Prestasi belajar anak dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
2023-03-19 22:11:33
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ilustrasi seorang murid yang tengah mengerjakan soal
Setiap orangtua pasti ingin melihat anak-anaknya meraih prestasi belajar yang baik dan sesuai harapan. Untuk menilai seorang anak berprestasi atau tidak, orangtua juga harus mengetahui indikator prestasi belajar itu sendiri dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Advertisement
Secara harfiah, prestasi belajar berarti keberhasilan atas usaha seseorang setelah belajar atau mempelajari sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang biasanya ditunjukkan lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru.
Untuk mengetahui prestasi belajar anak, ia harus mengikuti serangkaian tes untuk menguji sejauh mana ia memahami materi yang sebelumnya diberikan oleh guru. Hasil tes ini bukan hanya digunakan untuk mengukur kemampuan anak, namun seberapa jauh guru berhasil menyampaikan materi kepada peserta didiknya.
Setiap orangtua biasanya memiliki standar sendiri terhadap anak yang dikatakan berprestasi atau tidak. Namun dalam dunia akademis, prestasi belajar anak dapat dilihat dari tiga indikator, yakni dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari aspek kognitif, hal yang diperhatikan dari anak adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, maupun analisisnya. Seorang anak dikatakan mencapai prestasi belajar yang baik bila memenuhi indikator, seperti:
Ranah afektif dalam indikator prestasi belajar mencakup sikap yang ditunjukkan oleh anak selama masa pembelajaran. Dalam prakteknya, anak-anak yang berprestasi akan menunjukkan sikap menerima materi yang disampaikan dengan baik, memberi respons, menghargai orang lain, mampu bekerja secara kelompok, dan menunjukkan karakter yang kuat dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek ini mencakup keterampilan fisik yang ditunjukkan oleh anak-anak selama masa pembelajaran. Anak yang dikatakan berhasil mencapai prestasi belajar yang baik mampu akan mampu mengoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya, serta mengucapkan, membuat mimik, dan gerakan jasmani lainnya.
Baca Juga
Indikator prestasi belajar anak di atas bukan hanya dipengaruhi oleh mau atau tidaknya anak-anak belajar di sekolah atau mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Banyak faktor yang memengaruhi prestasi ini, baik dari faktor internal maupun internal.
Faktor internal berkaitan dengan kondisi anak itu sendiri, baik secara jasmani maupun psikologis. Dari segi jasmani, prestasi belajar anak sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan anak, ada atau tidaknya cacat tubuh yang dideritanya, maupun lelah atau tidaknya anak saat menerima materi dari guru.
Sedangkan dari segi psikologis, banyak hal yang memengaruhi prestasi belajar anak, seperti tingkat intelegensi, perhatian, minat, bakat, hingga motivasi anak itu sendiri. Orangtua juga harus mempertimbangkan faktor kematangan dan kesiapan anak dalam menerima pelajaran.
Faktor eksternal berhubungan dengan kondisi di luar tubuh anak, seperti keluargan, lingkungan sekolah, maupun kondisi masyarakat di sekitarnya. Dari segi keluarga, prestasi belajar anak sangat bergantung pada cara orangtua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, hingga latar belakang kebudayaan.
Dari segi sekolah, metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, lamanya waktu bersekolah, hingga ada atau tidaknya pekerjaan rumah sangat berpengaruh. Sedangkan faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, paparan media massa, dan teman bermain.
Prestasi belajar anak mungkin menonjol di beberapa aspek, namun lemah di aspek lainnya. Hal ini adalah normal karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Selama ini, tes IQ anak dinilai sebagai gambaran dari kecerdasan Si Kecil. Padahal, faktanya tidak demikian. Lantas, apa sebenarnya fungsi tes ini?
Full day school adalah strategi pendidikan yang dilakukan untuk memperpendek waktu anak berada di luar sekolah. Meski dianggap efektif, strategi ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saat anak tidak naik kelas, jangan sampai ia putus asa. Motivasi dirinya dengan berbagai cara, seperti membuat rutinitas belajar hingga mendaftarkannya les tambahan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved