Dampak kabut asap bagi kesehatan perlu Anda waspadai sejak dini. Asap bisa membahayakan kesehatan Anda karena berisiko menyebabkan berbagai penyakit seperti hipertensi dan kanker.
2023-03-15 04:04:18
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kabut asap menjadi masalah pencemaran udara di Indonesia
Table of Content
Kabut asap merupakan salah satu masalah utama kesehatan lingkungan dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Advertisement
Umumnya, di kota-kota besar sumber utama pembentuk kabut asap berasal dari asap kendaraan bermotor dan industri. Sementara, kabut asap yang menimpa beberapa provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan biasanya disebabkan oleh pembakaran lahan atau hutan.
Lantas, bagaimana dampak kabut asap bagi kesehatan tubuh kita?
Kabut asap adalah jenis polusi udara yang dihasilkan dari campuran beberapa gas dan partikel yang bereaksi dengan sinar matahari. Beberapa gas yang terlibat dalam proses ini di antaranya:
Sementara, partikel-partikel yang terdapat dalam kabut asap terdiri dari asap itu sendiri, debu, pasir, dan serbuk sari. Berbagai macam gas dan partikel yang bereaksi tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan apabila Anda terlalu sering terpapar olehnya.
Berikut adalah dampak kabut asap terhadap kesehatan tubuh secara umum yang perlu Anda waspadai:
Salah satu dampak kabut asap terhadap kesehatan tubuh adalah batuk dan iritasi tenggorokan.
Ketika sering terkena paparan asap, sistem pernapasan Anda dapat terganggu sehingga menyebabkan batuk dan iritasi tenggorokan. Umumnya, kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa jam setelah Anda terpapar kabut asap.
Kendati demikian, efeknya bagi sistem pernapasan dapat berlangsung lama walaupun gejala kondisi sudah menghilang.
Dampak kabut asap terhadap kesehatan mata dapat menyebabkan iritasi. Iritasi mata umum terjadi apabila ada zat iritan, seperti debu, asap, dan polutan, yang masuk ke dalam mata.
Jika mata Anda terkena zat iritan, sebaiknya segera bilas mata menggunakan air mengalir.
Dampak kabut asap terhadap kesehatan tubuh dapat menyebabkan Anda sulit bernapas, terutama bagi Anda yang sedang melakukan olahraga.
Laju pernapasan akan meningkat pesat saat berolahraga. Anda pun akan menarik napas lebih dalam guna memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat.
Jika Anda olahraga di tengah kabut asap, maka akan ada lebih banyak partikel berbahaya yang masuk ke saluran pernapasan.
Pada kondisi yang normal, sistem pernapasan sebenarnya mampu membersihkan partikel berbahaya dari lingkungan sekitar. Tetapi, mekanisme tersebut tidak cukup untuk membersihkan partikel dan polutan yang berasal dari kabut asap.
Selain itu, paparan asap secara terus-menerus, bahkan saat tidak sedang berolahraga, dapat mengakibatkan sesak napas.
Bagi penderita asma, sering terpapar kabut asap dapat memperburuk kondisi gejala penyakit. Gas ozon yang terkandung pada kabut asap dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan dan paru-paru sehingga memicu kambuhnya asma.
Tak hanya itu, partikel berbahaya dari lingkungan berkabut asap yang terhirup juga berisiko memperburuk kambuhnya asma. Selain kekambuhan asma, paparan kabut asap baik dalam jangka pendek dan jangka panjang dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru
Dampak kabut asap terhadap kesehatan juga dapat memengaruhi paru-paru. Pada tahap awal penyakit, banyak orang mungkin tidak menyadarinya.
Seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala emfisema karena kantung udara di paru-paru terperangkap dengan udara yang kotor. Lama kelamaan kondisi tersebut bisa mengakibatkan sesak napas.
Kondisi ini dapat semakin memburuk apabila Anda terus menerus terkena paparan kabut asap.
Orang yang terkena paparan kabut asap terus-menerus berisiko tinggi mengalami gangguan pada jantung dan otak. Bahkan, paparan kabut asap jangka pendek dapat memperburuk gejala penyakit pada orang yang berisiko tinggi mengalami kondisi jantung dan stroke.
Partikel-partikel yang terdapat dalam kabut asap berisiko menginfiltrasi aliran darah manusia sehingga dapat berakibat buruk bagi jantung dengan cara:
Hal tersebut bisa terjadi karena partikel dalam kabut asap biasanya sangat kecil, yakni kurang dari 10 mikrometer. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar risiko yang mungkin ditimbulkan.
Para peneliti menyatakan bahwa paparan kabut asap dalam jangka panjang dapat membuat Anda berisiko tinggi menderita kanker paru-paru. Hal ini karena kabut asap dapat mengubah genetik atau mutasi DNA di dalam sel sehingga berisiko memicu tumbuhnya sel-sel kanker.
Semakin sering Anda menghirup udara di lingkungan kabut asap, maka semakin besar risiko Anda terkena kanker paru-paru.
Dampak Pencemaran udara bisa terjadi dimana saja, mulai dari di dalam rumah, sekolah, hingga kantor Anda. Pencemaran ini disebut dengan pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) merupakan polusi yang berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup.
Sumber pencemaran udara dapat dibagi menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari industri, pembangkit listrik dan rumah tangga, sedangkan sumber bergerak merupakan aktifitas kendaraan bermotor dan transportasi laut.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hipertensi masih merupakan salah satu tantangan besar dan masalah utama kesehatan yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan akibat pencemaran udara. Menurut riset, prevalensi hipertensi di Indonesia terjadi sekitar 26,5% yang berarti sekitar 3 dari 10 orang Indonesia menderita hipertensi.
Ada beberapa tips sederhana dan efektif untuk melindungi diri dari dampak kabut asap bagi kesehatan:
Baca Juga
Perlu dicatat bahwa dampak buruk kabut asap tentu berbeda-beda pada setiap individu. Bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia adalah kelompok yang paling rentan terhadap efek kabut asap.
Jika Anda mengalami beberapa risiko akibat dampak kabut asap terhadap kesehatan, segera konsultasikan dengan dokter Anda guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kekhawatiran covid menular ke bayi melalui darah dan ASI kerap dirasakan oleh ibu hamil. Pasalnya, hingga kini bayi dan anak-anak belum diperbolehkan mendapatkan vaksin, sebagai langkah pencegahan penularan virus corona.
Sentra vaksinasi Covid-19 untuk warga umum di atas usia 18 tahun di DKI Jakarta telah resmi dibuka. Berbagai pilihan tempat dan cara mendaftar vaksin Covid-19 untuk masyarakat umum di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pun tersedia.
Sebagian besar bayi dan anak mempunyai risiko lebih besar mengalami penyakit gangguan pernapasan. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang cukup, penyakit pernapasan bisa menyebabkan komplikasi serius dan berakibat fatal pada anak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved