logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Ini Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen

open-summary

Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen dilihat dari jenis sampel, prosedur, dan alur pemeriksaannya.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

9 Sep 2020

Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen bisa dilihat dari jenis sampel yang diambil

Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen terlihat dari jenis sampel yang diambil

Table of Content

  • Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen
  • Kekurangan rapid test antibodi dan rapid test antigen

Penggunaan rapid test sebagai pemeriksaan virus corona sudah mulai dilakukan di Indonesia selama beberapa bulan terakhir. Sesuai namanya, rapid test hasilnya dapat keluar lebih cepat dibandingkan swab test tenggorokan.

Advertisement

Di Indonesia sendiri, pemeriksaan rapid test terbagi menjadi rapid test antibodi dan rapid test antigen. Banyak orang mengira, kedua jenis pemeriksaan cepat ini sama saja.

Padahal, rapid test antibodi dan rapid test antigen sejatinya adalah pemeriksaan yang berbeda.

Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen

Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), penanganan Covid-19 di Indonesia menggunakan dua jenis rapid test berbeda, yaitu rapid test antibodi dan rapid test antigen.

Rapid test antibodi dan rapid test antigen dapat dilakukan oleh orang-orang dengan kasus suspek atau orang-orang yang kontak erat dengan kasus probable atau kasus konfirmasi Covid-19.

Selain itu, rapid test antibodi dan rapid test antigen dapat dilakukan guna mendeteksi kasus suspek pada wilayah yang tidak memiliki fasilitas untuk pemeriksaan RT-PCR atau tidak mempunyai media pengambilan spesimen (Swab dan VTM).

Namun, perlu diketahui bahwa hasil pemeriksaan rapid test antibodi dan rapid test antigen hanya merupakan skrining awal.

Maka, hasil pemeriksaan rapid test antibodi dan rapid test antigen tetap harus dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR atau swab tenggorokan sebagai langkah diagnosis corona agar infeksinya dapat dipastikan dengan tepat.

Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen dapat dilihat dari jenis sampel yang diambil, prosedur, dan alur pemeriksaannya.

Untuk mengetahui beda rapid test antibodi dan rapid test antigen lebih lanjut, simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

1. Jenis sampel rapid test yang diambil

Salah satu beda rapid test antibodi dan rapid test antigen dapat dilihat dari jenis sampel test yang diambil.

Rapid test antibodi adalah tes pemeriksaan cepat Covid-19 menggunakan sampel darah yang diambil dari pasien.

Ini merupakan jenis tes cepat yang paling umum dilakukan oleh banyak orang sebagai pemeriksaan virus corona.

Ketika seseorang terinfeksi virus corona, tubuhnya akan menghasilkan antibodi dalam beberapa hari atau pekan kemudian.

Sebuah hasil studi mengemukakan bahwa respons antibodi pada sebagian besar pasien Covid-19 akan muncul dengan kadar paling tinggi pada pekan kedua setelah terinfeksi virus SARS-Cov-2.

Kekuatan akan respons tersebut berbeda pada setiap orang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh usia, nutrisi yang dikonsumsi, tingkat keparahan penyakit, serta ada tidaknya penyakit penyerta (komorbid) yang dialami.

Sedangkan, rapid test antigen adalah jenis pemeriksaan virus corona yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus Covid-19 pada sampel lendir dari dalam hidung maupun belakang tenggorokan. 

Oleh karena itu, rapid test antigen juga disebut dengan rapid swab

Prosedur pemeriksaan corona ini akan mendeteksi antigen dalam dalam tubuh pasien.

Antigen adalah protein yang dikeluarkan oleh virus, termasuk Covid-19. Antigen dapat terdeteksi ketika ada infeksi yang sedang berlangsung dalam tubuh seseorang.

Rapid swab dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.

Ini sebabnya, rapid test antigen paling baik dilakukan pada orang yang baru saja terinfeksi Covid-19.

2. Prosedur rapid test yang dilakukan

Selain jenis sampelnya, beda rapid test antibodi dan rapid test antigen juga terlihat dari prosedur pengambilannya.

Pada rapid test antibodi, sampel yang digunakan adalah darah. Prosedur pengambilan darah meliputi:

  • Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk membunuh bakteri dan kuman.
  • Lengan atas pasien akan diikat dengan perban elastis agar aliran darah di lengan terkumpul.
  • Setelah pembuluh darah vena ditemukan, darah akan diambil dengan cara menyuntikkan jarum steril ke pembuluh darah.
  • Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan perban.

Sampel darah juga dapat diambil dengan menusukkan jarum di ujung jari pasien. Darah yang keluar akan diletakkan di atas alat deteksi khusus, dan hasilnya akan keluar dalam kurun waktu 30 menit.

Sementara, rapid test antigen atau rapid swab test dilakukan dengan cara mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Proses pengambilan sampel hanya dilakukan selama beberapa menit.

Staf medis akan menggunakan swab berbentuk menyerupai cotton bud dengan tangkai yang lebih panjang.

Alat swab yang sudah digunakan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong khusus untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Hasil rapid test antigen umumnya akan keluar dalam waktu 30 menit.

3. Alur pemeriksaan rapid test

Beda rapid test antibodi dan rapid test antigen juga terletak pada alur pemeriksaannya.

Menurut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Kemenkes RI, berikut adalah beda rapid test antibodi dan rapid test antigen pada alur pemeriksaan selengkapnya:

1. Jika hasil pemeriksaan rapid test antibodi nonreaktif

  • Pasien atau peserta tes tetap diarahkan agar menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
  • Apabila muncul gejala tergolong sedang atau semakin berat saat isolasi mandiri, Anda harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sebaliknya, jika gejala yang dialami ada peningkatan, maka perlu dilakukan tes 10 hari kemudian.
  • Jika hasil pemeriksaan rapid test antibodi ulang menunjukkan nonreaktif lagi, maka gejala yang muncul kemungkinan besar bukan Covid-19.
  • Kalau hasil pemeriksaan rapid test antibodi ulang menunjukkan reaktif, Anda harus menjalani swab test PCR. Jika hasil swab test PCR negatif, berarti Anda bukan mengalami Covid-19. Sebaliknya kalau hasilnya positif, peserta menjadi pasien positif Covid-19.

2. Jika hasil pemeriksaan rapid test antibodi reaktif

  • Anda harus segera mengikuti swab test PCR.
  • Jika hasil swab test Anda negatif, berarti kemungkinan besar bukan penyakit Covid-19. Sebaliknya, bila positif, maka Anda menjadi pasien Covid-19.
  • Bagi pasien positif Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala atau gejalanya tergolong ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.
  • Jika gejala yang dialami sedang hingga berat, sebaiknya segera datang ke fasilitas layanan kesehatan guna mendapatkan penanganan yang tepat. 

3. Jika hasil pemeriksaan rapid test antigen negatif

  • Peserta tes atau pasien tetap diarahkan agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
  • Jika gejala yang Anda alami tergolong sedang dan semakin berat saat isolasi, sebaiknya segera datang ke fasilitas layanan kesehatan. 
  • Namun, apabila saat isolasi mandiri muncul gejala ISPA atau gejala lainnya kurang dari 10 hari, maka Anda harus rapid test antigen ulang.
  • Jika hasil pemeriksaan rapid test antigen ulang menunjukkan nonreaktif lagi, maka gejala yang muncul kemungkinan besar bukan Covid-19.
  • Kalau hasil pemeriksaan rapid test antigen ulang menunjukkan reaktif, Anda harus menjalani swab test PCR. Apabila hasil swab test PCR negatif, berarti gejala yang Anda alami bukan Covid-19. Anda menjadi pasien Covid-19 jika hasilnya positif.

4. Jika hasil pemeriksaan rapid test antigen positif

  • Anda harus segera mengikuti swab test PCR.
  • Jika hasil swab test PCR Anda negatif, berarti bukan penyakit Covid-19. Sebaliknya, bila positif, Anda menjadi pasien Covid-19.
  • Bagi pasien positif Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala atau gejalanya tergolong ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.
  • Jika gejala yang dialami sedang hingga berat, sebaiknya segera datang ke fasilitas layanan kesehatan guna mendapatkan penanganan yang tepat. 

Kekurangan rapid test antibodi dan rapid test antigen

Rapid test antibodi memiliki potensi reaksi silang kemunculan antibodi akibat adanya jenis virus selain SARS-CoV-2, seperti influenza. Ini artinya, rapid test antibodi tidak dapat spesifik mendeteksi virus SARS-CoV-2.

Sama halnya dengan rapid test antibodi, ada kemungkinan hasil rapid test antigen tidak akurat.

Salah satu alasannya adalah virus yang dideteksi bisa jadi bukanlah SARS-CoV-2, melainkan virus lain seperti influenza.

Maka dari itu, meski ada beda rapid test antibodi dan rapid test antigen, kedua jenis pemeriksaan cepat ini hanyalah  pemeriksaan skrining awal virus corona.

Lagi-lagi, Anda tetap membutuhkan swab test PCR sebagai langkah diagnosis virus corona agar infeksinya bisa dipastikan dengan tepat. Terlebih, saat ini hasil swab test PCR bisa diperoleh dengan cepat.

Info lengkap seputar infeksi Covid-19 dan virus corona

Nah, sudah cukup jelas bukan beda rapid test antibodi dan rapid test antigen?

Sebaiknya, ikuti pemeriksaan rapid test antibodi dan rapid test antigen yang disediakan oleh pemerintah atau fasilitas layanan kesehatan terpercaya sehingga prosedur dan alur pemeriksaannya dapat dilakukan dengan baik dan benar.

Advertisement

covid-19

Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved