Migrain umumnya akan diikuti oleh berbagai gejala lain, seperti mual dan muntah. Untuk meredakannya, ada berbagai gerakan olahraga yang dapat dilakukan untuk mengatasi migrain. Apa saja?
5
(6)
4 Des 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Yoga dapat mengatasi migrain
Table of Content
Sakit kepala sebelah atau migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang berpotensi dapat menghambat aktivitas yang sedang Anda lakukan.
Advertisement
Ya, walaupun hanya menyerang setengah atau sebagian kepala, migrain umumnya akan diikuti oleh berbagai gejala lainnya. Sebut saja mual, muntah, hingga merasa sensitif terhadap paparan cahaya dan suara.
Beberapa orang mungkin memilih untuk meminum obat pereda sakit kepala untuk mengatasi migrain. Namun, tidak selalu meredakan migrain dengan obat, ada berbagai gerakan olahraga yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala migrain. Apa sajakah itu?
Baca Juga
Tak banyak yang tahu bahwa jenis olahraga tertentu dapat membantu mengatasi migrain dengan mengurangi intensitas dan frekuensi munculnya gejala.
Olahraga dapat merangsang tubuh dalam memproduksi hormon endorfin yang berpengaruh positif terhadap rasa nyeri dan berfungsi sebagai antidepresan alami (enkephalin). Dengan begitu, frekuensi penggunaan obat migrain yang dikonsumsi sehari-hari (obat profilaktik) dapat berkurang.
Lantas, apa saja jenis olahraga yang disarankan untuk dilakukan saat migrain? Simak penjelasannya berikut ini.
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa melakukan olahraga aerobik ringan secara rutin dapat mengatasi migrain yang kerap kambuh.
Olahraga aerobik adalah jenis olahraga yang membutuhkan banyak oksigen dan melibatkan otot-otot tubuh. Akibatnya, pernapasan maupun detak jantung biasanya akan meningkat dengan cepat selama Anda melakukan aktivitas fisik ini.
Beberapa contoh olahraga aerobik yang dapat dilakukan untuk mengatasi migrain adalah jalan cepat, jogging, renang, menari, dan bersepeda.
Olahraga aerobik dapat dilakukan dengan intensitas ringan hingga sedang. Anda dapat melakukan olahraga aerobik dengan intensitas sedang minimal selama 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.
Selanjutnya, Anda dapat meningkatkan frekuensi dan durasi olahraga secara bertahap. Selain meredakan migrain, olahraga aerobik memiliki manfaat yang baik untuk jantung, sistem pernapasan, dan sistem peredaran darah Anda.
Jenis olahraga yang dapat mengatasi migrain lainnya adalah yoga. Berbagai postur yoga dapat membuat tubuh terasa bugar, memberikan ketenangan, mengatasi kecemasan dan depresi, serta mengurangi rasa nyeri.
Sebuah studi yang dilakukan pada 2014 membuktikan bahwa melakukan yoga secara rutin dapat mengurangi intensitas dan frekuensi munculnya gejala penyakit pada penderita migrain.
Dari sekian banyak gerakan yoga, ada beberapa postur yang dianggap ampuh dalam meredakan migrain. Pose yoga tersebut di antaranya:
Pilates adalah jenis olahraga lainnya yang diyakini dapat mengatasi migrain. Pilates bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot serta kelenturan dan daya tahan tubuh.
Selain meredakan migrain, gerakan pilates juga dipercaya dapat mengurangi nyeri leher dan punggung serta membantu meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi tubuh.
Latihan kekuatan tubuh atau strength training adalah jenis olahraga untuk mengatasi migrain yang juga dapat dilakukan.
Para peneliti mengemukakan bahwa latihan kekuatan dapat meredakan sakit kepala akibat migrain dengan cara memperkuat otot leher, punggung, dan bahu. Otot-otot pada area ini memang kerap kali terasa tegang akibat duduk dalam waktu yang lama.
Latihan kekuatan juga dapat melancarkan peredaran darah dan membantu Anda agar dapat bernapas dengan lebih efektif.
Beberapa contoh latihan kekuatan tubuh, meliputi push up, sit up, squat, dan mengangkat barbel.
Bagi Anda yang kerap mengalami kekambuhan migrain, perhatikan hal-hal berikut ini sebelum memutuskan untuk berolahraga.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, melakukan olahraga untuk mengatasi migrain dapat Anda lakukan secara optimal. Perlu diingat, jika sudah merasa lelah, jangan paksa tubuh untuk terus berolahraga.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Menurut penelitian, 1 dari tiap 15 orang berusia di atas 40 tahun bisa mengalami halusinasi penciuman. Masalah ini bisa mengganggu, namun para ahli menyebut bisa jadi phantosmia merupakan sinyal masalah kesehatan yang lebih serius. Apa penyebabnya?
Represi adalah suatu bentuk pertahanan psikologis tubuh saat seseorang mengalami kejadian yang sangat traumatis dan memicu kecemasan. Ketahui penjelasan lengkapnya.
Selama ini, kita sering mendengar berbagai buah yang dilarang untuk ibu hamil. Namun, apakah buah-buahan itu benar-benar berbahaya bagi janin? Berikut ini penjelasannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Rahmita Dewi
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved