5
(1)
22 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Infeksi virus marburg dapat menular dari manusia ke manusia
Table of Content
Virus Marburg dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian. Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus ebola, yaitu filovirus. Menurut WHO, tingkat kematian penyakit yang disebabkan virus ini mencapai 24-88 persen.
Advertisement
Awalnya, virus yang mewabah di benua Afrika ini disinyalir berasal dari monyet Afrika jenis green monkey. Kemudian, virus Marburg juga ditemukan pada kelelawar buah jenis rousettus aegyptiacus.
Kelelawar rousettus menyimpan virus Marburg di dalam liur, air seni, dan kotorannya. Ketika manusia melakukan kontak langsung atau mengonsumsi buah yang telah terkontaminasi, maka ia bisa terinfeksi.
Setelah terinfeksi, virus Marburg dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Anda dapat terinfeksi virus ini melalui kontak langsung dengan darah, lendir, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi.
Selain itu, infeksi virus Marburg juga dapat menyebar melalui sentuhan dengan permukaan yang telah terkontaminasi cairan tubuh orang yang terinfeksi, misalnya pakaian atau tempat tidur.
Mudahnya proses penularan ini menyebabkan banyak kasus petugas kesehatan yang ikut terinfeksi saat merawat pasien penyakit Marburg karena kontak yang erat. Masa inkubasi Marburg virus bervariasi, tapi umumnya berkisar antara 2-21 hari.
Seseorang yang terinfeksi dapat menunjukkan sejumlah gejala penyakit Marburg. Gejala-gejala yang bisa muncul juga tidak jauh berbeda dengan penyakit Ebola.
Pada hari ketiga setelah terinfeksi virus Marburg, Anda dapat mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot, diare hebat, sakit perut dan kram, hingga mual dan muntah.
Anda juga akan terlihat sangat lesu, mata cekung, dan tidak berekspresi. Ruam tidak gatal bisa muncul dalam 2-7 hari setelah timbulnya gejala.
Sekitar 5-7 hari setelah gejala awal, virus Marburg biasanya menyebabkan demam berdarah yang parah (Marburg hemorrhagic fever). Kondisi ini ditandai dengan demam tinggi dan perdarahan luar biasa dari berbagai area tubuh.
Darah segar dapat keluar melalui muntahan, feses, hidung, gusi, hingga vagina (pada wanita). Terkadang, perdarahan spontan juga terjadi pada lokasi infus atau pengambilan sampel darah.
Pada fase akhir, sekitar hari ke-15, virus Marburg dapat menimbulkan masalah pada sistem saraf pusat. Hal ini menyebabkan penderitanya kebingungan, perasaan frustrasi atau lekas marah, dan menunjukkan perilaku agresif.
Terkadang, orkitis atau peradangan pada testis pada pasien pria juga dilaporkan terjadi dalam fase ini.
Dalam kasus yang fatal, kematian umumnya terjadi pada hari ke-8 atau 9 setelah gejala muncul karena dipicu oleh kehilangan darah yang parah dan terjadinya syok. Oleh sebab itu, penyakit Marburg harus diwaspadai.
Apalagi virus Marburg diketahui dapat bertahan pada beberapa orang yang telah pulih dari penyakit ini. Virus bertahan pada bagian tertentu yang memiliki kekebalan khusus, seperti testis, bagian dalam mata, plasenta, cairan ketuban, janin, hingga ASI.
Baca Juga
Sayangnya, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan virus Marburg. Sejauh ini perawatan suportif, seperti rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala khusus, bisa meningkatkan kelangsungan hidup penderitanya.
Berbagai pengobatan potensial pun sedang dievaluasi. Di sisi lain, infeksi virus Marburg dapat dicegah dengan melakukan sejumlah tindakan, yakni:
Berbagai tindakan pencegahan di atas dapat membantu Anda terhindar dari penyakit Marburg yang mematikan. Jangan lupa juga untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin untuk menutup kemungkinan virus masuk ke badan Anda.
Jika Anda punya pertanyaan lain seputar kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Perubahan warna lidah dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan. Kenali berbagai warna lidah, dan kemungkinan kondisi yang mendasarinya.
Bercak putih pada wajah bayi seperti panu adalah tanda pityriasis alba. Risiko si Kecil bisa meningkat jika memiliki eksim. Namun tenang, mengoleskan obat berupa salep bisa menjadi cara mengatasi bercak putih ini.
Demam merupakan respons tubuh ketika terjadi infeksi virus maupun bakteri. Ketika penderita demam diberi kompres panas, hipotalamus di otak akan memberi respons untuk menurunkan suhu tubuh.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Dijawab oleh dr. Zulham Effendy
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved