Cara mengobati kista ovarium bisa dilakukan secara alami dengan olahraga teratur dan mengubah pola makan maupun dengan obat dari dokter. Pada kista ovarium yang lebih parah, operasi perlu dilakukan untuk mengangkat kista.
17 Sep 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cara mengobati kista ovarium antara lain adalah dengan mengonsumsi obat dan menjalani gaya hidup sehat
Table of Content
Jika Anda sudah menerima diagnosis kista ovarium, langkah selanjutnya yang perlu direncanakan matang-matang adalah cara mengobati kista ovarium.
Advertisement
Pengobatan kista ovarium harus dilakukan sedini mungkin setelah diagnosis resmi, agar tidak semakin berkembang parah. Apalagi jika kista sampai telanjur pecah. Kista yang pecah merupakan kondisi gawat darurat yang perlu segera ditangani.
Penyakit kista pada wanita dan pengobatannya ada beragam, salah satunya melalui operasi. Namun, dokter umumnya tidak akan langsung merekomendasikan Anda untuk menjalani operasi pengangkatan kista.
Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani perawatan rumahan dulu guna melihat kemungkinan kista dapat hilang dengan sendirinya. Pengobatan kista ovarium di rumah bertujuan untuk membantu meredakan gejala yang dialami serta mengurangi nyeri.
Berikut ini adalah pilihan cara mengobati kista ovarium yang direkomendasikan:
Obat seperti ibuprofen, naproxen, atau paracetamol, dapat membantu meredakan gejala nyeri yang timbul akibat kista ovarium.
Beberapa dokter juga dapat meresepkan pil KB. Namun, perlu diingat bahwa pil KB juga tidak akan mengecilkan ukuran kista yang ada.
Meski bukan cara untuk mengobati, hormon yang terkandung dalam pil KB dapat membantu menghentikan ovulasi dan mencegah pembentukan kista baru di ovarium. Penggunaan pil KB atau kontrasepsi oral juga bisa mengurangi risiko kanker ovarium.
Apabila rasa nyeri tidak juga hilang meski telah mengonsumsi obat, segera periksakan diri ke dokter. Rasa nyeri yang hebat dan tidak cepat mereda dapat menandakan komplikasi serius.
Olahraga juga dipercaya dapat membantu meredakan gejala kista ovarium.
Rutin melakukan aktivitas fisik dapat membantu wanita penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) untuk mencapai atau menjaga berat badan idealnya. Berat badan yang normal dan stabil dapat mencegah kekambuhan gejala PCOS yang mengganggu.
Selain itu, olahraga bisa meredakan rasa nyeri dengan mengencangkan otot sehingga dapat mencegah pertumbuhan kista menjadi lebih besar. Jenis olahraga yang bagus untuk pengidap PCOS antara lain latihan kardio dan latihan kekuatan.
Makanan yang Anda konsumsi mungkin dapat memengaruhi hormon yang memicu perkembangan kista. Itu kenapa menjalani pola makan sehat dinilai efektif sebagai cara mengobati kista ovarium, termasuk PCOS.
PCOS dapat menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur. Selain itu, sekitar 50 persen penderita PCOS mengalami kelebihan berat badan akibat resistensi insulin.
Oleh karena itu jika menderita PCOS, Anda disarankan untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan resistensi insulin, seperti:
Penderita PCOS disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan yang lebih sehat seperti:
Cara mengobati kista ovarium selanjutnya adalah dengan terapi panas. Suhu panas dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Untuk melakukannya, Anda dapat mencoba mengompres perut atau punggung bawah selama 20 menit, menggunakan handuk hangat atau bantal pemanas.
Nyeri yang ditimbulkan kista ovarium dapat menyebabkan otot di sekitarnya menjadi tegang, terutama saat haid.
Memijat punggung bagian bawah, paha, dan perut dapat membantu mengurangi ketegangan otot, dan mengurangi rasa nyeri.
Selain itu, stres dan kecemasan dapat membuat rasa nyeri yang dirasakan bertambah parah. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan mengambil napas dalam-dalam, dapat meredakan kecemasan serta mengurangi nyeri pada pengidap kista ovarium.
Cara mengobati kista ovarium di atas dapat Anda lakukan sebagai pendamping pengobatan utama. Anda tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala kista untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan efektif.
Saran-saran di atas juga tidak berlaku untuk kista berukuran besar, kista yang tumbuh dengan cepat, atau yang berisiko pecah.
Baca Juga: Penyebab Kista Ovarium dan Gejalanya yang Perlu Dikenali
Kista ovarium yang masih ringan atau berukuran kecil kerap tidak menunjukkan gejala dan dapat sembuh sendiri.
Meski begitu, kista yang berukuran besar dapat menyebabkan gejala menyakitkan berupa nyeri panggul serta perut terasa penuh dan kembung. Terlebih jika kista sudah telanjur pecah. Ini membutuhkan penanganan segera.
Anda perlu segera menghubungi dokter apabila merasakan gejala kista ovarium pecah berikut ini:
Kista ovarium pecah biasanya terjadi apabila kista berukuran besar. Pada beberapa kasus, hal ini juga dapat menandakan terjadinya torsi ovarium.
Torsi ovarium terjadi ketika ovarium (indung telur) terlilit oleh jaringan pendukung di sekitarnya, dan menyebabkan ovarium bergeser dari posisi yang seharusnya. Kondisi ini umumnya terjadi saat kista bertambah besar. Torsi dapat menyebabkan berkurangnya suplai aliran darah ke ovarium, sehingga timbul rasa nyeri.
Kista yang pecah dan torsi ovarium merupakan jenis komplikasi serius dari kista ovarium. Keduanya dapat menyebabkan rasa nyeri yang sangat parah dan perdarahan dalam.
Baca Juga: Ciri-ciri Penyakit Kista Saat Menstruasi
Operasi kista ovarium perlu dilakukan apabila ukuran kista ovarium cukup besar, menimbulkan rasa sakit, dan parah, misalnya pada kista ovarium yang terlanjur pecah.
Jenis operasi tergantung pada ukuran dan kondisi kista itu sendiri yang biasanya terlihat dari hasil USG. Berikut ini beberapa prosedur operasi kista ovarium yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:
Laparoskopi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara memasukkan kamera kecil melalui sayatan kecil di perut. Tujuannya untuk melihat organ reproduksi dan rongga panggul.
Selanjutnya, pengangkatan kista ovarium bisa dilakukan melalui sayatan kecil atau disebut kistektomi ovarium. Kistektomi merupakan tindakan pengangkatan kista tanpa mengangkat ovarium.
Laparoskopi biasanya dilakukan pada kista yang berukuran kecil dan bukan kanker. Laparoskopi salah satu tindakan medis yang lebih disukai karena lebih sedikit rasa sakit dan memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat
Laparotomi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengangkat kista yang berukuran besar atau bermasalah. Misalnya, pada benjolan kista yang dicurigai sebagai kanker.
Prosedur laparotomi biasanya dilakukan setelah dokter berkonsultasi dengan spesialis onkologi dan ginekologi untuk menentukan pilihan pengobatan yang tepat.
Pada beberapa kasus kista yang bersifat kanker, dokter juga akan melakukan histerektomi untuk mengangkat indung telur dan rahim.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Miom dan Kista yang Wajib Diketahui
Itulah beberapa cara mengobati kista ovarium yang sering direkomendasikan oleh dokter. Umumnya, kista pada wanita bisa hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Namun, pada kondisi yang lebih parah dan berisiko komplikasi, tindakan operasi mungkin saja dibutuhkan.
Jangan menunggu kista semakin parah tanpa penanganan apa pun. Idealnya, selalu memeriksakan diri ke dokter secara rutin untuk memantau perkembangan kista yang Anda alami dan mengoptimalkan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda juga bisa menggunakan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Antiandrogen adalah obat-obatan yang dikonsumsi untuk menghambat hormon androgen. Antiandrogen diminum untuk mengatasi masalah pada pria dan wanita, serta dikonsumsi pula oleh transpuan dan individu non-biner.
Orang yang punya kista tentu bisa hamil, tergantung pada jenis kista itu sendiri. Memang, beberapa jenis kista bisa saja mengganggu kesuburan wanita.
Tumbuh rambut di payudara mungkin membuat beberapa perempuan merasa khawatir. Meski hal yang normal, rambut yang tumbuh di payudara juga menunjukkan gejala dari suatu kondisi medis tertentu
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved