Detak jantung janin yang ditunjukkan oleh dokter adalah satu momen yang paling ditunggu ibu pada masa kehamilan. Selain USG transvaginal, sejumlah cara bisa Anda lakukan untuk mendengar detak jantung bayi dalam kandungan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
21 Sep 2023
Anda bisa mendengar detak jantung janin sekaligus mengetahui perkembangan bayi dalam kandungan ketika USG
Table of Content
Mendengar detak jantung janin untuk pertama kali merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu orangtua. Dari situ, orangtua dapat mengetahui kondisi serta perkembangan bayi dalam kandungan.
Advertisement
Ada beragam cara mengetahui detak jantung janin. Bukan hanya ketika melakukan kunjungan ke dokter kandungan, cara mengecek detak jantung janin tanpa alat seperti stetoskop juga dapat Anda lakukan sendiri di rumah.
Jantung janin mulai terbentuk ketika memasuki usia kehamilan 4 minggu. Jantung bayi dalam kandungan mulai berdetak secara spontan saat masuk minggu ke-5 usia kehamilan, tapi Anda belum dapat mendengarnya.
Detak jantung janin akan mengalami banyak perkembangan antara minggu ke-6 dan 7. Pada minggu itu, dokter mungkin akan menjadwalkan USG transvaginal untuk Anda. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa apakah bayi Anda tumbuh dan berkembang dengan sehat atau tidak.
Baca juga: Antenatal Care, Pemeriksaan ANC Penting Bagi Ibu Hamil dan Janin
Selain memeriksa perkembangan buah hati, detak jantung janin juga dapat Anda dengar untuk pertama kali ketika menjalani USG transvaginal. Pada saat itu, dikutip dari penelitian, jantung bayi berdetak sekitar 90 hingga 110 kali per menit. Detak jantung tersebut kemudian akan mengalami peningkatan pada minggu ke-9 menjadi 140 hingga 170 kali per menit.
Lalu, bagaimana jika Anda tidak dapat mendengar detak jantung janin pada USG transvaginal pertama? Tidak perlu khawatir, hal ini mungkin terjadi karena pemeriksaan dilakukan terlalu dini. Dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk kembali melakukan pemeriksaan USG dalam waktu 1 hingga 2 minggu setelahnya.
Selain melalui USG transvaginal, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mendengar detak jantung janin. Berikut beberapa alat yang dapat dipergunakan untuk membantu Anda mendengar detak jantung bayi dalam kandungan:
Stetoskop merupakan alat medis yang digunakan untuk memperkuat suara internal, terutama jantung dan paru-paru. Selain itu, alat ini juga bisa dipakai untuk mendengarkan aktivitas bayi dalam kandungan.
Anda dapat mendengar detak jantung janin menggunakan stetoskop ketika kehamilan masuk usia 18 hingga 20 minggu. Semua bergantung pada faktor-faktor seperti berat badan ibu, lokasi plasenta, dan posisi tempat bayi berada.
Tidak harus pergi ke dokter, mendengarkan detak jantung janin menggunakan stetoskop dapat Anda lakukan sendiri di rumah. Stetoskop bisa dibeli dengan mudah di toko-toko perlengkapan medis.
Biasanya terbuat dari kayu atau logam, pinard horn biasanya dipakai untuk mendengarkan aktivitas bayi dalam perut ibu hamil. Sama seperti halnya stetoskop, alat ini bisa digunakan untuk mendengarkan detak jantung janin ketika kandungan Anda masuk usia 18 hingga 20 minggu.
Fetoskop merupakan alat untuk mendengar detak jantung janin hasil kombinasi dari stetoskop dan pinard horn. Terbuat dari plastik ataupun logam, dokter atau bidan biasa memakai alat ini pada minggu ke-12 usia kehamilan.
Untuk memakai fetoskop, dibutuhkan keterampilan untuk membedakan suara yang didengar. Suara detak jantung janin pada umumnya terdengar layaknya jam tangan yang berdetak di bawah bantal. Sementara itu, plasenta lebih banyak mengeluarkan suara mendesing.
Memanfaatkan teknologi ultrasound, cara kerja dari fetal doppler yaitu dengan memantulkan gelombang suara untuk menggambarkan detak jantung janin. Alat ini seringkali dipakai dokter dan bidan ketika Anda melakukan pemeriksaan kandungan.
Fetal doppler sudah bisa digunakan untuk mendengarkan detak jantung bayi Anda saat usia kehamilan memasuki 8 minggu. Pada usia kehamilan tersebut, detak jantung janin biasanya akan terdengar seperti suara kuda yang tengah berlari kencang.
Cara merasakan detak jantung janin dalam kandungan lebih lanjut juga bisa dilakukan dengan fetal monitor. Selain mengetahui detak jantung janin, fetal monitor juga memiliki kemampuan untuk memantau kontraksi.
Apakah alat-alat tersebut dapat membahayakan kesehatan janin ketika dipakai? Stetoskop, pinard horn, dan fetoskop tergolong aman untuk digunakan. Sementara itu, fetal doppler mempunyai potensi bahaya jika dipakai secara berlebihan.
Di sisi lain, penggunaan alat ini dapat memengaruhi kondisi emosional dan psikologis, terlebih ketika Anda sulit atau tidak mendengar detak jantung janin. Rasa stres yang muncul tentunya tidak baik untuk kesehatan Anda dan bayi dalam kandungan.
Baca juga: Ini Detak Jantung Janin yang Normal dan Risiko Bahaya Jika Denyutnya Tidak Normal
Cara mengecek detak jantung janin tanpa alat hingga saat ini masih belum bisa dilakukan. Pasalnya, detak jantung janin di perut tidak sama dengan ibunya. Detak jantung janin tidak bisa dirasakan dengan tangan.
Ibu seringkali mengira detak jantung janin terasa di perut bawah. Padahal, ketukan atau getaran yang dirasakan di bagian sekitar perut bukanlah detak jantung melainkan gerakan bayi dalam kandungan.
Janin dilindungi cairan amnion yang cukup tebal, sehingga ketika ada gerakan itu bukanlah denyut jantung janin yang sebenarnya, melainkan hanya tendangan atau gerakan janin yang tiba-tiba.
Salah satu mitos kehamilan yang banyak beredar di masyarakat adalah anggapan bahwa jenis kelamin bayi dapat ditentukan dari beberapa tanda, seperti bentuk perut ibu hamil, detak jantung janin, ngidam makanan tertentu saat masa kehamilan, bahkan perubahan wajah.
Sayangnya, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang membenarkan berbagai mitos mengenai cara menebak jenis kelamin bayi selain melakukan pemeriksaan medis menggunakan USG.
Pada masa kehamilan, banyak hal yang dapat terjadi dan memengaruhi kondisi bayi dalam kandungan. Untuk memastikan jantung janin tetap sehat, Anda bisa menerapkan langkah-langkah seperti:
Apabila merasakan adanya keanehan pada kehamilan Anda, segera konsultasikan masalah tersebut dengan dokter. Penanganan sedini mungkin dapat menurunkan risiko kelainan pada janin Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Referensi
Artikel Terkait
Dokter sudah bisa mendeteksi kemungkinan down syndrome pada janin dalam kandungan lewat hasil USG di trimester pertama. Tes USG akan mengukur ketebalan cairan yang terletak di belakang leher bayi.
28 Sep 2023
Hamil 7 minggu adalah waktu saat banyak perubahan akan terjadi pada ibu hamil dan bayinya. Oleh karena itu, kehamilan di periode ini perlu dijaga agar pertumbuhan janin tidak terganggu.
7 Sep 2020
Ikan atau bahan lain yang mentah menjadi berbahaya karena bisa menjadi penyebab infeksi bakteri seperti Salmonella. Namun jika tetap ingin makan sushi, cara amannya adalah pilih yang olahannya matang sepenuhnya.
27 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved