Balita sehat bukan hanya anak yang terlihat gemuk, namun harus dapat memenuhi beberapa indikator secara fisik maupun psikis. Berikut beberapa indikator balita sehat yang mudah diidentifikasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
15 Jun 2020
Seorang anak sedang menyantap salad
Table of Content
Balita sehat bukan hanya dilihat dari berat badannya saja. Penilaian ini juga harus memprhatikan aspek fisik maupun perilaku secara keseluruhan. Nah, apa saja tanda balita sehat dan stimulasi apa yang dapat dilakukan orangtua untuk memastikan Si Buah Hati tumbuh dan berkembang secara optimal.
Advertisement
Balita adalah istilah umum untuk menyebut anak-anak yang berusia di bawah 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Pada masa ini, anak masih sangat bergantung pada orangtua, termasuk dalam hal pemenuhan gizi untuk tumbuh kembang dan aktivitasnya.
Mengetahui ciri-ciri balita sehat akan membantu orangtua untuk mengatur asupan gizi yang cukup agar tumbuh kembang anak semakin optimal. Sebaliknya, jika anak tidak memiliki tanda-tanda di bawah ini, orangtua dapat langsung berkonsultasi dengan dokter anak untuk memastikan kualitas hidup anak meningkat di kemudian hari.
Menurut Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), seperti dilansir situs Kementerian Kesehatan RI, balita yang sehat bukanlah anak yang terlihat gemuk. Ada setidaknya beberapa indikator balita sehat, yaitu:
Tanda balita sehat yang satu ini bisa dipantau dari kurva pertumbuhan maupun indeks massa tubuh yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berdasarkan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Anak yang gizinya tercukupi memiliki grafik pertumbuhan yang baik pula.
Balita sehat memiliki postur tubuh yang tegap dan proporsional karena pertumbuhan tulangnya juga maksimal. Hal ini didukung dengan pemberian nutrisi berupa protein, mineral, dan vitamin yang terpenuhi.
Bukan hanya tulang, nutrisi yang seimbang juga membuat otot di dalam tubuhnya kuat dan kencang. Anak pun lebih luwes dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Buang air besar dan buang air kecil yang lancar menunjukkan balita dengan sistem pencernaan baik dan tidak kekurangan cairan. Khusus untuk BAB, balita dapat melakukannya sekitar 1-3 kali dalam sehari. Asupan makanan yang bergizi dan mengenyangkan juga dapat membantu anak tidur nyenyak, lho.
Balita sehat yang terpenuhi kebutuhan vitamin A, E, dan zinc, akan memiliki kulit yang lembap dan tidak kering. Selain itu, rambutnya juga akan berkilau dan kuat sehingga tidak mudah rontok.
Asupan protein dan vitamin yang cukup akan membuat kualitas penglihatan anak juga baik serta bola mata yang jernih dan berbinar. Untuk menjaganya, orangtua juga harus memerhatikan gaya hidup sehat untuk anak, misalnya dengan membatasi penggunaan gawai dan menerapkan screen time.
Indikator balita sehat ini berhubungan dengan asupan nutrisi berupa karbohidrat dan zat besi. Anak yang kekurangan kedua nutrisi tersebut biasanya mudah lesu dan tidak bersemangat dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Baca Juga
Pola asuh setiap orangtua terhadap anak memang berbeda-beda, namun ada benang merah yang dapat ditarik untuk memastikan balita tumbuh sehat sesuai usianya. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mendukung tumbuh kembang balita sehat:
Orangtua berkewajiban memastikan makanan yang dikonsumsi anak mengandung nutrisi yang baik, seperti makanan yang mengandung vitamin A, D, maupun zat besi. Sebisa mungkin, kenalkan anak-anak dengan makanan kombinasi karbohidrat, protein (dari daging, ikan, maupun kacang-kacangan), susu, buah, sayur, dan sumber lemak baik.
Pastikan juga anak mendapat asupan cairan yang cukup, misalnya dengan menawarkannya minum di sela-sela aktivitasnya. Sebaliknya, hindarkan mereka dari makanan yang rendah gizi, seperti junk food, keripik, minuman bersoda, maupun gorengan.
Bukan hanya asupannya, anak juga harus ditanamankan kebiasaan makan yang baik, seperti makan di meja makan bersama keluarga. Orangtua juga sebisa mungkin memberi kebebasan pada anak untuk memilih makanan kesukaannya (asalkan bergizi) dan tidak memaksa Si Kecil menghabiskan makanan jika memang tidak memungkinkan.
Balita sehat harus didukung untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik, minimal tiga jam setiap harinya. Selain itu, batasi juga penggunaan gawai dan screen time.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan setiap orangtua untuk selalu memantau atau melakukan deteksi dini pertumbuhan buah hatinya lewat Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Terdapat pula aplikasi PRIMAku dari Kemenkes RI yang dapat diunduh lewat telepon pintar.
Jangan ragu untuk meminta bantuan dokter anak atau dokter spesialis tumbuh kembang anak jika mencurigai anaknya bukan termasuk balita sehat. Deteksi dini pertumbuhan dapat membantu anak menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan lebih baik.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Childfree adalah pilihan hidup pasangan yang memutuskan untuk tak mempunyai anak usai menikah. Tentunya ada dampak butuk yang bisa muncul dari keputusan tersebut.
2 Jun 2022
Slow learner adalah anak-anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Penyebabnya pun beragam, mulai dari faktor keturunan, gangguan saat hamil dan melahirkan, hingga trauma psikis. Bagaimana cara mengatasinya?
8 Apr 2022
Parenting style atau gaya pengasuhan merupakan hal yang penting dalam membesarkan anak. Jika dilakukan dengan tepat, hal ini tentu akan berpengaruh positif pada tumbuh kembangnya.
28 Agt 2019
Diskusi Terkait di Forum
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved