja, misalnya di kantor, sekolah, hingga di rumah sakit.
Psikotes (tes psikologi) akan memakan waktu yang cukup panjang hingga berjam-jam dengan diselingi waktu istirahat.
Selama menjalani tes psikologi, Anda akan diminta menjawab soal dalam bentuk tes tertulis, maupun menjalani wawancara satu per satu dengan psikolog yang menangani Anda.
Meski terlihat acak, tes tertulis maupun wawancara yang dilakukan dalam tes psikologi memiliki standar baku internasional.
Ada banyak jenis tes psikologi yang dipilih berdasarkan kebutuhan serta tujuan dilaksanakannya tes tersebut. Beberapa jenis tes psikologi yang biasa dilakukan, antara lain:
Wawancara adalah inti dari tes psikologi yang Anda jalani. Lewat cara ini, psikolog akan mendapat gambaran jelas mengenai sikap dan kepribadian seseorang, beserta latar belakang orang tersebut.
Dalam sesi ini, Anda mungkin akan diminta untuk mengingat kembali mengenai riwayat pekerjaan atau kehidupan masa lalu, tergantung tujuan Anda melakukan psikotes (tes psikologi) tersebut (medis atau pekerjaan). Pewawancara juga mungkin saja menanyakan hal-hal pribadi yang sekiranya diperlukan.
Sesi wawancara biasanya berlangsung 1-2 jam, namun saat ini durasi itu itu bisa diperpendek lewat komputerisasi.
Sebelumnya pewawancara akan menanyakan biodata dan informasi dasar (misalnya soal keluarga dan pekerjaan terdahulu) secara langsung. Namun, data-data tersebut sekarang bisa langsung diisi di lembar yang sudah didigitalisasi sebelum sesi wawancara dimulai.
Tes ini bukan bertujuan untuk mengukur IQ Anda, melainkan hanya melihat komponen paling menonjol dalam kecerdasan Anda.
Terdapat dua jenis tes IQ yang biasa menjadi bagian psikotes adalah tes intelegensi dan asesmen neuropsikologis.
Tes intelejensia adalah tipe yang biasa Anda jumpai dalam tes psikologi dasar (terutama pada tes kerja) dan dilakukan dengan menggunakan skala Wechsler yang hanya membutuh waktu sekitar 1 jam untuk diselesaikan.
Tes skala Wechsler bisa dilakukan oleh orang yang berusia 16-69 tahun (WAIS-IV) atau anak-anak (WISC-IV). Ada empat subjenis tes skala Wechsler, yaitu:
Sementara itu, asesmen neuropsikologis biasanya hanya diperuntukkan bagi mereka yang diduga mengalami masalah pada otak (misalnya ditandai dengan ti. Asesmen ini dilakukan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan psikologis dalam diri seseorang dengan lebih komprehensif sehingga dibutuhkan waktu hingga dua hari untuk menuntaskan tes ini.
Pada tes psikologis, penguji juga bisa melakukan penilaian kepribadian dan perilaku, namun kedua aspek ini cenderung bersifat subjektif. Selain itu, Anda juga bisa melakukan pendalaman untuk tujuan tertentu, misalnya mencapai prestasi tertentu di sekolah maupun promosi kerja.
Psikotes online umumnya memiliki metode yang berbeda-beda tergantung dari siapa penyelenggaranya. Namun, melansir dari situs All Psychology, psikotes online dibagi menjadi tiga kategori:
Baca Juga
Mengikuti psikotes tidaklah sulit jika Anda melakukannya dengan tenang dan seksama. Tidak perlu khawatir, berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda pelajari sebelum mengikuti tes psikotes:
Setelah soal tes dibagikan, sempatkanlah beberapa menit untuk membaca cepat jenis-jenis soal, dan melihat berapa jumlah soal yang diberikan.
Hal ini dapat memudahkan Anda untuk mengatur strategi kecepatan menjawab setiap soalnya.
Sebagian besar tes memiliki persyaratan waktu. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menjawab pertanyaan secepat mungkin untuk menyelesaikan ujian sepenuhnya.
Mulailah dengan pertanyaan paling mudah terlebih dahulu sebelum kembali menyelesaikan pertanyaan yang sulit di akhir tes.
Meskipun strategi ini mungkin berhasil untuk beberapa partisipan, tak jarang hal ini juga membuat Anda cenderung lupa untuk menjawab pertanyaan yang telah dilewati.
Pastikan Anda menandai dengan jelas pertanyaan yang belum dijawab agar tidak terlewatkan.
Soal pilihan ganda sering kali dianggap menjadi hal yang mudah, padahal jika Anda tidak mengetahui materinya, Anda bisa saja kebingungan.
Ketika menemukan pertanyaan yang tidak Anda ketahui jawabannya, mulailah mengeliminasi setiap pilihan yang memungkinkan dengan hati-hati.
Hal ini mungkin terdengar seperti nasihat yang sudah biasa. Namun, membaca setiap pertanyaan dengan hati-hati adalah salah satu strategi mengikuti tes yang paling penting pada psikotes jenis apa pun.
Ketika Anda mulai membaca pertanyaan, Anda mungkin terlalu cepat menyimpulkan jawaban sebelum selesai membaca pertanyaan hingga akhir.
Dampaknya, jawaban Anda yang seharusnya bisa diisi dengan sempurna menjadi salah karena informasi yang tidak lengkap.
Banyak contoh materi tes psikologi yang beredar di berbagai laman daring, Anda pun mungkin tergoda untuk berlatih demi mengetahui jawaban yang benar atas soal-soal psikotes (tes psikologi). Namun, hasil dari tes psikologi (psikotes) bukanlah dinyatakan sebagai ‘gagal’ atau ‘berhasil’.
Bagi para psikolog, psikiater, atau penguji tes psikologi, jawaban-jawaban Anda dalam tes psikologi hanya dipakai sebagai informasi untuk mengambil keputusan.
Anda mungkin gagal mendapatkan pekerjaan karena jawaban Anda terlihat tidak konsisten sehingga tidak memenuhi kriteria yang diinginkan perusahaan.
Tes psikologis kejiwaan bukanlah sesuatu yang harus Anda takuti, bahkan Anda tidak perlu belajar untuk menaklukkannya. Justru, jadikan tes tersebut sebagai wadah untuk mengeksplorasi diri agar para psikolog dapat mengetahui karakter dan potensi Anda sebenarnya.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Diskalkulia adalah diagnosis yang ditegakkan pada kondisi seseorang yang sulit memahami konsep matematika. Apabila disleksia adalah kesulitan mulai dari membaca hingga menulis, diskalkulia khusus mengacu pada kondisi lemah di matematika.
10 Mei 2021
Labeling adalah pemberian cap terhadap perilaku seseorang yang bisa berujung sebagai stigma. Labeling berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
28 Jul 2022
Pantang menyerah merupakan salah satu sikap yang wajib dikembangkan dalam hidup. Dengan menjunjung sikap ini, tantangan hidup Anda dapat terasa lebih mudah.
16 Des 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved