Akibat menahan BAB cukup berbahaya. Selain dapat menyebabkan konstipasi, kemampuan otot rektum untuk merasakan sensasi ingin BAB juga bisa menghilang.
3.3
(27)
14 Jan 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Terlalu sering menahan BAB dapat menyebabkan konstipasi
Table of Content
Kebiasaan buang air besar setiap orang tentu berbeda. Namun satu hal yang pasti sama: kebiasaan menahan BAB terlalu sering dapat menyebabkan konstipasi. Bahkan pada jangka panjang, kebiasaan buruk ini dapat memicu kerusakan pada usus.
Advertisement
Memang tidak ada aturan tertulis yang pasti tentang berapa frekuensi seseorang melakukan buang air besar dalam sehari. Pun, tidak ada keharusan untuk segera BAB saat terbersit keinginan untuk melakukannya. Semuanya tergantung pada individu masing-masing.
Meski demikian, kebiasaan menahan BAB bisa menyebabkan efek samping pada kesehatan yang tidak diharapkan.
Baca Juga
Idealnya, setiap makanan yang masuk dalam tubuh akan dicerna hingga zat sisanya sampai ke rektum. Ketika rektum penuh, tubuh akan mengirim sinyal untuk mengosongkannya.
Sangat mungkin mengabaikan atau menahan BAB ketika sinyal ini pertama kali datang, atau dengan kata lain menundanya. Tentu tak masalah, semisal menunggu sekitar 1-2 jam saat masih di perjalanan hingga sampai di rumah.
Meski demikian, sebaiknya jangan jadikan menahan BAB sebagai kebiasaan karena ada dampaknya bagi tubuh terlebih bagi anak-anak.
Beberapa efek samping menahan BAB di antaranya:
Khusus untuk efek samping hilangnya sensasi ingin BAB, hal ini mungkin saja terjadi ketika kebiasaan menahan BAB dilakukan dalam jangka panjang.
Terlalu sering menahan BAB akan membuat otot-otot di sekitar rektum terus meregang hingga pada akhirnya tidak lagi merasakan sensasi ingin BAB. Konsekuensinya, konstipasi yang lebih kronis bisa terjadi.
Bagi anak-anak, mereka bisa melakukan BAB kapan saja saat mereka mau. Namun tidak bagi orang dewasa, terutama saat ada banyak pertimbangan yang terpaksa diprioritaskan dan alhasil menahan BAB.
Cara menyiasatinya adalah dengan membuat jadwal teratur untuk BAB sehingga tubuh dapat menangkap jam biologis ini dengan baik. Latih tubuh Anda untuk menggunakan toilet di waktu yang sama setiap harinya, semisal di pagi hari.
Hal ini penting terutama bagi mereka yang kerap bermasalah dengan konstipasi atau sembelit. Apabila sudah dilakukan dengan teratur, maka BAB akan menjadi lebih lancar dan mudah.
Jadi, sebaiknya jangan lagi menyepelekan kebiasaan buruk menahan BAB karena ada banyak dampak negatifnya bagi tubuh. Jika memungkinkan, saat ada sinyal mengeluarkan feses dari tubuh, lakukan sesegera mungkin.
Baca Juga
Wajar jika ketika sedang berbicara tentang menahan BAB, terlintas pula apakah menahan kentut sama berbahayanya? Kabar baiknya, menahan kentut tidak memiliki risiko seburuk menahan BAB karena yang ditahan adalah udara.
Meski demikian, menahan kentut tetap menyebabkan penumpukan tekanan di bagian anus. Tak hanya itu, menahan kentut juga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Ketidak nyamanan tersebut berasal dari perasaan kembung akibat gas yang menumpuk dan seharusnya dikeluarkan. Bila terlalu lama tidak dikeluarkan, hal ini akan menyebabkan sakit perut.
Parahnya lagi, ketika penumpukan gas pada usus terjadi, maka ada kemungkinan gas ini kembali bersirkulasi. Jika dibiarkan terlalu lama, justru yang terjadi adalah hal yang sama sekali tidak diharapkan: kentut yang sulit dikendalikan.
Lebih ekstremnya lagi, penumpukan gas pada usus dapat menyebabkan usus mengembang layaknya balon. Apabila dindingnya lemah, bisa saja mengalami robek. Namun hal ini hanya mungkin terjadi pada orang dalam kondisi sakit kritis dan itu pun kejadian yang langka.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Pijat perut memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, mulai dari mengatasi sembelit hingga memberikan efek relaksasi. Bagaimana cara melakukannya?
Sakit perut bagian atas bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang harus segera diberantas. Jika tidak, maka kondisinya akan semakin parah dan sakit perut bagian atas semakin sulit ditangani.
Gastroenteritis akut adalah flu perut dengan gejala mengalami diare dan muntah. Penderita gastroenteritis mengalami iritasi dan peradangan tak hanya di perut namun juga di ususnya. Penyebabnya bisa karena bakteri atau virus.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lidya Hapsari
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved