Indeks massa tubuh bisa digunakan untuk memperkirakan risiko penyakit yang terkait obesitas. Namun perlu perpaduan dengan cara pengukuran lain agar Anda bisa mendapatkan perkiraan kadar lemak tubuh yang lebih akurat guna memprediksi risiko penyakit.
24 Sep 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Pertahankan indeks massa tubuh Anda agar selalu normal
Table of Content
Indeks Massa Tubuh atau IMT adalah hasil penghitungan ukuran tubuh kita. Menentukan angka IMT dilakukan dengan melihat berat badan dan tinggi badan seseorang.
Advertisement
Hasil perhitungan indeks massa tubuh digunakan untuk memperkirakan apakah seseorang memiliki berat badan yang dianggap ideal dan sehat sesuai tinggi badannya.
Penggunaan IMT dalam dunia kesehatan adalah sebagai salah satu alat deteksi yang bisa menandakan apakah berat badan seseorang termasuk normal, kurang, kelebihan, atau bahkan obesitas. Kekurangan dan kelebihan berat badan sama-sama membawa risiko kesehatan.
Mereka yang kelebihan berat badan dan obesitas risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan gangguan kardiovaskular. Sedangkan seseorang yang berat badannya kurang atau di bawah batas ideal berisiko mengalami malnutrisi, osteoporosis, dan anemia.
Kategori indeks massa tubuh untuk menentukan ukuran tubuh kita adalah sebagai berikut:
Ini adalah indikasi bahwa seseorang mengalami kekurangan berat badan. Jika memang sulit untuk menambah berat badan, sebaiknya konsultasi ke dokter ahli gizi.
Angka ini mengindikasikan bahwa Anda berada dalam kategori berat badan ideal sesuai tinggi badan Anda. Mempertahankan IMT di kategori ini akan mengurangi risiko terkena penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
Angka ini menandakan bahwa Anda kelebihan berat badan. Mengatur pola makan agar lebih rendah kalori serta olahraga secara rutin bisa menjadi cara menurunkan berat badan ke kategori ideal.
Ini mengindikasi bahwa Anda mengalami obesitas. Jika berat badan tidak dikurangi, risiko Anda untuk terkena berbagai gangguan kesehatan akan meningkat.
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi untuk menyusun rencana penurunan berat badan secara sehat.
Angka-angka yang mengkategorikan indeks massa tubuh di atas bisa Anda dapatkan dengan rumus di bawah ini:
Berat Badan (kilogram) : [Tinggi Badan (meter) x Tinggi Badan (meter)] = IMT
Ini berarti, berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.
Berikut contoh pehitungan IMT untuk orang dengan berat badan 65 kg dan tinggi 170 cm (1,7 m):
65 kg : (1,7x1,7 m) = 22,4
Angka IMT 22,4 menandakan bahwa orang tersebut termasuk dalam kategori berat badan ideal.
Indeks massa tubuh memang cukup efektif digunakan untuk mendapatkan tujuannya sebagai alat ukur, yaitu mengukur rata-rata obesitas pada suatu populasi. Cara penentuan kategori obesitas dengan indeks massa tubuh ini memiliki rumus yang sederhana, tidak mahal, serta hasil yang relatif tepat.
Lewat indeks massa tubuh, para ilmuwan di dunia medis menjadi lebih mudah untuk mengumpulkan data, melihat tren perubahan berat badan pada suatu populasi, mengamati bagaimana perubahan pola makan di suatu populasi tertentu berkaitan dengan berat badan, dan sebagainya.
Pengukuran indeks massa tubuh juga mempermudah para dokter dan peneliti bidang kesehatan untuk memperkirakan risiko penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas pada pasien mereka. Misalnya, diabetes, hipertensi, dan sakit jantung.
Di samping kelebihannya, pengukuran indeks massa tubuh juga memiliki kekurangan berikut ini:
Karena pengukuran hanya dilakukan berdasarkan tinggi badan dan berat badan, IMT luput memperhitungkan asal berat badan tersebut. Misalnya, dari otot atau lemak.
Ada kasus-kasus di mana indeks massa tubuh tergolong normal, tapi orang-orang tersebut sesungguhnya memiliki kelebihan kadar lemak dalam tubuhnya. Meski tidak gemuk, sebagian besar jaringan tubuh tetap terdiri dari lemak. Contohnya, orang dengan indeks massa tubuh normal, namun berperut buncit.
Lemak perut yang berlebihan hingga lingkar pinggang melebihi 80 cm bagi wanita Asia dan 90 cm bagi pria Asia, juga meningkatkan risiko terkena penyakit yang berkaitan dengan obesitas. Walau tidak sampai kelebihan berat badan, kondisi kadar lemak tubuh berlebih tetap saja bisa mempertinggi kadar lemak dalam darah dan meningkatkan tekanan darah.
Indeks massa tubuh juga berpotensi melebih-lebihkan risiko kesehatan yang dihadapi seseorang dengan massa otot yang banyak. Orang yang melatih ototnya serta para atlet biasanya memiliki kadar lemak tubuh sedikit dengan massa otot yang tinggi.
Karena massa otot lebih berat daripada lemak, pengukuran IMT terkadang mengkategorikan mereka sebagai kelebihan berat badan.
Hal lain yang luput dari penghitungan IMT adalah jenis lemak. Orang yang memiliki banyak lemak subkutan di bawah kulit akan cenderung terlihat gemuk. Padahal, yang sebenarnya yang lebih berbahaya bagi kesehatan adalah lemak visceral yang terdapat dalam perut dan di sekitar organ-organ dalam.
Bisa saja sekelompok orang yang sama-sama masuk kategori kelebihan berat badan berdasarkan IMT, memiliki risiko kesehatan yang berbeda jika jenis lemak tubuhnya juga berbeda.
Baca Juga
Supaya pengukuran bentuk tubuh dan perkiraan risiko masalah kesehatan lebih tepat, indeks massa tubuh saja tak cukup. Pengukuran ini mesti dipadukan dengan pengukuran lain.
Selain berusaha agar IMT berada di kategori ideal, pastikan juga lingkar pinggang Anda masuk kategori ideal sesuai jenis kelamin. Seperti yang telah disebutkan di atas, lingkar pinggang maksimal adalah 80 cm untuk wanita Asia dan 90 cm untuk pria Asia.
Ketika berat badan naik atau turun, perhatikan pula perubahan ukuran lingkar tubuh dan perkiraan kadar lemak tubuh yang bisa diukur dengan skin fold caliper.
Dengan perpaduan tersebut, indeks massa tubuh akan lebih tepat dalam memperkirakan risiko kesehatan akibat obesitas. Anda bisa mendiskusikannya dengan dokter agar lebih akurat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penurunan berat badan ekstrem atau kaheksia merupakan kondisi jangka panjang pada penderita penyakit kronis, seperti kanker dan AIDS. Bagaimana mengatasinya?
Tidak semua orang tahu, obesitas yang dapat memicu beragam penyakit mematikan, bermula dari penumpukan body fat atau lemak tubuh. Untuk menghindarinya, Anda bisa mulai dengan mengetahui cara menghitung body fat, lho!
Busung lapar adalah penyakit gizi buruk yang sudah sangat parah. Anak dengan busung lapar berisiko mengalami gangguan fisik dan mental permanen, bahkan kematian.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved