Posisi janin penting diketahui terutama saat masuk trimester ketiga kehamilan. Ada 4 posisi janin dan masing-masingnya bisa diketahui dengan metode belly mapping.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Agt 2023
Posisi janin bisa menentukan kelancaran persalinan
Table of Content
Selama berada di dalam kandungan, janin akan bergerak ke beberapa posisi yang berbeda dan itu adalah hal yang normal. Namun menjelang waktu persalinan, ada beberapa posisi bayi dalam perut yang dianggap lebih aman dibandingkan dengan posisi yang lain, sebab di masa ini, posisi kepala bayi seharusnya sudah mendekat ke jalan lahir.
Advertisement
Untuk mengetahui posisi janin secara pasti, cara yang paling tepat tentu adalah dengan berkonsultasi pada dokter kandungan atau bidan. Namun saat kandungan memasuki usia kandungan 8 bulan, Anda bisa mulai mengetahui posisi bayi sendiri di rumah dengan melakukan metode belly mapping.
Baca Juga
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu hamil biasanya akan merasakan gerakan janin dari dalam perutnya, entah itu menendang, bergeser, atau bahkan berputar posisi.
Saat trimester pertama dan kedua, perubahan posisi janin biasanya belum menjadi perhatian utama. Namun memasuki trimester ketiga, karena ukuran janin sudah semakin besar, maka akan sulit baginya untuk mengubah posisi. Padahal, posisi yang tepat sangat dibutuhkan untuk kelancaran persalinan.
Ada empat posisi bayi dalam kandungan yang perlu diketahui, yaitu:
Pada posisi anterior, kepala janin berada di area pinggul dan wajah menghadap ke punggung ibu, sementara punggungnya menghadap ke perut ibu. Di posisi ini, leher bayi bisa dengan bebas meregang, sehingga dagunya bisa menekuk ke arah dada.
Posisi ini adalah yang paling ideal untuk proses persalinan. Sebab, bagian kepala bayi yang sempit atau kecil bisa menjadi awalan yang baik untuk merangsang pembukaan leher rahim saat proses persalinan. Biasanya, bayi sudah berada di posisi anterior saat usia kehamilan memasuki minggu ke 33 – 36.
Janin dikatakan berada di posisi posterior apabila kepalanya berada di bawah atau area pinggul, namun wajah bayi menghadap ke arah perut ibu. Sementara, punggungnya menghadap ke arah punggung ibu.
Posisi ini membuat pergerakan leher janin terbatas, membuatnya jadi sedikit lebih sulit untuk menekuk dagunya ke arah dada. Hal ini bisa membuat bayi jadi lebih sulit keluar saat persalinan.
Janin lebih mungkin berada di posisi posterior apabila ibunya menghabiskan terlalu banyak waktu duduk atau tiduran. Biasanya, kondisi ini terjadi pada ibu yang saat masa kehamilannya diinstruksikan dokter untuk bed rest.
Posisi melintang bisa juga disebut sebagai transverse lie position. Pada posisi ini, janin berada di posisi horizontal, melintang di dalam rahim. Kebanyakan janin akan mengubah posisi ini beberapa minggu atau hari sebelum persalinan.
Namun, jika waktu persalinan tiba dan posisi bayi tidak juga berubah, maka persalinan harus dilakukan dengan operasi caesar. Sebab jika dipaksakan untuk lahiran secara normal, ada risiko tali pusar bayi keluar terlebih dahulu dibanding bayi dan hal itu bisa berbahaya.
Posisi sungsang adalah kebalikan dari posisi anterior dan posterior. Menurut American Pregnancy, ini adalah posisi bayi dalam perut yang umum terjadi pada kehamilan. 1 dari 25 ibu hamil bisa mengalaminya.
Pada posisi ini, kaki janin berada di bawah, dekat dengan jalur lahir, sementara kepalanya berada di atas, dekat dengan dada ibu.
Posisi sungsang atau breech sendiri bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Pada posisi frank breech, kaki janin menekuk ke atas di depan badannya hingga ke dekat wajah.
Pada posisi complete breech, janin terlihat seperti sedang duduk bersila, sehingga posisi kakinya berada di dekat pantatnya.
Pada posisi footling breech, ada salah satu kaki bayi yang lebih turun dari kaki lainnya. Jika ini terjadi saat proses persalinan normal, salah satu atau kedua kaki bayi bisa lahir terlebih dahulu dibanding kepalanya.
Posisi bayi dalam perut yang sungsang bisa meningkatkan risiko janin terlilit tali pusar. Kondisi ini dapat menyebabkan cedera bila persalinan dilakukan secara vaginal.
Untuk mengubah posisi bayi sungsang, dokter biasanya akan menyarankan teknik EVC (external cephalic version). Selama proses berlangsung, dokter akan memantau detak jantung bayi.
Apabila detak jantungnya menurun dan EVC tidak berhasil mengubah posisi janin dalam kandungan, maka dokter akan menyarankan operasi caesar.
Baca juga: Menungging Agar Posisi Kepala Bayi di Bawah, Efektifkah?
Saat kandungan sudah masuk usia 30 minggu ke atas, Anda sudah bisa melakukan belly mapping. Belly mapping adalah suatu metode untuk mengetahui posisi janin dalam kandungan menjelang persalinan. Hal ini perlu dilakukan karena posisi janin bisa menentukan lancar atau tidaknya persalinan yang akan berlangsung.
Anda bisa melakukan belly mapping sendiri di rumah, namun sebelumnya, Anda perlu memeriksakan dulu kondisi kandungan ke dokter agar mengetahui posisi kepala janin secara tepat.
Berikut ini langkah untuk melakukan belly mapping untuk ibu mengubah posisi bayi dalam perut:
Untuk melakukan belly mapping, Anda perlu menyiapkan kasur atau sofa yang datar, kertas berukuran besar, dan pulpen atau pensil. Jika Anda ingin menandai posisi bayi secara langsung di kulit perut, gunakan spidol yang bahannya dipastikan aman untuk ibu hamil.
Cara mengetahui posisi kepala janin sudah di bawah tanpa USG, yaitu berbaring di atas kasur secara datar atau dengan memberikan sedikit ganjalan di bawah pinggul menggunakan bantal.
Lalu, tekan sedikit area perut yang berada sejajar dengan pinggul bagian atas dengan jari. Jika Anda merasakan ada sesuatu berbentuk bulat dan keras, maka bisa dipastikan itu adalah kepala bayi. Sedangkan jika yang terasa adalah sesuatu yang bulat tapi lunak, maka kemungkinan itu adalah pantat bayi.
Anda juga bisa menentukan posisi kepala janin dari gerakan yang dilakukan si Kecil di dalam rahim. Gerakan yang kencang dan terasa jelas adalah gerakan yang berasal dari kakinya. Sedangkan gerakan yang berasal dari tangan biasanya akan terasa lebih ringan.
Setelah mengetahui posisi kepala janin, Anda bisa memberikan penanda di perut secara langsung atau di atas kertas yang sudah disiapkan.
Untuk menemukan lokasi punggung bayi, gerakkan tangan dari titik kepala bayi berada ke arah atas. Jika Anda bisa merasakan sesuatu yang keras dan permukaannya terasa halus, maka itu adalah punggung bayi.
Jika Anda tidak bisa merasakan punggung bayi, bisa jadi itu karena bayi sedang berada di posisi posterior sehingga punggungnya menghadap ke arah punggung ibu.
Selanjutnya buat lingkaran besar di perut Anda langsung atau di atas kertas. Bagi lingkaran tersebut menjadi empat kuadran untuk mengetahui posisi janin lebih mudah lagi. Jangan lupa untuk memberikan tanda di lokasi kepala dan punggung janin.
Agar lebih mudah membayangkannya, Anda juga bisa menggunakan boneka peraga. Posisikan boneka tersebut sesuai lokasi kepala dan punggung yang sudah ditandai. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mengetahui posisi tangan dan kaki si Kecil.
Baca juga: Kenali Proses Pemeriksaan Leopold untuk Mengetahui Posisi Janin
Menjelang persalinan, janin seharusnya sudah berada di posisi normal, yakni kepalanya sudah berada di area panggul ibu dan menghadap ke bagian belakang atau punggung ibu. Jika tidak, risiko terjadinya komplikasi saat melahirkan bisa meningkat.
Apabila saat sudah mendekati hari perkiraan lahir (HPL) janin belum juga berada di posisi yang benar, maka beberapa hal di bawah ini dapat Anda lakukan:
Apabila cara-cara di atas tidak juga berhasil untuk mengubah posisi bayi, maka diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan. Terkadang, kesalahan posisi bayi memang bisa terjadi karena anatomi atau bentuk pinggul ibu dan bukan karena kesalahan postur.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Paracetamol untuk ibu hamil tergolong aman guna redakan sakit kepala, demam hingga sakit gigi. Namun, patuhi aturan minumnya ini agar tidak menimbulkan risiko pada ibu dan janin dalam kandungan.
19 Feb 2020
Masih menjadi persepsi umum bahwa peranan bidan dianggap sedikit di bawah dokter spesialis kandungan untuk urusan kehamilan hingga persalinan. Padahal, melahirkan di bidan adalah pilihan yang sah-sah saja bagi ibu yang kehamilannya berisiko rendah.
27 Apr 2021
Nifedipine untuk ibu hamil dikhawatirkan dapat meracuni hingga mengganggu perkembangan dan fungsi organ janin. Konsumsi obat ini haruslah di bawah pengawasan dokter, agar bisa berfungsi dengan baik, salah satunya untuk mengatasi hipertensi saat hamil.
12 Jan 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved