Ketika melihat rumah angker, orang bisa terbelah menjadi dua kubu: Satu yang sangat ingin uji nyali menjelajahinya, satu lagi yang merasa ketakutan. Bahkan, ada phobia terhadap objek semacam ini yang kerap dijuluki “hauntophobia”.
0
7 Des 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Rumah tua tanpa penghuni sering membua
Table of Content
Ketika melihat rumah angker, orang bisa terbelah menjadi dua kubu: Satu yang sangat ingin uji nyali menjelajahinya, satu lagi yang merasa ketakutan. Bahkan, ada phobia terhadap objek semacam ini yang kerap dijuluki “hauntophobia”.
Advertisement
Apabila anak kecil merasa sangat takut dengan rumah yang dianggap berhantu, terkadang rasa ngeri ini perlahan hilang ketika beranjak dewasa. Namun jika tidak menghilang dan justru menjadi-jadi, bisa mengindikasikan fobia.
Untuk membedakan mana antara ketakutan biasa terhadap rumah angker dan mana yang phobia, ada dua hal yang bisa dipertimbangkan:
Cari tahu seberapa intens rasa takut yang dirasakan. Apakah rasa takut ini hanya muncul saat harus masuk ke dalam rumah angker atau bahkan berkendara di dekat areanya saja sudah memunculkan kengerian tersendiri?
Selain itu, perhatikan pula apakah pernah merasa tegang saat mendengar suara-suara aneh di rumah atau hotel di malam hari? Atau bahkan rela membatalkan rencana awal menginap di tempat tertentu agar tidak harus merasa ketakutan?
Berapa banyak alokasi waktu yang terbuang untuk memikirkan ketakutan terhadap rumah berhantu dan objek-objek semacamnya? Apakah hanya muncul pada saat tertentu seperti Halloween, setelah menonton film horor, atau berada di lokasi baru? Lebih parah lagi, seseorang bisa saja sudah merasa ketakutan atau phobia namun sulit mengenyahkan pikiran tentang rumah angker.
Apabila kedua indikator di atas menunjukkan situasi yang cukup dominan, bisa jadi seseorang mengalami phobia terhadap rumah angker. Ini penting dibedakan karena rumah yang dianggap menyeramkan sudah sewajarnya membuat orang merasa ngeri atau tidak nyaman.
Namun berbeda dengan takut biasa, orang yang mengalami phobia akan merasakan gejala-gejala seperti:
Pada orang yang phobia, hanya melihat foto atau mendengarkan tentang rumah angker saja sudah bisa memicu gejala di atas. Bahkan, sangat mungkin gejala yang muncul menjadi jauh lebih ekstrem.
Baca Juga
Selain berdasarkan indikator alokasi waktu dan seberapa parah kondisinya, perlu juga mengenali apa saja jenis fobia. Dengan demikian, bisa membantu menentukan apakah ini hanya ketakutan biasa atau bukan.
Ada tiga jenis phobia yang umum terjadi, yaitu:
Rasa takut luar biasa saat terlibat dalam situasi sosial tertentu
Phobia terjebak dalam sebuah situasi dan tidak bisa meninggalkannya. Ini juga termasuk ketakutan pergi ke luar rumah karena bisa menyebabkan munculnya serangan rasa panik.
Ketakutan tidak rasional terhadap objek atau situasi spesifik seperti ketakutan akan badut, kuburan, dan juga hantu. Ada empat jenis phobia spesifik, yaitu ketakutan akan bencana alam, binatang, medis, atau situasi.
Dari ketiga kategori di atas, ketakutan akan rumah angker bisa termasuk dalam phobia spesifik dan agoraphobia. Dalam agoraphobia, orang yang merasa takut dengan rumah berhantu ini merasa ngeri jika tidak bisa melarikan diri ke tempat aman saat reaksi phobia muncul.
Sangat manusiawi jika seseorang merasa takut ketika melihat rumah angker dengan segala bentuknya. Belum lagi gambaran di media lewat cerita, film, atau reality show tentang rumah berhantu identik dengan hal-hal supranatural.
Jika dirunut, ada beberapa penyebab seseorang bisa memiliki phobia terhadap rumah angker, seperti:
Saat melihat rumah angker, muncul rasa takut karena ada bagian otak yang mengingatkan bahwa ada bahaya mengancam. Dari situlah muncul motivasi untuk berhati-hati dan waspada terhadap rumah itu. Inilah yang menimbulkan rasa tegang, panik, sekaligus takut.
Psikolog juga menemukan konsep agent detection mechanism, proses yang membuat seseorang jauh lebih waspada saat berhadapan dengan situasi asing. Ketika ini terjadi, suara kecil pun bisa menyebabkan seseorang merasa berkali-kali lipat lebih terancam.
Sebenarnya rumah angker tidak memberikan ancaman yang benar-benar nyata seperti hal lain semacam ular berbisa. Namun justru karena ancaman yang bersifat abstrak inilah imajinasi manusia bisa berkelana semakin liar. Akibatnya, seseorang akan merasa tidak tenang.
Reaksi yang bisa muncul pun tidak bisa leluasa karena ancaman yang bersifat abstrak itu. Masih ada rasa malu jika berlari ketakutan keluar dari rumah angker jika dibandingkan dengan ketakutan saat berhadapan dengan ular kobra.
Ada penelitian yang menyebutkan bahwa manusia lebih membutuhkan ruang pribadi saat duduk dibandingkan dengan saat berdiri. Selain itu, butuh ruang saat berada di pojok ruangan ketimbang di tengah ruangan. Rumah angker memberikan sensasi terjebak yang tidak nyaman.
Ketika berpikir cara untuk “melarikan diri” pun, konstruksi bangunan rumah yang asing dan gelap membuat prosesnya lebih lambat. Lagi-lagi, imajinasi membuat kondisi ini kian sulit.
Sama seperti phobia spesifik lainnya, ketakutan terhadap rumah angker bisa diatasi dengan:
Penanganan terhadap fobia spesifik akan disesuaikan dengan kondisi orang yang bersangkutan. Apabila ketakutan sudah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya penanganan segera diberikan.
Baca Juga
Orang terdekat pun harus paham betul tentang phobia spesifik yang dialami. Meminta agar tidak takut tidak akan efektif karena phobia berbeda dengan rasa takut biasa. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar phobia spesifik, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Perilaku stalking sangat negatif dan merusak. Ciri-ciri perilaku ini dapat terlihat saat pelaku mengikuti hingga mengancam korbannya.
Minuman ternyata berperan penting dalam mengendalikan berat badan. Bahkan, ada beberapa jenis minuman yang dianggap sebagai penurun berat badan karena manfaatnya. Apa sajakah?
Efek stres bagi otak sangat berbahaya karena bisa mengubah strukturnya. Bukan hanya itu, dampak negatif dari stres bagi otak dapat membunuh sel-sel di dalamnya
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Ester Agustina
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved